Gempabumi tektonik berkekuatan magnitudo 6.2 terjadi pada 16 November 2016 pukul 22:10:11 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis pusat gempabumi berada pada koordinat 9.32 LS dan 113.12 BT, yaitu 127 kilometer sebelah tenggara Malang, Jawa Timur. Kedalaman pusat gempabumi 69 kilometer.
Guncangan gempabumi dirasakan luas, yaitu IV-V MMI di Kuta, III-IV MMI di Karangkates, III-IV MMI di Jember, III MMI di Denpasar, II MMI di Bantul, II MMI di Trenggalek, II MMI di Sawahan, III-IV MMI di Malang, III-IV MMI di Kepanjen, IV MMI di Lumajang, III MMI di Blitar dan IV MMI di Gianyar. Spektrum getaran luas ini disebabkan posisi hiposenter gempabumi berada pada kedalaman menengah yaitu 69 kilometer dan kekuatan gempabumi yang besar.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Sanglah Denpasar, Asrori, menjelaskan penyebab gempabumi adalah aktifitas subduksi atau penyusupan lempeng tektonik Indo-Australia di bawah lempeng tektonik Eurasia pada zona benioff di sebelah selatan Pulau Jawa. Pola patahan gempabumi ini adalah mekanisme patahan oblique thrust fault (patahan naik miring).
Hingga pukul 08:00:00 WIB, Stasiun Geofisika BMKG Sanglah Denpasar mencatat empat kali gempabumi susulan, Magnitudo (M) 4.0 pukul 22:25:23 WIB, M = 3.7 pukul 22:25:24 WIB, M =4.3 pukul 01:09:32 WIB tanggal 17 November 2016 dan 01:14:40 WIB tanggal 17 November 2016.
Hasil analisis percepatan tanah Stasiun Geofisika BMKG Sanglah Denpasar menunjukkan getaran terkuat tercatat oleh sensor yang berada di Denpasar, Bali dengan nilai maksimum 14,623 gals, kemudian disusul oleh rekaman di STAMET Banyuwangi dengan nilai maksimum 10,821 gals, sensor pencatat di Banyuwangi (BAME) mencatat dengan nilai maksimum 9.388 gals, selanjutnya STAMET Selaparang Mataram dengan nilai maksimum 6,790 gals, sensor pencatat di Bukit Rangda Tabanan mencatat dengan nilai maksimum 6,470 gals.
Bahkan, sensor pencatat di STAMET Sumbawa Besar mencatat nilai maksimum percepatan tanah dengan nilai 2,070 gals, di mana jarak sensor dengan pusat gempabumi mencapai 490 kilometer. Nilai percepatan tanah maksimum yang lebih besar di Denpasar dibandingkan dengan di Banyuwangi disebabkan oleh pola patahan gempabumi yang melibatkan arah gaya pressure dan tension serta jenis batuan yang berbeda.
Gempabumi ini tidak berpotensi Tsunami, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan hanya menerima informasi yang dirilis oleh BMKG. BMKG Sanglah Denpasar dapat dihubungi via telepon di 0361 226157 atau 0361 4744997. [b]