Catatan BPS Provinsi Bali, ada 5 jenis tanah yang tersebar di seluruh wilayah Bali. Salah satunya jenis tanah regosol. Jenis tanah ini meliputi 39,93 persen dari luas Pulau Bali. Terdapat di bagian timur Amlapura sampai Culik. Tanah regosol juga terdapat di Pantai Singaraja sampai Seririt, Bubunan, Kekeran di sekitar Danau Tamblingan, Buyan, dan Beratan, sekitar Hutan Batukaru. Sisanya terdapat di di Pantai Selatan Desa Kusamba, Sanur, Benoa, dan Kuta. Regosol maupun latosol merupakan jenis tanah yang sangat peka terhadap erosi.
Oka Agastya, Wakil Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bali mengungkapkan perlu banyak pertimbangan dalam pembuatan subway di Bali. “Secara geologi memang daerah selatan Bali bisa dilakukan pembuatan subway dengan pastinya banyak pertimbangan seperti potensi bencana likuifaksi, banjir, gempa,” ungkap Oka pada Rabu, 7 Agustus 2024.
Meskipun bisa dibangun, bagi Oka ancaman bencana di wilayah Bali selatan harus diperhatikan serius. Menurutnya, konstruksi pembangunan butuh kajian mendetail terutama dari sisi kondisi geoteknik. Oka juga menjelaskan perbandingan subway/MRT/LRT di Jakarta dengan rencana subway di Bali. Menurutnya, subway Jakarta dibangun jauh dari ancaman generator gempa besar. Sedangkan di Bali Selatan, ancamannya berupa gempa megathrust dan potensi tsunami.
Selain itu, hal yang membuat Oka penasaran, apakah studi kelayakan dan data analisis dampak lingkungannya tersedia untuk publik. “Saya sempat melihat yang di BaleBengong dan masih penasaran apakah ada open data terkait studi kelayakannya dan data analisis dampak lingkungannya,” lanjutnya.
Menurut IGW Samsi Gunarta, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, dokumen studi kelayakan sudah ada, tetapi amdalnya belum. “Studi kelayakan sudah. Amdal biasanya berproses setelahnya,” tulisnya singkat melalui pesan WhatsApp. Samsi melanjutkan dokumen studi kelayakan dikerjakan oleh pemrakarsa proyek, “saat ini PT SBDJ sedang menguruskan penyiapan dokumen-dokumen yang diperlukan.”
Tanah Regosol merupakan salah satu sub jenis tanah entisol. Tanah jenis ini berasal dari pelapukan material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili. Jenis tanah ini belum mengalami perkembangan sempurna. Sifat tanah seperti ini sulit untuk menampung air, sehingga tidak semua tanaman cocok ditanam pada tanah ini.
Tanaman yang cocok untuk tanah ini adalah jenis palawija, tembakau dan beberapa jenis buah-buahan yang tidak terlalu memerlukan air. Semua jenis tanah dapat diidentifikasi melalui ciri- ciri fisik yang dimilikinya. Seperti tanah lainnya, tanah regosol juga mempunyai beberapa ciri fisik. Beberapa ciri fisik yang dimiliki jenis tanah regosol antara lain sebagai berikut :
- Mempunyai butiran – butiran kasar.
- Belum menampakan adanya lapisan horizontal.
- Mempunyai variasi warna yakni, merah, kuning, coklat kemerahan, serta coklat kekuningan.
- Peka terhadap erosi.
- Kaya unsur hara.
- Cenderung gembur.
- Mampu menyerap air yang tinggi.
Selain tanah regosol, di Bali tersebar jenis tanah latosol sebarannya 44,90 persen dari luas Pulau Bali. Jenis tanah ini tersebar dari barat sampai Kalopaksa, Petemon, Ringdikit, dan Pempatan, di sekitar Gunung Penyu, Gunung Pintu, Gunung Juwet, dan Gunung Seraya. Tanah latosol sangat peka terhadap erosi. Tipe tanah lainnya yaitu andosol terdapat di sekitar Baturiti, Candikuning, Banyuatis, Gobleg, Pupuan, dan sebagian kelompok hutan Gunung Batukaru, tipe tanah ini peka terhadap erosi.
Sedangkan, jenis tanah yang kurang peka terhadap erosi yaitu jenis tanah mediteran yang tersebar di Bukit Nusa Penida dan kepulauannya, Bukit Kuta, dan Prapat Agung. Serta tanah aluvial yang terdapat di di dataran Negara, Sumber Klampok, Manggis, dan Angantelu.