• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Thursday, September 28, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Inikah Even Musik dan Clothing Bali Terbesar?

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
1 April 2016
in Berita Utama, Musik
0 0
0

926373_590360137788339_1810950416_n

Sejumlah panggung sudah berdiri di Gedung Olahraga Ngurah Rai, Denpasar, Bali.

Tenda-tenda putih stan merek-merek fashion indie sudah riuh ketika pengusahanya tengah menata produk mereka. Bersiaplah untuk Paradise Island Clothing Association (PICA) Festival 2016.

PICA Festival akan diadakan mulai hari ini, Jumat (1/4).

Mobil-mobil dengan sticker besar bertuliskan nama-nama merk clothing dengan lini utama kaos ini terlihat parkir di pinggiran jalan Melati, lokasi GOR Ngurah Rai, Denpasar lokasi perhelatan industri kreatif fashion indie terbesar di Bali ini. Panitia menargetkan tahun ini omzet penjualan selama event tiga hari, 1-3 April ini meningat jadi Rp 4 milyar.

Karena belum berlangsung, artikel ini hanya merangkum hasil jumpa pers PICA Fest lusa lalu. Kabarnya ini juga jumpa wartawan resmi pertama yang dihelat sejak 2014, tahun pertama event ini.

Halnya harapan umum, panitia berharap event ini lebih besar dengan penonton lebih banyak, band dan brand yang makin memikat. Kolaborasi musik dan fashion dari Bali ini diharapkan menjadi industri kreatif yang meyakinkan. Tak hanya berkiblat pada pemasaran pariwisata melulu. Gampangannya, eh anak muda jani jangan hanya bercita-cita atau mau dipaksa jadi pegawai hotel dan PNS. Mungkin begitu.

Tahun lalu penonton diklaim sekitar 35 ribu. Tahun ini harga tiket masuk dipatok Rp 15 ribu per hari. Harga tiket itu termasuk murah dengan banyaknya hiburan dan inisiatif yang akan diperlihatkan ke publik. Akan ada 60 band genre pop, metal, dan elektromusik digilir selama 3 hari. Juga 66 brand menempati 100 stan.

Panitia membangun 3 panggung, Subali Stage pada Jumat memanggungkan Bali Extreme Drummer, Garden Groove, Tol Band Tol, Pygmy Marmoset, Teman Sebangku, dan Endah N Rhesa.

Pada hari pertama, di Hanoman Stage ada 12 band mulai sore yakni Anaztesia, Suitcase for Kennedy, White Rose, The Brews, Human Autopsy, The Cat Rolls, Bersimbah Darah, Suicidal Sinatra, The Crotochip, Devildice, Rocket Rockers, dan Rajawali Ingkar Janji.

Sayangnya website Picafest.com belum update untuk event tahun ini. Belum ada jadwal dan pengisi acaranya. Bisa dicek di instagramnya @pica_fest.

 

1515549_948216845291470_1922205030_n

Bayangkan saja pameran aneka fashion yang akan hilir mudik dari pengunjung, pengusaha distro, dan musisi dengan brandnya serta merek lain yang didukungnya. Sayangnya dalam jumpa pers tak diperkenalkan merek apa saja yang akan mengisi dan apa suara yang digelorakan. Jadi, silakan buka mata dan catat brand yang membuatmu histeris di PICA Fest.

Yudistira salah satu panitia yang menjelaskan event ini mengatakan sejumlah merek sudah bersaing dengan merek premium. “Brand kita sidah menyaingi brand internasional,” katanya.

Salah satu band pop yang akan manggung di hari pertama, Endah and Rhesa menyebut industri kreatif di Bali sudah tak berpotensi lagi tapi bisa hidup dan berdiri sendiri. Band dan clothing saling memengaruhi. “Kedekatan band dengan clothing nomor satu. Karena pembajakan, tak bisa mengandalkan CD saja. Daya beli sangat berkurang,” papar Endah yang kerap mengajak diskusi industri kreatif saat manggung.

Ia mencontohkan  sejak 2009 bandnya membuat kaos, hasil lumayan dan dijual saat konser. “Tak alih profesi karena sejalan dengan karier kami. Band Deadsquad  bisa menghasilkan Rp 100-150 juta per tahun tanpa harus manggung,” gugahnya lagi.

Personil band Painfull by Kisses, Febry yang juga unjuk bicara berharap pemerintah mendukung dengan menyediakan tempat yang nyaman untuk pengunjung. Menurutnya saat ini Bali belum punya tempat besar pertunjukkan dan pameran produk. “Cukup izin dipermudah dan biaya sewa terjangkau,” imbuhnya.

Ia sudah mengecek areal Bali Creative Centre yang baru beberapa tahun ini dibangun di Tohpati dan menurutnya kurang pas dan luas untuk event ini. Tahun lalu saja, menurutnya kendaraan banyak parkir di Jalan Suli saking ramenya pengunjung. [b]

Tags: bisnis clothing di baliindustri kreatif di balipica fest
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Pica-Fest-2017

PICA Fest 2017, Pesta Clothing Terbesar di Bali

28 February 2017
Enam Alasan Harus Berkunjung ke PICA Fest

Enam Alasan Harus Berkunjung ke PICA Fest

3 April 2016
Next Post
Dialog Lintas Agama yang Mulai Jarang

Dialog Lintas Agama yang Mulai Jarang

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023
Hari kedua MFW4 Youth Jury Camp 2018

Minikino Film Week 9: Menyaksikan Komedi tidak Biasa

26 September 2023
Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
Pemprov Bali Harus Segera Penuhi Kebutuhan Warga

Mengapa Sengketa Adat di Bali Begitu Rumit?

25 September 2023

Kabar Terbaru

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023
Hari kedua MFW4 Youth Jury Camp 2018

Minikino Film Week 9: Menyaksikan Komedi tidak Biasa

26 September 2023
Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In