Oleh Luh De Suriyani
Gubernur Bali Made Mangku Pastika sepakat dengan Komponen Rakyat Bali (KRB) Menolak RUU Pornografi yang akan disahkan DPR.
“RUU ini bertentangan dengan UUD dan Pancasila. Kan tinggal memperbaharui pernyataan gubernur sebelumnya soal penolakan RUU ini pada 2006 lalu,” kata Pastika di depan sekitar 2000 orang peserta longmarch Aksi Budaya penolakan RUU yang dulunya bernama RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi Selasa hari ini, Selasa (23/9).
KRB dalam aksi budayanya kali ini menjemput Ketua DPRD Bali di kantornya untuk turut serta dalam barisan aksi. Ketua DPRD Bali dan Gubernur kemudian disandingkan untuk meminta kepastian sikapnya atas RUU ini.
RUU Pornografi telah mendapat penolakan dari sejumlah daerah seperti masyarakat Jogjakarta, Sulawesi Utara, dan Papua. Salah satu alasannya, RUU ini menentukan standar moral yang sangat bias penafsirannya.
“Di Bali, tubuh lebih banyak dilihat sebagai simbol estetik bukan sensualitas,” ujar Sugi Lanus, budayawan Bali yang mengawal pembahasan RUU ini di Jakarta.
Masih banyak isi RUU ini yang diprotes seperti cenderung mengkriminalkan perempuan sebagai objek seks, definisi pornografi dan materi seksualitas yang multi tafsir, dan pembatasan kebebasan berekspresi.
Karena itu, hampir sebagian peserta aksi kemarin di Renon, Denpasar adalah seniman. Mulai seniman tradisional sampai rocker. Seperti gitaris Balawan, Geeks Smile, Sekaa Bona Alit, Kelompok Seniman Buleleng, Sekaa Joged Bumbung, Jerinx-SID, Ardan, Ed Eddy and Residivis, dan lainnya.
Seniman-seniman ini giliran mengekspresikan kegusarannya pada RUU Pornografi ini lewat musikalisasi puisi, nyanyian, puisi, dan tarian.
Sampai kini Pansus RUU tentang Pornografi DPR RI terlihat belum memahami makna aksi-aksi penolakan ini. Ada perbedaan sudut pandang yang sangat lebar melihat RUU ini antara pihak pro dan kontra. Seperti terlihat dalam berbagai talkshow di televisi, Pansus DPR meyakini RUU ini adalah alat untuk menertibkan moral masyarakat.
Sementara KRB misalnya menyatakan RUU ini melihatnya dari perspektif sosial dampak jangka panjang produk hukum ini dalam upaya menegakkan moral itu. “Pendekatan RUU Pornografi semata-mata memandang tubuh sebagai isu moral dan tidak sensitif terhadap keberagaman masyarakat Indonesia yang multikultur dalam memandang tubuh dan ketelanjangan,” ujar Sugi.
Titik temu saja belum berhasil dirajut, bagaimana kesepahaman itu muncul. Entahlah, dalam kondisi seperti ini sepatutnya Presiden SBY mampu menjembataninya. [b]
kita bisa berdemo dan menolak sampai nunggingpun, tidak bakal ada gunanya, saya yakin ruu pornografi akan disahkan oleh dpr.
saya kutip tanggapan bapak gubernur mangku pastika : jika uu pornografi disahkan, maka aparat penegak hukum akan kesulitan menegakkannya. apabila hal ini terjadi maka uu tersebut akan mati dengan sendirinya.
saya sangat menghargai bapak pastika, sayangnya dalam hal ini beliau salah persepsi.
saya tidak kuatir kepada penegak hukum ( polisi ), sebab saya yakin, selama tidak bersalah, pasti tidak bakal diganggu oleh polisi. saya anggap polisi adalah sahabatku dan penolongku.
yang saya sangat kuatirkan adalah pkd ( polisi karepe dhewek ), macam fpi dengan panglimanya habib rizieq. mereka ini adalah manusia2 yang kurang kerjaan. jika mereka mengendus kesempatan untuk berbuat onar, yang dilandasi oleh undang2, maka mereka akan merajalela tambah buas.
sampai detik ini polri masih sangat sungkan terhadap fpi.
kepada siapakah kita berlindung jika dizalimi oleh orang2 bersorban.
duh… kok wakil – wakil rakyat kita itu gabeng2 sekali ya… masa ga liat ini RUU udah bawa bibit2 perpecahan, kok yo masih mau diterusin…
kalo kaya gini, bener kata bli nyoman oken, kayana mpe bedarah2 pun kita ngomong, mereka tetep keukeuh bakal mensahkan ini RUU. Kalo dah kaya gitu, kita – kita ini ga tau lagi mesti gimana bertindak.
Begini ini kalo mayoritas selalu merasa benar, benar karena mayoritas 🙁
RUU cacat begitu kok masih mau disahkan, RUU kok multitafsir… nanti tafsir siapa yang akan dijadikan kiblat :-/
Hati2 diselipi kepentingan politik. Apalagi deket2 dengan pilpres 2009. Pikirkan lagi untuk bali yang berbudaya.