Serangkaian program kuratorial dan mentorship intensif untuk kurator muda dari Bali dan Indonesia Timur diadakan secara daring selama 3 bulan dari 17 September – 17 Desember 2021. Residensi kuratorial akan menawarkan kelas mingguan, lokakarya, dan bimbingan oleh praktisi seni multidisiplin terkemuka di Indonesia yang ahli di bidangnya, memahami konteks lokal wilayah Bali dan Indonesia Timur, sekaligus berwawasan global. Program ini juga akan diselingi dengan kunjungan studio virtual dan presentasi komunitas seni dan kreatif aktif yang berbasis di Bali dan Indonesia Timur.
Terstruktur secara dinamis dengan tema-tema kreatif dan inovatif sejak tahun 2017, program DenPasar Art+Design (DPS) yang dipersembahkan oleh CushCush Gallery terus berkembang setiap tahun sejak penyesuaian orientasi di tahun 201. Menekankan pada kegiatan peningkatan kemampuan untuk menanggapi mata rantai yang hilang dalam kesenian lokal dan ekosistem kreatif.
“Sebagai wadah kreatif mandiri yang berbasis di Bali, kami sangat senang melihat perkembangan program DPS hingga seperti sekarang ini, dan berterima kasih kepada banyak pihak yang bekerja tanpa lelah sejak awal. Melihat ke belakang, DPS adalah aspirasi kami untuk menyuarakan suara dan harapan yang muncul dari kaum muda, menuju masa depan kita bersama yang lebih baik. Tahun ini, kami sangat bersyukur mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk DenPasar2021: Rising SEA,” ujar Suriawati Qiu, Direktur CushCush Gallery.
Tahun ini, DPS hadir dengan semangat berbagi dan belajar dalam format residensi kurator intensif untuk memberdayakan kurator muda yang sedang berkembang di Bali dan Indonesia Timur. Fokus pada wilayah Bali dan Indonesia Timur adalah upaya untuk menyoroti pentingnya perspektif unik dan relevan yang berakar dalam pada kearifan dan budaya lokal, sambil bergeser dari pendidikan kuratorial formal konvensional di lembaga seni yang banyak ditemukan di Jawa.
DenPasar2021: Rising SEA telah resmi di buka pada tanggal 17 September 2021 oleh Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
“Salah satu masalah ketika saya menjadi pengajar di Institut Kesenian Jakarta untuk kelas sejarah seni rupa, adalah narasi yang masih terpusat di Jawa. Kita memang kekurangan sumber informasi mengenai perkembangan seni rupa di wilayah lain terutama di Indonesia Timur. Oleh karena itu program ini menjadi sangat penting sebagai upaya untuk membuka akses dan melibatkan lebih banyak pelaku seni dari Bali dan Indonesia Timur. Semua itu tidak akan terwujud jika hanya diperankan oleh Kemendikbudristek, tentunya dibutuhkan kerja sama dan dukungan dari masyarakat, komunitas, lembaga dan pemangku kepentingan lainnya. Kami berharap, program ini dapat memberikan pengetahuan kuratorial dan wawasan lainnya yang mumpuni bagi para kurator muda ataupun pelaku seni di Bali dan Indonesia Timur,” jelas Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek.
DPS 2021 bertemakan “Rising SEA” mengakui Indonesia sebagai negara kepulauan yang dihubungkan oleh laut yang masyarakatnya berusaha untuk berkembang maju, sekaligus menekankan kenaikan permukaan air laut dan isu-isu lingkungan lainnya yang perlu segera diselesaikan bersama. Mengusung tema “Rising SEA”, DPS 2021 merangkul pulau-pulau tetangga Bali untuk menjalin hubungan dengan komunitas kreatif yang aktif di masing-masing daerah dan mengundang para calon peserta yang dinominasikan oleh komunitas untuk menjadi bagian dari DenPasar2021: Rising SEA.
Peserta terpilih adalah Armin Septiexan (Kupang, NTT), Awaluddin Ahmad (Gorontalo, Sulawesi), Christyn Piorin Salima Wulogening (Larantuka, NTT), Eka Putra Nggalu (Maumere, NTT), Kadek Wiradinata (Bali), Ni Putu Sridiniari (Bali), Ni Wayan Penawati (Bali), Ni Wayan Satiani Pradnya Paramita (Bali), Ramses Puhili (Papua), Remsky Nikijulluw (Ambon, Maluku), Theizard Saiya (Ambon, Maluku), Wicitra Pradnyaratih (Bali) and Zefriyandi Ali (Gorontalo, Sulawesi). Di samping itu, ada beberapa peserta undangan yaitu Asro Suardi (Padang Panjang, Sumatera Barat), Haris Zulfikar (Brebes, Jawa Tengah), Kurniasih Zaitun (Padang Panjang, Sumatera Barat) and M Rizky Kadafi (Lampung, Sumatera Selatan).
Dengan kurikulum yang didesain dan dikurasi berdasarkan keresahan para peserta DPS 2021 dalam konteks lokal mereka, banyak kelas daring di DenPasar2021: Rising SEA akan dibuka untuk umum untuk partisipasi masyarakat yang lebih luas, yang selanjutnya menyoroti semangat berbagi dan belajar bersama di program DenPasar Art+Design.
DenPasar2021: Rising SEA bertujuan untuk membuka wawasan baru bagi calon praktisi seni budaya di Bali dan Indonesia Timur, sehingga ke depannya menjadi agen pendidik di daerahnya masing- masing, dengan mengembangkan pemahaman kuratorial seni dengan perspektif unik dan konteks lokal yang kuat. Dengan pemikiran tersebut, DenPasar2021: Rising SEA dirancang untuk menumbuhkan seni yang inklusif dan ekosistem kreatif berdasarkan semangat ‘Gotong Royong’ yang khas Indonesia, sehingga menciptakan ketahanan budaya berbasis lokal dengan perspektif global.
“Dengan mengikuti program inkubator DenPasar2021: Rising SEA ini peserta akan belajar untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelebihan budaya dan sejarah masyarakatnya, sehingga bisa merancang program yang berbasis pada kekuatan tersebut. Dengan demikian maka program kesenian yang dibuat bisa memperkaya kebudayaan Nusantara,” ungkap FX Harsono, Program Advisor.
Mentor dan Pembicara
Program DenPasar2021: Rising SEA akan mencakup berbagai area topik pembahasan; mulai dari definisi, konteks, dan praktik kuratorial seni rupa, perkembangan seni rupa kontemporer di Indonesia, tinjauan dan kritik seni, pendidikan seni formal dan informal, juga dilengkapi dengan lokakarya perumusan gagasan kuratorial dan manajemen pameran.
Mentor dan pembicara terdiri dari seniman, praktisi seni rupa, kurator, akademisi, antropolog dan peneliti terkemuka Indonesia antara lain: FX Harsono, Asmudjo Jono Irianto, Farah Wardani, Bianca Winataputri, Bayu Genia (Galeri Nasional Indonesia), Made Susanta, Manshur Zikri, I Ngurah Suryawan, I Wayan Seriyoga Parta, Enrico Kondologit, dan Wulan Dirgantoro.
Kunjungan studio dan presentasi komunitas oleh Mangku Muriati, Made Bayak, Jatiwangi Art Factory, Komunitas Pasirputih, dan Forum Sudut Pandang.
Workshop difasilitasi oleh Agung Hujatnika dan Vicky Rosalina.