Bagaimana cara orang dari luar Bali jika ingin memberi bantuan?
Kemarin, 25 September 2017, seorang teman pekerja seni yang tinggal di Bali menyebarkan informasi lewat grup Whatsapp. Grup itu berisi berbagai macam orang yang tinggal di berbagai tempat dari Yogyakarta sampai Jakarta, dari Sulawesi sampai entah. Isinya tentang kebutuhan bantuan bagi para korban keadaan Gunung Agung.
Setelah ada candaan tentang iklan penerimaan kerja di Pertamina, ia keluar. Saya kemudian coba menghubunginya. Kalimat pamitan yang ia ucapkan di grup itu tentu bisa dimaknai bermacam-macam bagi orang yang juga beragam. Namun, Gunung Agung mungkin hanya bisa dimaknai oleh orang yang berada di dekatnya.
Maka saya coba “mendekat” dengan informasi yang diberikannya.
Kepada kawan bernama Johan Didik yang anaknya sekolah dan berkehidupan di Bali, saya bertanya bagaimana cara memberi bantuan jika tak ada alamat atau tujuan untuk transfer dana. Untuk yang terakhir, awalnya ia menolak karena takut dengan pertanggungjawabannya. Ia juga berkata kalau ia sudah meminta para sukarelawan untuk berhenti mengamen di jalanan.
Dari situ saya melihat keikhlasannya berjuang bersama teman-temannya, buat Bali.
Namun, saya tetap kekeh tentang bagaimana cara orang dari luar Bali jika ingin memberi bantuan. Akhirnya saya terhubung dengan Dhika Aji. Dia kemudian menyertakan alamat pengiriman barang yang dikelola oleh istri Johan dan Dhika sendiri untuk urusan keuangan yang pada sore itu sedang persiapan untuk pentas di Denpasar.
Dari Yogyakarta yang pernah diletusi Gunung Merapi pada tahun 2010 lalu, Iqbal Tuwasikal yang juga seorang pelaku seni dan inisiator Masker Heroes coba meluangkan waktunya di sela-sela pekerjaan panggungnya di dekat Malioboro. Kami berempat kemudian bertukar pikir lewat grup WA yang dibuat olehnya.
Sejak tadi malam, selain kata-kata, juga berseliweran di WA gambar rapat relawan di pinggir jalan yang kata Johan terdiri dari seniman, pegawai, pengangguran, dan geng motor gagal (gagal bayar cicilan), pecinta vape, pecinta burung, dan pecinta anjing, dan gambar penyerahan bantuan.
Adapun agenda kemarin, mereka mendistribusikan bantuan ke Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng untuk membantu sekitar 100 warga di sana.
Ini adalah daftar tujuan bantuan yang sementara mereka punyai:
- Jl Mayadapada Kampial (30 Pengungsi)
- Posko Klungkung (Belum ada data)
- Tianyar Karangasem (Belum ada data)
- Posko Telagatawang, Sidemen, Karangasasem (854 pengungsi)
- Antiga Kelod bengkel (77 pengungsi)
- Desa Gegelang (224 pengungsi)
Maaf, saya hanya bisa menyumbang tulisan ini dari sebuah café di Yogyakarta di mana baristanya bercerita ke saya bahwa “kumpinya” di Karangasem tidak mau mengungsi, khawatir ternaknya dicuri.
Ini mungkin persis dengan cerita di Yogyakarta tujuh tahun lalu.
Bagi Anda yang ingin mengirimkan bantuan, bisa disalurkan lewat Posko Angin Tenggara:
1. Nurhamsiah
Perum Diamond Residence No.6 Jl. Kor Jimbaran II Taman Jimbaran-Jimbaran, Kuta Selatan Badung, Bali, 80361
2. Rekening Mandiri 9000038845914 a/n Dika Aji Prasetya (Mohon tambahkan 646. Contoh: Rp 100.646). [b]