Teks dan Foto Ari Budiadnyana
Minggu lalu, saya berwisata ke Pulau Nusa Lembongan sambil bekerja. Tak lupa saya juga otak-atik kamera.
Dalam kesempatan ini saya tidak lupa juga Ber-klik-klik ria menggunakan Canon 1000D yang saya punyai. Lumayan, jarang-jarang bisa ke Nusa Lembongan, semua gratis pula. Perjalanan ke Nusa Lembongan akan saya tulis dikemudian hari saat ada mood untuk menulis. Kali ini soal teknik menggunakan aksesoris kamera saja dulu.
Sebelum berangkat semua peralatan di dalam dry box buatan sendiri pun kecuali charger langsung dimasukkan ke dalam tas. Klik-klik sudah dimulai sebelum Kapal Bounty berlayar menuju Nusa Lembongan. Saat sudah bersandar di Ponton yang dimiliki oleh Bounty Cruise dan setelah puas menikmati permainan yang disediakan, saya berkeinginan untuk belajar mengambil foto landscape.
Kebetulan Landscape Lembongan dari Ponton sangat Indah dan menarik. Saat mengambil kamera, saya melihat ada filter yang bertuliskan CPL. Saya berpikir, ini filter untuk apa, ya? Apa bedanya dengan filter UV? Ahhh emang saya pikirin, mending dipasang dan digabung dengan filter UV dan lihat hasilnya. Jepret-jepret dengan mencoba beberapa setting dan ternyata di filter CPL ada bagian depan yang bisa diputar seperti putaran fokus pada lensa.
Putar sana putar sini, akhirnya didapatkanlah beberapa hasil gambar yang memang sangat berbeda tergantung putaran yang dilakukan. Sedikit membuka pemahaman saya mengenai filter CPL ini. Sesampai di rumah, bergegas konek ke wifi rumah dan langsung berburu makna dan fungsi filter CPL ini. Didapat beberapa hasil.
Setelah membaca beberapa hasil baik berbahasa Indonesia, Inggris (sayang berbahasa Bali tidak ada) saya mencoba merangkum beberapa filter kamera (walaupun saya masih awam/pemula masalah DSLR ini). Filter yang saya ulas ada 3 filter, yaitu filter UV, filter CPL, dan filter ND.
Filter UV. Filter UV ini sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada hasil foto. Filter UV hanya sebagai pelindung lensa dari sinar ultra violet yang konon dapat menyebabkan kerusakan pada lensa. Dan juga sekaligus berfungsi melindungi lensa dari debu,sentuhan jari dan sejenisnya. Mending Filter ini yang kotor atau rusak dari pada permukaan lensanya khan, karena harga filter UV ini juga cukup murah. Jadi sangat disarankan filter ini dipasangkan di lensa anda.
Filter CPL. CPL merupakan singkatan dari Circular Polarizer. Fungsinya untuk menyaring cahaya yang masuk ke dalam sensor dengan cara membelokkan cahaya yang tidak diinginkan. Alat ini juga berfungsi untuk menambahkan ketebalan warna dan menambah kontras. Menurut info yang saya baca, hasil dari filter ini memang tidak bisa didapatkan oleh software pengolah image.
Biasanya filter ini digunakan saat kita akan mem-foto landscape laut dengan langit biru(kalau bisa biru cerah, akan lebih kelihatan fungsi penggunaanya). Untuk mengetahui hasilnya tinggal memutar-mutar bagian depan filter CPL. Akan kelihatan perbedaannya, warna langit akan berubah-ubah, dan yang paling menarik adalah dasar laut akan kelihatan. Pantulan cahaya matahari di permukaan laut akan tidak kelihatan. Selain landscape juga dipergunakan untuk memotret ruko yang menggunakan jendela kaca.
Biasanya agar pantulan si tukang potret tidak kelihatan. Jadi pantulan cahaya pada permukaan seperti air, kaca, kulit yang basah/berlendir akan bisa diatur entah dihilangkan atau diperkuat. Dan untuk lebih mendapatkan efek yang terjadi, bisa juga dengan mengarahkan lensa ke monitor LCD, kemudian putarlah CPL nya, akan kelihatan gelap atau lebih terang. Memang susah kalo mendefinisikan arti dan maksud dari filter CPL ini. Satu-satunya cara adalah saat anda mencobanya di lapangan. Jadi sepertinya fitler CPL ini adalah satu yang wajib dimiliki jika anda hobi memotret.
Filter ND. ND merupakan singkatan dari Neutral Density. Secara umum berfungsi untuk menurunkan exposure (gelap-terang) beberapa stop (tergantung jenis filter ND-nya), tanpa mengubah kecerahan warna dan kontras. Otomatis speed kamera dapat diturunkan. Memang ada rumus untuk mendapatkannya. Tapi, what the hell with the “rumus” itu, yang penting jepret saja. Biasanya digunakan saat kita akan mengambil gambar air terjun pada siang hari, suasana cerah, di mana kita menginginkan air terjun seperti buih-buih dan butiran.
Kalau untuk membikin air terjun seperti buih maka diperlukan speed yang lambat, semakin lambat maka efek buih halus akan semakin bagus. Namun, semakin lambat, justru bukaan kamera akan semakin besar, sehingga gambar akan over exposure alias kontras tinggai a.k.a flat putih. Nah filter ND inilah yang akan membantu anda agar gambar tidak menjadi over exposure/flat. Sudah cukup mengerti kah Anda? Tentu saya rasa belum kalau belum dicoba.
Demikian penjelasan singkat dari seorang pemula, jika ada salah ya mohon dikritik untuk diperbaiki. Dan saya rasa pasti masih bingung dan masih belum paham mengenai penjelasan di atas. Anda akan paham betul saat sudah mencoba sesuai teori diatas yang telah saya paparkan. Seperti saya ini, saya sedikit lebih mengerti dan memahami filter tersebut setelah mencobanya. Selamat mencoba dan berkarya. [b]
ooo bgt ya mas… terima kasih penjelasannya. saya lg bingung antara beli flter UV apa CPL. akhirnya googling, ketemu situs anda. thanks alot.
pak ari, artikelnya bagus sekali..izin kopas ya saya sebutkan sumbernya kok silahkan di cek http://djawathedjawara.blogspot.com/2011/04/lens-filter-they-are-awesome.html
wah menambah wawasan untuk filter-filter di dunia photography, sebelumnya kenalnya cuman UV klo filter yg laen blank ga tau fungsinya, nuhun sangat
filter cpl harganya brapa sampai brapa
gan?
fungsi GND apa om? teknik penggabungannya yg bagus gimana??
Thnx mas postingnya..
Sebelumnya saya hanya memiliki filter UV & ND saja, sekarang saya mengerti maksud dan kegunaannya untuk apa..
Sekali lagi terimakasih mas 😀
mantap info ny.,.,.,
mantap infony.,.,
mare tiang ngerti.. 🙂
Terima kasih infonya min. membantu sekali