Tanggal 27 November telah ditetapkan sebagai jadwal pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui PKPU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tahapan dan Jadwal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota. Berdasarkan keterangan Ketua KPU Provinsi Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan dalam artikel Antara, jumlah pemilih baru per September 2022 tercatat 95.121 orang yang didominasi pemilih berusia 17 tahun. Sementara itu, pada periode tersebut pemilih di Provinsi Bali berjumlah 3.120.035 pemilih.
Jumlah pemilih pemula tentunya akan terus bertambah hingga hari menjelang Pilkada. Jika Anda termasuk satu di antara puluhan ribu pemilih pemula tersebut, Anda dapat menyimak beberapa tips di bawah ini agar tidak salah memilih sosok pemimpin daerah.
- Pastikan Anda sudah terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT)
DPT merupakan daftar nama warga yang memiliki hak pilih sesuai keputusan KPU. DPT ini disusun oleh KPU berdasarkan data pemilih pemilu terakhir dan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Untuk mengetahui apakah Anda telah terdaftar sebagai pemilih, Anda dapat mengunjungi laman https://cekdptonline.kpu.go.id/.
Pada laman tersebut Anda cukup mengikuti langkah-langkah yang diberikan, yaitu masukan NIK, masukan nomor telepon aktif, dan masukan OTP yang telah dikirimkan oleh KPU melalui pesan WhatsApp. Apabila sudah terdaftar dalam DPT, laman tersebut akan memunculkan data nama dan lokasi TPS (Tempat Pemungutan Suara). Jika belum terdaftar, Anda dapat segera lapor di laman https://laporpemilih.kpu.go.id/.
- Ketahui dan Pahami Visi Misi Pasangan Calon
Visi dan misi dapat menjadi alasan utama dalam memilih seorang calon pemimpin, termasuk memilih pasangan calon dalam Pilkada. Visi menentukan tujuan dan arah seseorang selama masa kepemimpinannya. Sementara itu, misi merupakan cara atau langkah yang akan dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Inilah daftar kandidat Pilkada Bali 2024.
Dua indikator tersebut bukan hanya menjadi bagian dari syarat pemberkasan dalam Pilkada. Namun, akan menjadi gambaran masa depan kepemimpinan pasangan calon. Anda dapat mengakses visi dan misi di laman KPU ketika pasangan calon telah ditetapkan. Pastikan bahwa visi dan misi yang diusung sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
- Cari Tahu Rekam Jejak Pasangan Calon
Untuk mengetahui gambaran kepemimpinan seseorang, Anda dapat melihat rekam jejaknya. Rekam jejak ini dapat meliputi latar belakang pendidikan, pengalaman memimpin sebelumnya, apakah memiliki afialisi bisnis atau jejak kasus korupsi, hingga keterlibatannya dalam suatu organisasi. Adanya akses internet saat ini dapat memudahkan Anda untuk mengetahui rekam jejak pasangan calon, baik itu melalui media sosial atau laman berita.
- Jangan Mudah Percaya Informasi Mencurigakan
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam artikel yang diterbitkan oleh Kompas.com, menyebutkan terdapat 3.234 berita hoaks terkait Pemilu 2024 lalu. Tidak menutup kemungkinan juga pada masa Pilkada berlangsung banyak berita hoaks atau konten-konten yang diproduksi buzzer yang akan tersebar luas. Ricek latar belakang akunyang memposting, apakah tim sukses atau buzzernya. Oleh karena itu, sebagai pemilih jangan pernah mudah percaya dengan informasi yang berasal dari sumber yang tidak kredibel.
Anda dapat mengecek kredibilitas suatu informasi melalui riset di internet, misalnya dengan membandingkan informasi di satu media dengan media lainnya. Begitu pula ketika informasi tersebut didapatkan dari mulut ke mulut, Anda bisa mengecek informasi tersebut di internet dan menginformasikan kebenaran informasi tersebut ke orang lain. Cara melakukan cek fakta di beberapa media.
- Gunakan Hak Suara, Jangan Sampai Dimanfaatkan Orang Lain
Memilih pasangan calon dalam Pilkada merupakan hak yang dimiliki oleh seluruh warga negara Indonesia yang telah berusia 17 tahun. Hak suara merupakan bagian dari sebuah negara demokrasi. Maka dari itu, sebagai pemilih Anda berhak menggunakan suara Anda untuk memilih salah satu pasangan calon yang dianggap tepat untuk menjadi sosok pemimpin. Atau memilih semua kandidat jika tak ada satu pun yang cocok?