Apa yang kita lakukan jika stres melanda? Setiap orang menyikapi stres dengan berbagai respon. Pete Walker, seorang psikoterapis memperkenalkan istilah 4F (Fight, Flight, Freeze, dan Fawn). Istilah ini merupakan empat respon yang dilakukan terhadap stres maupun trauma. Setiap orang memiliki perbedaan reaksi, tergantung pengalaman trauma masing-masing.
Bali berada pada peringkat ketiga kasus bunuh diri tertinggi se-Indonesia, pada periode 1 Januari hingga 15 Maret 2024. Menurut data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri, terdapat 287 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode tersebut. Ada 31 kasus bunuh diri di Bali dalam periode tersebut. Kedua, Provinsi Jawa Timur sebanyak 47 kasus. Paling tinggi atau urutan pertama yaitu Jawa Tengah, sebanyak 97 kasus. Maka, penting untuk mengenali empat respon stres sebagai langkah awal mitigasi.
Fight (Melawan)
Tipe ini menganggap bahwa stres dan trauma adalah ancaman yang harus dikendalikan. Rasanya seperti adrenalin dengan keinginan untuk menghilangkan ancaman. Ada beberapa perilaku yang mungkin menunjukkan respons ini.
- Menangis
- Tangan mengepal, keinginan untuk memukul
- Rahang tertekuk/kencang, gigi bergemeretak
- Bertarung dalam mata, melotot, bertarung dalam suara
- Keinginan untuk menginjak, menendang, menghancurkan dengan kaki
- Perasaan marah/marah
- Perut buncit/mual, perut terasa panas
Flight (Berlari)
Bukan terbang, tetapi respon ini sederhananya diartikan sebagai lari dari stres atau trauma. Tipe orang dengan respon flight ini berpikiran bahwa lari dari situasi sulit sebelum hal itu dapat menyakiti mereka. Mereka akan terus berlari, bersembunyi dan berlari lagi. Sehingga, mereka kerap merasa gelisah. Berikut indikasi perilaku dari respons trauma flight.
- Kaki gelisah, mati rasa pada kaki/tungkai
- Kecemasan/pernapasan dangkal
- Mata besar / tajam
- Gerakan kaki/kaki
- Dilaporkan atau diamati adanya kegelisahan, kegelisahan, perasaan terjebak
Freeze (Beku)
Tipe beku melindungi diri mereka dari ancaman melalui disosiasi. Ketika dihadapkan pada situasi yang mengancam, mereka yang cenderung mengalami respons trauma ini secara tidak sadar melepaskan diri dari situasi tersebut dengan “diam”, atau melamun. Kondisi tubuh dapat terasa kaku dan tidak bisa bergerak karena stres. Tipe freeze mengakibatkan kesulitan dalam mengambil keputusan atau mendapatkan motivasi. Pemikiran di balik tanggapan ini adalah “Jika saya tidak melakukan apa pun, ancaman tersebut tidak akan menyakiti saya.” Perilaku yang mungkin mengindikasikan respons trauma ini diantaranya.
- Merasa terjebak di beberapa bagian tubuh
- Merasa dingin/beku, mati rasa, kulit pucat
- Rasa berat dan kaku
- Menahan nafas/pernapasan terbatas
- Rasa takut, jantung berdebar kencang
- Detak jantung menurun (terkadang bisa meningkat)
Fawn (Menghindari Konflik dengan Menyenangkan Orang Lain)
Mungkin kesannya respon tipe fawn ini paling oke diantara yang lainnya. Namun, menghindari konflik dengan menenangkan orang lain atau sumber stres adalah bibit-bibit people pleaser. Akhirnya, mereka memendam apa yang tidak disukai. Kebutuhan untuk menyembuhkan diri pun dilupakan, karena tipe fawn ini menganggap menenangkan orang lain akan aman dari rasa sakit dan konflik. Perilaku yang mungkin mengindikasikan respons trauma ini diantaranya.
- Terlalu meminta maaf kepada orang lain
- Kesulitan mengatakan tidak (people pleaser)
- Menyanjung orang lain secara berlebihan
- Berusaha keras untuk menyenangkan orang lain
- Mengabaikan kebutuhan sendiri
- Berpura-pura setuju dengan orang lain
Ada beberapa langkah-langkah mengatasi stres. Pertama, identifikasi atau mengenali berbagai tantangan dan risiko yang umumnya berpotensi mengganggu kondisi psikososial. Kedua, menyadari reaksi saat stress muncul. sadari tanda-tanda awal dan reaksi stres pada diri (fisik, emosi, perilaku). Ketiga, validasi yaitu menerima bahwa saat ini sedang stres atau tidak baik-baik saja. Selanjutnya, rutin melakukan relaksasi dan stabilisasi lakukan relaksasi dan teknik stabilisasi emosi untuk meredakan emosi. Terakhir dapat melakukan self-care (merawat diri). Merawat diri disini secara holistik dari mental, psikis, dan fisik.