Meskipun sudah bisa memproduksi oleh-oleh, kelompok ini masih menghadapi hambatan.
Kelompok perempuan pengolahan dan pemasaran rumput laut Segara Caksu berada di Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Anggota mendirikan kelompok pada 5 Januari 2008. Mereka difasilitasi Yayasan Kalimajari, lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Denpasar.
Segara Caksu memiliki visi untuk dapat lebih bermanfaat dalam menyediakan oleh-oleh bagi wisatawan. Saat ini, kelompok sudah pernah ikut pameran Festival Klungkung dan Festival Nusa Penida.
Kelompok yang sudah berjalan selama tujuh tahun ini diketuai Ni Ketut Miarti. Jumlah anggotanya sebanyak 24 orang aktif.
Produk pertama yang dibuat adalah jenis makanan dodol rumput laut. Harga produk yang dibuat sejak 2010 ini Rp 15.000 per kotak, Ada pula camilan kerupuk rumput laut dengan harga Rp 3000 per bungkus dan selai rumput laut seharga Rp 10.000. Sejak tahun ini, mereka juga bisa membuat produk sabun seharga Rp 3.000 per buah.
Anggota kelompok memanfaatkan dana yang terkumpul untuk simpan pinjam uang. Mereka juga rutin melakukan arisan setiap bulan dengan iuran Rp 100.000 per orang. Dana kelompok yang terkumpul disimpan di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Nusa Lembongan.
Berkat adanya kelompok ini maka sumbangan yang mengalir dari pemerintah Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Bali pun datang. Misalnya mesin blender rumput laut, mesin molen rumput laut dan 2 mesin oven, mesin pemotong kerupuk dan mesin slip daging.
Dengan adanya kelompok ini maka anggota yang sebagian besar adalah petani rumput laut lebih mampu meningkatkan taraf hidup para petani. Mereka menambah nilai jual dari awalnya rumput laut sampai menjadi makanan siap saji berupa dodol, selai dan kerupuk.
Hambatan yang belum terpecahkan saat ini adalah izin Industri Rumah Tangga dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menghambat perluasan pemasaran. Karena hambatan izin tersebut maka pemasaran produk hanya di Pulau Lembongan dan Pulau Ceningan.
Selain itu keterbatasan tempat usaha kelompok juga menjadi hambatan karena saat ini masih kontrak rumah dengan harga Rp 450.000 per bulan. [b]