• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Monday, November 10, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Arja Compo, Sanggar Kreatif dari Penarungan

Teja Artawan by Teja Artawan
11 October 2020
in Kabar Baru, Sosial
0 0
0
Arja Compo. Foto: Prema Ananda

Tumbuhnya ruang-ruang alternatif untuk berkreativitas dan berekspresi menjadi harapan bagi banyak anak muda Bali, terlebih di daerah yang masih tergolong pedesaan. Selama ini kita banyak melihat kelompok anak muda di lingkungan banjara atau Seka Teruna lebih berfokus pada kegiatan-kegiatan yang bersifat untuk keperluan adat dan agama.

Berbeda dengan kawasan urban seperti Denpasar yang memiliki cukup banyak ruang alternatif untuk berekspresi dan berkreativitas sehingga anak muda yang hidup disana memiliki pilihan untuk memilih ruang yang sesuai dengan ketertarikan mereka. Tidak hanya untuk berkreativitas, kehadiran ruang alternatif yang ada di desa juga bisa dijadikan sarana untuk memproduksi sesuatu yang nantinya bisa benilai secara ekonomi. Hal tersebut menjadi penting agar anak muda yang ada di desa tidak harus berpikir untuk pergi ke kota untuk menyalurkan kreativitas dan ekspresi mereka.

Telah rilis 26 September 2020, sebuah short documentary video kolaborasi antara Niskala Studio dengan Arja Compo Creatif. Video yang menceritakan tentang bagaimana proses kerja dan kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Creatif Arja Compo yang mukim di Banjar Blungbang, Desa Penarungan, Badung, Bali.

Arja Compo Creative adalah suatu kelompok kreatif atau sanggar seni yang memproduksi kertas daur ulang dari kertas-kertas bekas. Saat ini kertas yang dihasilkan sudah lebih dari 15 jenis kertas di antaranya kertas lumut, daur ulang kertas rokok, kardus, NCR, serat bambu, dll.

Documenter bedurasi enam menit delapan detik tersebut memperkenalkan profil beberapa anggota sanggar dan menjelaskan latar belakang mereka masing-masing, juga dalam video tersebut memperlihatkan bagaimana suasana sanggar mereka yang juga menjadi tempat memproduksi kertas daur ulang. Menurut penuturan Dodik (salah satu anggota sanggar), project yang mereka kerjakan berawal dari keresahan yang mereka rasakan ketika melihat banyaknya kertas-kertas tak terpakai yang akhirnya menjadi limbah.

Kemudian mereka berinisiatif mendaur ulang kertas tersebut dengan menjadikan produk kertas baru namun terkendala karena belum mengetahui cara pengerjaannya. Setelah mendapat pelatihan di Yayasan Wisnu barulah mereka mengetahui bagaimana teknis pengerjaan kertas daur ulang tersebut. Dalam video tersebut juga dijelaskan beberapa tahap pengerjaan produk kertas yang mereka hasilkan.

Memiliki anggota kelompok dari berbagi latar belakang dan displin ilmu membuat kelompok Arja Compo mempunyai banyak ide kreatif yang mereka kemudian kerjakan, terlebih sebagain besar dari mereka masih berusia muda dan memiliki semangat tinggi untuk berkreativitas. Sebelum memproduksi kertas, kelompok tersebut juga aktif membuat berbagai jenis karya seni seperti ogoh-ogoh, lukisan, karya ukir, patung dan masih banyak lagi.

Mulai aktif berproses untuk mendaur ulang kertas sejak November 2019, kehadiran Arjo Compo Creatif menjadi ruang alternatif bagi anak muda yang ada di wilayah Penarungan dan sekitarnya. Untuk berkreativitas dan berkarya, terlebih hal tersebut bisa menghasilkan nilai ekonomi. Sejauh ini kelompok Arja Compo sudah berhasil memproduksi produk daur ulang kertas seperti note book, undangan, packaging produk, goodybag, media lukis dan lain-lain.

Kelompok Arja Compo juga tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi dengan komunitas lain dengan disiplin yang berbeda, seperti yang dijelaskan oleh Made Astra atau yang kerap disapa Soklin, mereka masih membutuhkan banyak masukan dari berbagai elemen masyarakat terkait produk-produk yang nantinya mereka hasilkan.

Yang istimewa dari kehadiran kelompok kreatif Arja Compo adalah mereka berhasil membuka ruang kreatifitas untuk anak muda yang ada di desa mereka dan membuktikan bahwa tidak harus keluar wilayah ketika ingin menyalurkan kreatifitas. Di pedesaan banyak anak muda yang tertarik untuk berkreativitas dan menyalurkan ketertarikan mereka namun harus pergi ke kota karena keterbatasan ruang yang ada di desa mereka, terlebih ingin membuat karya yang bersifat kontemporer.

Keberpihakan mereka terhadap kelestarian lingkungan juga menjadi alasan kelompok ini untuk membuat karya dengan material bekas atau sampah yang sudah tidak terpakai sehingga pencemaran tehadap lingkungan bisa diminimalisir. Dalam proses produksi, mereka juga berusaha untuk meminimalisir pencemaran terhadap lingkungan, dengan cara penggunaan pewarna alami dan pemanfaatan cahaya matahari. Hal tersebut membuat mereka tidak hanya menghasilkan produk yang bernilai ekonomi, tetapi juga bisa menciptakan ruang kreatif dengan tetap berorientasi terhadap kelestarian lingkungan.

Tentu masih banyak keterbatasan yang mereka alami dalam proses produksi maupun kreativitas, namun semangat untuk berproses membuat mereka yakin bahwa apa yang mereka kerjakan akan berdampak baik terhadap mereka dan lingkungan sekitar. Seperti yang dikatakan Agustinus Darmawan, anggota Arjo Compo yang juga pemilik tempat berdirinya sanggar berharap agar apa yang mereka kerjakan sekarang tidak hanya menjadi pekerjaan sampingan, namun dapat menjadi pekerjaan utama yang bisa menghidupi mereka secara ekonomi. Dengan harapan itu membuat semangat berkreativitas dan mengeskplorasi hal-hal baru semakin meningkat.

Juga bagi yang ingin ikut berkolaborasi dan berkontribusi untuk kegiatan produksi mereka bisa melihat sosial media Instargam @arjacompo_creativ untuk mengetahui perkembangan produksi dan kegiatan-kegiatan kreatif mereka.

kampungbet

Tags: kertas daur ulang
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Teja Artawan

Teja Artawan

Related Posts

No Content Available
Next Post
Begini Cara dan Syarat Masuk Bali saat Pandemi

Plaform Pencari dan Pendonor Plasma Pasien Covid-19

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

10 November 2025
Ratusan Titik di Bali Alami Bencana

Memetakan Lokasi Banjir dari Media Sosial

9 November 2025
Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

8 November 2025
Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

7 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia