Oleh Luh De Suriyani
Obyek wisata Kintamani di Kabupaten Bangli, Bali kini mulai menata prasarana bagi turis. Salah satunya, warga adat setempat membuat dan mengelola kolam renang natural hot spring.
Baru sepuluh bulan terakhir ini, Desa Pekraman Batur, Kintamani mengelola sebuah spot natural hotspring. Diberi nama Batur Natural Hot Spring, berlokasi seputar kaki Gunung Batur, sekitar satu setengah jam dari Kota Denpasar.
Batur Natural Hots Spring bisa dijangkau dengan mobil. Di pintu masuk, Anda mendapati loket pembelian tiket. Ada dua kategori, tiket dengan harga Rp 25 ribu atau USD 10.
Dengan tiket Rp 25 ribu, sudah termasuk juice welcome drink, towel, sabun, dan shampoo.
Tiket seharga Rp 25 ribu lebih banyak dibeli pengunjung domestik, sementara USD 10 lebih disukai oleh turis mancanegara. Perbedaan kedua harga tiket ini adalah pada fasilitas.
Terdapat dua kolam renang untuk dua harga kelas berbeda. Secara fisik, tak ada perbedaan mencolok pada ukuran atau kualitas air. Keduanya terlihat sama.
Pemandangan Danau Batur terhampar di depan kolam renang. Sejumlah orang terlihat memancing di sisi danau. Di seputar area ini banyak keramba apung tempat mengembangbiakkan ikan mujair. Tak heran, salah satu hidangan paling populer di kawasan ini adalah ikan mujair.
Pengelola juga menyediakan sejumlah menu makanan yang bisa dimakan ketika berenang. Beberapa bale (tempat duduk lesehan) peristirahatan juga disediakan di seputar kolam renang.
Di sisi kiri kolam renang, ada fasilitas air pancuran dan telaga kecil untuk siapa saja yang ingin menikmati air hangat dengan harga murah. Sebuah kotak sumbangan dan seorang penjaga terlihat menjaga pintu masuk.
“Saya lebih senang disini karena cukup nyumbang Rp 1000 atau sukarela,” ujar salah seorang warga yang barus usai mandi.
Spot ini menambah varian wisata alam selain mendaki Gunung Batur dan trekking pesisir Danau Batur. Bahkan kolam renang air panas ini menyempurnakan misi petualangan alam, untuk memulihkan kembali fisik setelah trekking atau hiking.
“Kolam renang ini bisa jadi titik pertemuan sekaligus tempat istirahat setelah hiking Gunung Batur,” ujar Noviar Sugandha, yang baru saja usai mendaki bersama sejumlah temannya.
Noviar dan teman-temannya membagi diri menjadi dua kelompok, yakni kelompok hiking dan trekking. Mereka menjadikan kolam renang air panas ini titik pertemuan karena lokasinya yang berada di tengah-tengah kawasan Batur.
Air hangat dengan suhu sekitar 40 derajat celcius dan zat belerang di kolam renang ini diperoleh secara alami bersumber dari batuan vulkanis Gunung Batur.
I Wayan Ardika, salah seorang pengurus desa adat setempat mengatakan air panas keluar dari sejumlah titik di kawasan ini. “Kami cukup membuat bak-bak penampungan dengan kedalaman maksimal tiga meter saja,” katanya.
Dari bak penampungan ini, air panas dialirikan melalui pipa-pipa kecil untuk dijadikan air mancur untuk pemandian umum warga.
Sementara air di kolam renang dipasok langsung dari bak penampungan yang dibangun di tiap sisi kolam renang.
Sebelum dikelola Desa Pekraman Batur, tempat ini pusat pemandian air panas untuk warga, dengan pengenaan sumbangan sukarela saja. Namun, Ardika mengatakan lama kelamaan lokasi menjadi kotor. “Sampah bungkus sabun, shampoo, dan makanan berserakan, membuat tempat ini kumuh,” ujarnya.
Turis-turis yang ingin mencoba mandi air panas menjadi enggan dan kehilangan mood. “Setahun lalu warga sepakat untuk mengubahnya menjadi tempat yang lebih terkelola namun tetap memberikan kesempatan warga menggunakannya secara bebas,” kata Ardika.
Desa adat kemudian membuat dua kolam renang berukuran masing-masing sekitar 15 meter persegi. “Agar turis bisa memilih. Mau yang lebih pribadi di kolam renang atau bergabung di pemandian umum. Lokasinya kan berdampingan,” lanjut Ardika.
Setiap hari, menurut data Ardika, rata-rata 15 orang turis mancanegara yang datang dan menikmati kolam renang ini. Mayoritas adalah turis Eropa seperti Jerman dan Perancis. “Sebagian besar setelah perjalanan hiking ke Gunung Batur,” katanya.
Di kawasan Kintamani ini, terdapat banyak sumber-sumber air panas yang diciptakan dampak dari pegunungan vulkanis Batur. Sejumlah hotel juga mulai memanfaatkan untuk sauna atau kolam renang.
Ardika optimis Batur Natural Hot Spring ini akan makin banyak dikunjungi. Ia pun yakin sumber-sumber air panas alami terus terjaga dan mengaliri air selama masyarakat menjaga Gunung dan Danau Batur.
Rasanya kalau pulang nanti mau jalan-jalan sajalah ke sana 😀
harganya terlalu mahal de
Terima kasih sebelumnya saya ucapkan,atas peransertanya ngayah mempublikasikan batur natural hot spring yang di miliki oleh desa adat batur kintamani bangli. Saya mewakili usaha desa merasa sangat terbantu dengan publikasi yang Mbok jegeg lakukan, tyang sebagai Marketing manager mohon bantuan untuk tetap membimbing dan memberi kami banyak masukan, terima kasih banyak atas ayah ayahnya pada usaha desa kami , semoga Ida Betari ring Batur dapat membantu kesuksesan Mbok Jegeg, suksma sukses selalu
Apakah harus memesan tempat untuk bisa menikmati kolam pribadi? Kami ingin berkunjung di bulan Desember.