Menjelang Pemilihan Kepala Daerah yang akan dilaksanakan pada 27 November mendatang, Koalisi Bali Emisi Nol Bersih bersama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana dan BaleBengong menggelar Uji Publik Pemilihan Walikota Denpasar 2024 yang mengusung tema “Demokrasi dan Partisipasi: Membuka Ruang Dialog Antara Pemangku Kepentingan dan Masyarakat” pada Kamis (14/11/2024). Acara ini bertujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada pemilih pemula sekaligus momentum untuk menyebarluaskan pentingnya isu-isu di Kota Denpasar.
Berbeda dengan Uji Publik pada umumnya, Uji Publik kali ini mengusung konsep tanpa panelis dan didominasi oleh akademisi. Sesi ini membuka ruang bagi masyarakat untuk mengamati, mengkritisi, dan memahami visi-misi kandidat wali kota melalui siaran langsung (live streaming) yang dapat diakses secara luas. Meskipun tidak hadir secara fisik, masyarakat masih dapat menyampaikan aspirasi dan pertanyaan mereka melalui link yang telah disebarkan penyelenggara.
Pemerintah Provinsi Bali telah mencanangkan komitmen untuk mencapai target emisi nol bersih di tahun 2045, lima belas tahun lebih awal dibandingkan target pemerintah nasional. Proses politik dan kontestasi di Pilkada Bali tahun ini, baik di tingkat provinsi maupun kota, merupakan kesempatan bagi masyarakat, termasuk mahasiswa dan organisasi masyarakat sipil, untuk melihat, menilai dan memantau, apakah pemimpin baru yang akan terpilih nanti memiliki komitmen terhadap isu perubahan iklim dan mendukung target Bali emisi nol bersih di 2045.
Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar nomor urut 1, Gede Ngurah Ambara Putra dan I Nengah Yasa Adi Susanto (Ambara-Adi) menuturkan visinya yang ingin menggenjot penerapan kota cerdas (smart city) untuk mengatasi berbagai permasalahan di Kota Denpasar. Mulai dari masalah sampah, kemacetan, banjir, kependudukan, pendidikan, dan permasalahan lainnya. “Kami ingin membangun Kota Denpasar yang aman, berbudaya, dialogis, dan inovatif,” imbuhnya.
Sementara itu, Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar nomor urut 2, I Gusti Ngurah Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) mengaku masih berkomitmen untuk melanjutkan visi sebelumnya, yakni menjadikan Denpasar sebagai kota kreatif berbasis budaya menuju Denpasar maju. “Selain dengan kekuatan adat, seni, dan budaya, membangun Denpasar juga dibarengi dengan menggerakkan ekonomi kreatif berbasis digitalisasi, sehingga mampu bersaing di era 4.0 dan menuju era 5.0,” tegasnya.
Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana menuturkan, peran serta mahasiswa dan universitas dalam uji publik calon kepala daerah di Bali merupakan manifestasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama terkait pengabdian masyarakat dalam hal berpartisipasi pada proses demokrasi.
“Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi berperan sebagai fasilitator dalam proses ini, dengan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan, serta menjadi wadah bagi interaksi antara akademisi, calon pemimpin, dan masyarakat,” ungkap Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya.
I Nengah Punia, Dekan FISIP Universitas Udayana, menyampaikan, Uji Publik ini memberi ruang bagi akademisi dan masyarakat untuk mengetahui lebih jauh visi misi paslon serta rencana program ke depan.
“Kami percaya bahwa integrasi isu iklim dan lingkungan dalam Uji Publik Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar ini akan memberikan kesempatan bagi publik untuk menilai komitmen kedua pasangan calon terhadap isu lingkungan dan tata kota, yang dilakukan secara mandiri sesuai wilayah maupun dalam bentuk harmonisasi dan sinkronisasi di seluruh wilayah Bali,” ungkap I Nengah Punia.
Ketua Sekretariat Koalisi Bali Emisi Nol Bersih, Sofwan Hakim menyampaikan, target ambisius Bali untuk mewujudkan emisi nol bersih pada tahun 2045 memerlukan dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun kota, memiliki peran sentral sebagai pengambil kebijakan, dalam merancang dan mengimplementasikan program-program lingkungan yang berkelanjutan.
“Keberhasilan upaya mencapai target Bali emisi nol bersih di tahun 2045 juga sangat bergantung pada keterlibatan aktif para pemangku kepentingan, mulai dari sektor swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat, khususnya warga Denpasar, untuk memahami secara mendalam mengenai ide-ide program lingkungan dan tata kota yang telah dan akan dicanangkan. Dengan demikian, masyarakat dapat memberikan masukan, partisipasi, dan dukungan yang konstruktif guna mewujudkan visi Bali sebagai wilayah yang berkelanjutan,” ungkap Sofwan Hakim.
Komitmen dalam upaya pencapaian target Bali Emisi Nol Bersih akan menjadi pemicu utama dalam menerapkan kebijakan dan inisiatif berkelanjutan, yang mencakup pengurangan emisi dari sektor-sektor vital, seperti transportasi, implementasi energi terbarukan, dan pengelolaan sampah. Dengan demikian, Bali berupaya tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga mendukung keberlanjutan ekosistem serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sofwan menegaskan, masyarakat perlu terus mengawal komitmen dan pelaksanaan program dan komitmen Walikota dan Wakil Walikota Denpasar yang terpilih, khususnya untuk bidang lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, mulai dari sekarang sampai setidaknya lima tahun ke depan, dalam upaya mengurangi emisi karbon dan menciptakan lingkungan Denpasar yang lebih bersih dan sehat.