Oleh Anton Muhajir
Sabtu malam lalu, saya dan istri ingin menikmati makan di luar rumah. Selain untuk menikmati waktu di sela ketegangan menyiapkan launching Bali Blogger Community (BBC), kami juga ingin punya bahan tulisan. Biasalah, tuntutan pekerjaan.
Ada beberapa kriteria restoran pilihan yang kami sepakati sebelum berangkat. Misalnya restoran itu modern, dalam artian fisik maupun menu, dan harganya terjangkau. Karena sudah keburu lapar, maka ada kriteria susulan yang tiba-tiba jadi utama: dekat rumah. Biar cepat maksudnya.
Setelah pikir-pikir, kami memilih ke Dekade, restoran di daerah Oongan. Kami pernah makan di sini. Tempatnya asik. Makanannya juga enak. Tapi, kami kaget ketika sampai di sana. Ternyata rame banget. Sepertinya ada bazaar. Karena kami tidak ingin terganggu oleh keramaian suasana bazaar, maka kami pilih kabur. Cari restoran lain.
Pilihan kami lalu jatuh pada restoran D’Coz di Jl Raya Puputan Renon. Ini restoran baru. Rasanya sih baru sebulan dua bulan berdiri. Maka, tidak ada salahnya mencoba.
Ketika sampai di restoran yang berada di seberang jalan dari BNI Renon ini, kami agak bingung mencari tempat parkir. Maklum, kami naik sepeda motor sementara di tempat parkirnya mobil semua. Baru kemudian kami tahu. Tempat parkir sepeda motor ada di samping kiri restoran, bukan di halaman depan.
Masuk restoran yang menggunakan slogan Mutu Bintang Lima Harga Kaki Lima ini langsung terasa hiruk pikuknya. Meski ruangannya berukuran lebih dari 10 x 10 meter persegi dengan satu ruangan lain yang lebih kecil dan bagian lain di samping, namun restoran itu terlihat penuh sesak dengan pengunjung.
Setelah melewati pintu masuk, penjaga di bagian resepsionis meminta setiap pengunjung untuk menulis nama. Ini penerimaan yang aneh. Dengan HT-nya, pelayan perempuan itu mengontak teman. Lalu, dia mengatakan pada kami di meja nomor berapa kami bisa duduk. Jadi, pengunjung di restoran ini tidak bisa duduk di sembarang tempat. Harus sesuai dengan apa yang dibilang sama mbak pelayan itu.
Begitu duduk, satu pelayan segera datang. Dia menanyakan apa saja menu pilihan lalu mencatat pesanan itu di… PDA! Yap, pelayanan di sini memang canggih. Setiap pelayan yang bertugas menanyakan pesanan membawa personal digital assistance. Begitu kita selesai memesan, klik klik, data itu langsung dikirim ke dapur. Ini benar-benar hal baru yang saya temui dalam pengalaman kuliner di Bali.
Kami pesan ikan gurami goreng, nasi, sambal mangga, tempe dan tahu bakar, teh hangat, dan es teh. Ajaibnya, tidak sampai lima menit, semuanya langsung tersedia. Benar-benar cepat. Layanan mengesankan dan cepat ini makin sempurna setelah kami menyantap ikan gurami gorengnya. Crispy. Gurih. Sayangnya ukurannya termasuk kecil. Tapi cukup kok untuk berdua. Toh masih ada tempe dan tahu baker yang rasanya juga enak tenan. Hanya sambalnya kurang pedas. Apalagi sambal mangga yang dipesan istri gara-gara ingin membandingkannya dengan sambal serupa di Thailand. Maklum, istri saya barusan dari Thailand. Jadi masih sindrom membanding-bandingkan. Hehehe..
Selain pelayanan dan rasa makanan, hal lain yang mengesankan di restoran ini adalah harga. Murah meriah. Ikan gurami goreng yang kami pesan “hanya” Rp 25.000 satu ekor. Di tempat lain yang kualitas tempatnya sama dan pelayanannya tidak lebih canggih, bisa sampai Rp 40an ribu.
Harga paling gila adalah minumannya. Teh hangat hanya Rp 250. Sekali lagi, dua ratus lima puluh perak. Es teh hanya Rp 500. Bahkan di warung kaki lima pun harga ini sudah tidak mungkin ada. Benar-benar harga yang aneh. Hehe..
Dengan pelayanan yang canggih dan mengesankan serta makanan enak dan murah, resto ini bisalah menjadi pilihan. Masalahnya cuma satu: terlalu rame. Jadi kalau Anda ingin menikmati makanan dengan suasana lebih sepi, tempat ini jelas tidak sesuai.
Haha, despite the crowd, I had a great time there 😀
Eh btw, citarasa bos harga anak kos itu kan cak Asmo bli, kl D’Cost itu mutu bintang lima harga kaki lima 😀
*sori nyepam
baru mau bilang sama seperti yg dibilang anima… *Sorry nyepam juga
Beh, keduluan Bli Anton , baru semalam disana.
Mau tulis juga. Gak jadi nulis dah.
TOP BGT
nyoba kesana ahhhh *pembuktian* 😀
wah boleh tu di coba…..
kayaknya menarik dicoba deh…
penasaran sama pda-nya…
salam knal mas.
wah…, teh manis harga 250 perak?? bener-bener harga anak kos. *kok bisa ya*
entar nyoba ahhh……..
weleh bener banget tuh. Nasi putih 1000 sepuasnya, teh tawar 100 perak sepuasnya…(dipiki2, 100 cm dpt permen kali….),jus normal 4000, cumi 13000an,.
Whew…..Aku makan ber-7 ,,,makan cumi, udang, sayur, nasi goreng, jus..cm 120 rb.Brarti rata2 abis per org 16 rb lah. Murah bgt utk restoran sekelas itu.
Sep bgt utk nraktir tmn2…..
Nah restoran kayak ini yg tiang cari,akhirnya ketemu juga apalagi dekat dgn kosan..Terima kasih banyak Bli atas informasinya…
yak memang udah kesini nyoba menunya enak2 ttetao harga masih terjangkau.. manytab..