
Penulis: AA Ary Anila Kusuma Wardani (arykusuma.wardani@gmail.com)
Suasana hangat dan penuh semangat kebersamaan mewarnai malam puncak Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2025 yang berlangsung di Tempo Dulu Kopi, Denpasar (28/6/2025). Mengusung tema “Anak Muda Bicara Kota-kota di Bali”, acara ini menjadi ruang pertemuan lintas generasi, komunitas, dan semangat jurnalisme warga yang terus tumbuh. Acara dimulai pukul 15.00 WITA dan berakhir sekitar pukul 22.00 WITA, dengan kehadiran ratusan orang dari berbagai komunitas dan latar belakang.
Pasar Sadar

Acara dimulai dengan Pasar Sadar, sebuah bazar komunitas yang bekerja sama dengan Teman Sayur, Bibit Pustaka, dan Jendranath. Pengunjung tampak antusias, tak sekadar bertransaksi, tetapi juga berdialog dengan para penjaga lapak. Suasana ini menciptakan ruang yang cair dan akrab, khas acara komunitas.
Meplalianan, Megibung, dan Diskusi Yayasan IDEP

Memasuki sore, pengunjung diajak berkumpul dalam sesi Meplalianan, ruang bermain santai dengan gaya khas Bali. Ada beberapa permainan khas Bali yang dilakukan di sesi ini, yaitu godog-godogan, bakiak selendang, dan curik-curik. Anak-anak dan muda-mudi yang hadir ikut serta meplalianan.

Sebelumnya, para pemenang Bali Water Protection Competition 2025 tampil membagikan cerita perjuangan mereka dalam menyuarakan isu krisis air di Bali, seperti kekeringan, intrusi air laut, dan rusaknya sistem irigasi. Namun, bukan hanya soal krisis. Suara anak muda dalam forum ini membawa optimisme. Lewat video dokumenter, artikel, hingga karya seni visual, mereka menunjukkan bahwa kesadaran bisa dibentuk lewat narasi warga.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan Megibung, makan bersama ala Bali yang disambut hangat. Duduk melingkar dan berbagi lauk menjadi simbol keakraban yang langka di tengah kota yang makin individualistik.
Diskusi Publik & Apresiasi Karya Anak Muda

Menjelang malam, acara berlanjut ke diskusi publik, membahas bagaimana anak muda di Bali melihat dan merekam dinamika kotanya. Di sesi ini juga ditampilkan karya-karya terpilih dari peserta AJW 2025, berupa instalasi hasil liputan yang merekam isu-isu urban dari sudut pandang warga muda.
Tiap peserta menceritakan proses mereka dalam mendokumentasikan kisah kota. Ada yang berbicara tentang fasilitas publik yang tak ramah bagi disabilitas, sampah, lapangan pekerjaan, hingga ruang ekspresi bagi anak muda di Bali. Semua karya diapresiasi, bukan dari sisi teknis semata, tetapi dari keberaniannya dalam menyuarakan cerita yang kerap tak terdengar.
18 Tahun BaleBengong: Perayaan dan Harapan Baru

Puncak acara ditandai dengan perayaan 18 tahun BaleBengong, kanal jurnalisme warga Bali yang selama ini menjadi rumah bagi banyak suara alternatif. Lilin ditiup bersama, melambangkan harapan panjang untuk jurnalisme warga di Bali. “BaleBengong sudah seperti tempat pulang bagi kami. Tempat belajar, berbagi, dan tumbuh bersama,” ujar salah satu kontributor muda.
Panggung Hiburan: De Alot dan Ayuana Tutup Malam dengan Hangat

Acara ditutup dengan panggung hiburan, menampilkan penampilan akustik dari De Alot dan Ayuana. Lagu-lagu yang mereka bawakan berhasil menghidupkan suasana dengan nuansa hangat. Musik menjadi penutup yang manis untuk hari yang penuh makna.
AJW 2025: Lebih dari Perayaan
Malam puncak AJW 2025 bukan sekadar perayaan tahunan, tetapi juga penegas bahwa suara warga masih penting, dan anak muda punya peran besar dalam menjaga kota agar tetap berjalan berkesinambungan, terbuka, dan ramah untuk tiap elemen masyarakat. Dari pasar, diskusi, hingga panggung hiburan, semuanya menjadi bentuk ekspresi warga atas kota dan kabupatennya.
Selamat ulang tahun ke-18 untuk BaleBengong. Terus jadi ruang aman bagi cerita yang jujur dan bermakna.
sangkarbet kampungbet










