“10 ribu ya dik,” ujar Luh Ayu penjaga museum dengan ramah. Hari Kamis, para penjaga museum Gedong Kirtya mengenakan kebaya. Ada tiga orang tamu luar negeri mereka hanya tersenyum sambil mendengarkan penjelasan dari penjaga museum.
Sebelumnya, tarif kunjungan ke Museum Gedong Kirtya Rp 5 ribu untuk dewasa dan domestik. Kini harga tiket untuk kategori tersebut sebesar Rp 10 ribu.
Sedangkan, dulu siswa dan mahasiswa tidak dipungut biaya alias gratis. Sejak tahun 2024, anak-anak, terdiri dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA, telah ditetapkan tarif tiket sebesar Rp 5 ribu. Mengutip dari liputan Bali Express, perubahan tarif tersebut mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2023 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Buleleng.
Museum ini sangat penting bagi sejarah literasi Bali, misalnya ada arsip media di masa lalu seperti Surya Kanta, Bali Adnyana, lontar, dan lainnya. Namun sebagian koleksi kurang terawat, misalnya ada kaca pecah, sarang laba-laba, dan informasi yang kurang diperbaharui.
Kepala UPTD Gedong Kirtya Singaraja, Dewa Ayu Susilawati mengatakan, tarif tiket masuk bagi wisatawan mancanegara Rp25 ribu. “Ini masih tergolong murah jika dibandingkan dengan museum lain di luar Bali. Sebab orang datang ke museum tidak hanya berwisata atau sekedar ingin tahu. Terlebih di Gedong Kirtya yang kebanyakan orang datang untuk penelitian,” ujar Dewa Ayu dilansir dari Bali Express pada (14/04).
Jika dicek berdasarkan koleksi, Gedong Kirtya termasuk dalam museum jenis khusus. Situs resmi Kemdikbud menjelaskan museum khusus merupakan museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya. Bukti material ini saling berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi.
Sedangkan, museum umum koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Kalau di Buleleng contoh museum umum yaitu Museum Buleleng yang berlokasi di Jl. Veteran No. 23, tepat sebelum Museum Gedong Kirtya yang secara khusus mengoleksi lontar-lontar di Bali.
Statistik Kebudayaan mencatat ada 450 museum di seluruh Indonesia. Bali sendiri memiliki 34 museum. Gianyar menjadi kabupaten di Bali dengan jumlah museum terbanyak yaitu 15 museum.
List museum di Bali
- Buleleng
- Museum Gedong Kirtya
- Museum Buleleng
- Museum Soenda Ketjil
- Jembrana
- Museum Manusia Prasejarah Gilimanuk
- Tabanan
- Museum Subak
- Tanteri Museum of Ceramic Art
- Museum Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana
- Badung
- Museum Pasifika
- Museum Yadnya
- Gianyar
- Museum Seni Batuan
- Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma
- Museum Wiswakarma
- Museum Arkeologi (Gedong Arca)
- Museum Subak Mascetti
- The Soekarno Centre (Museum Presiden Proklamator Dr/ Ir. Soekarno)
- Neka Art Museum
- Museum Rudana
- Museum Puri Lukisan
- Museum ARMA
- Museum Pendet
- Runa House of Design & Museum
- The Blanco Renaissance Museum
- Njana Tilem Museum
- Museum Arca
- Klungkung
- Museum Seni Lukis Klasik Bali “Nyoman Gunarsa”
- Museum Semarajaya
- Bangli
- Museum Geopark Batur
- Denpasar
- Museum Le Mayeur
- Museum Lukisan Sidik Jari Ngurah Gede Pemecutan
- Museum Agung Bung Karno
- Museum Bali
- Monumen Perjuangan Rakyat Bali
- Museum Latta Mahosadhi
- PUMA Museum (Putrawan Museum of Tribal Art)
Berapa yang sudah pernah kamu kunjungi? Yuk cek.
Kenaikan harga tiket museum menurut baku Standar Museum di Indonesia merupakan salah satu cara meningkatkan pengelolaan museum. Adapun pengelolaan termasuk dalam unsur penilaian standarisasi museum, salah satunya memuat kualitas sumber daya manusia dan pengelolaan koleksi.
Nasib Museum di Bali
Bandem Kamandalu, anak muda Bali penggiat arkeologi dan museum mengungkapkan minat anak muda Bali untuk berkunjung ke museum dapat dihitung jari. “Kalau aku melihat animo anak muda ke museum itu bisa dihitung jari sih kayaknya, alias sangat jarang aku lihat anak muda yang tertarik untuk datang ke museum,” tulis Bandem via pesan WhatsApp pada Selasa (27/08).
Ia dan teman-temannya aktif membuat konten edukasi di Instagram @nuturang seputar humaniora. Detailnya tentang arkeologi, antropologi, dan sejarah dengan jumlah pengikut 3770 akun. Beberapa konten nuturang aktif menyajikan konten tentang museum di Bali.
Latar belakangnya sebagai lulusan arkeologi, membuat Bandem dan teman-teman satu jurusannya relate mengunjungi museum sejarah dan kebudayaan. “Lebih-lebih museum sejarah dan kebudayaan ya itu jarang banget. Paling yang datang itu cuma mahasiswa yang bidangnya relate aja sama museum itu,” jelas Bandem.
Sedangkan, museum lukisan atau galeri menurut Bandem, anak muda condong tertarik mengunjungi tipe museum tersebut. “Apalagi ada istilah museum date yang cenderung museum yang dianggap itu ya galeri-galeri seni lukis kayak Blanco Museum dan lain-lain,” tambahnya.
Meningkatkan daya tarik museum salah satu mata kuliah arkeologi menekankan pengunjung dapat terkesan ketika museum menyentuh kelima panca indra manusia. Ini meliputi atmosfer ruangan, visual, musik (pendengaran), termasuk aroma ruangan. Bandem menambahkan, museum di Bali harus memiliki gebrakan untuk bertahan dan tetap jadi pilihan berwisata sejarah. Salah satu caranya dengan menambahkan kegiatan interaktif yang melibatkan pengunjung.
Kalau kamu, masih relate dengan museum date? Berapa kali kamu ke museum dalam setahun?