Kisah Seniman Bali Setahun Tak Beraksi, Kini ‘Payuk Jakan’ Mulai Terisi
Memasuki ruang berias bagian utara Panggung Arda Candra, Art Center, saya disambut oleh pemuda jangkung berkacamata menggunakan kaos oblong berwarna putih. Pemuda itu langsung mengenali saya dan mempersilakan menunggu di sebuah kursi.
Sore itu cukup gerah untuk sebuah ruangan ber-AC, saya memutuskan menunggu di luar dan berbaur bersama pemuda tadi. Tidak lama berselang, datang seorang bapak-bapak berperawakan gempal, menggunakan kamen, kain penutup kepala hitam, dan baju kaos hitam yang bertuliskan ‘Orang Gila’. Dengan luwes ia menyapa para pria yang duduk di atas rumput tempat saya duduk juga diselingi guyonan dan tawa. Sesaat saya menyadari, bapak ini adalah salah satu orang yang saya tunggu.
Ia bernama I Nyoman Ardika, pemeran tokoh Sengap dalam grup bondres Clekontong Mas. Kebetulan, hari itu, Senin (3/5) grup Clekontong Mas akan pentas sekitar pukul 7 malam dalam sebuah acara milik Pemprov Bali. Nyoman Ardika yang kemudian saya panggil Jro Sengap mempersilakan saya masuk kembali ke ruangan gerah itu untuk bertemu rekan grupnya.
Saat itulah saya dikenalkan dengan I Ketut Gede Rudita pemeran tokoh Sokir dan I Komang Dedi Diana pemeran tokoh Tompel. Sekilas tidak kentara di raut mereka bahwa mereka adalah seniman lawak yang kini namanya telah tersohor seantero Bali: Clekontong Mas. Mungkin ketika kebetulan berpapasan di jalan, saya tidak akan ngeh siapa mereka sebenarnya.
Waktu menunjukkan pukul enam sore, tangan kanan Jro Sengap terlihat cekatan memulas bedak padat, bedak tabur, blush on, dan eyeshadow di wajahnya, sementara tangan lainnya memegang cermin. Ketimbang rekan lainnya yang terlihat santai, Jro Sengap menuntaskan rias karakter wajahnya kurang dari sepuluh menit. Saya perhatikan, tidak ada merk make up dari brand mahal di kotak lusuh itu.
“Seniman lawak itu, kan dia berkarakter, jadi harus norak. Ndak ada seniman pakai bedak mahal. Ini udah setahun kedaluwarsa,” celoteh pria asal Selemadeg Timur, Tabanan, itu sambil tergelak.
Melalui sebuah dialog panjang, saya akhirnya tahu bahwa Clekontong Mas lahir pada 8 Oktober 2012.
Namun tiga sekawan ini telah dipertemukan tahun 2009 silam dan sempat berganti-ganti nama grup, mulai dari Sengap Tompel Spanyol Portugis (STSP), lalu Ketut Sokir masuk, nama grup pun berubah menjadi Sengap Tompel Sokir Pokokne (STSP), hingga pada akhirnya berubah lagi menjadi Clekontong Mas setelah bertemu dengan Luh Kembung dan Cablek.