Oleh Barry Wood
Ia melakukannya lagi…
Lindsay Davenport tetap memberikan kejutan, dalam pertandingan tennis pertamanya setelah 51 minggu beristirahat, ia telah berhasil mencapai final dalam Commonwealth Bank Tennis Classic dan mempunyai kesempatan untuk merebut kembali juara yang pernah dimenangkan pada tahun 2005.
”Sangat mengesankan” ungkap Lindsay setelah mengalahkan pemain Itali Sara Errani 6-1 6-3. ”Setiap orang selalu berharap, dan berusaha melakukan yang terbaik tapi kadang-kadang selalu ada perasaan ragu. Hanya 3 bulan yang lalu saya melahirkan seorang putra dan harus melalui operasi untuk melahirkannya, dan sekarang dengan semua ini…sungguh mengejutkan sekali” lanjutnya.
Hantuchova selama satu minggu terakhir ini sangat gelisah menanti pertandingan ini, mengingat kekalahannya pada pertandingan pembuka tahun lalu. Kemenangannya melawan pemain Rumania Sorana Cirstea sangat memuaskan. Sekarang ini ia akan mendapatkan title kedua untuk tahun ini atau ke tiga selama karirnya.
Masing-masing pemain memiliki kendala sendiri, walaupun tidak terlalu berpengaruh. Davenport bermain dengan kuat, tapi kemudian melakukan banyak kesalahan pada servis. Pada set pertama ia melakukan double fault dan kemudian melakukan dua kali double fault pada awal set kedua. Tapi pada akhirnya berhasil menyamai skor 3-3 pada set kedua dan mengakhiri pertandingan dengan memenangkan lina game berikutnya.
”Pada akhir set pertama dan awal set kedua, saya merasa ada kesenjangan” kata Lindsay. ”Saya melakukan kesalahan-kesalahan, double faults dan kurang bermain baik di awal set kedua, tapi saya akhirnya dapat memusatkan pikiran saya dan mulai bermain dengan baik. Saya kira pertandingan tersebut cukup baik, saya bermain dengan baik, meraih poin serta sangat bermain agressif”.
Hantuchova berjuang dengan keras untuk memenangkan break point melawan Cirstea, dengan mendapatkan nilai 5 sebelum akhirnya melaju untuk menang. Tapi setalh bermain dengan bagus, ia kalah ketika is melakukan servis, dan harus bermain jauh lebih bagus untuk dapat memenangkan set.
Dalam set kedua, ia membutuhkan lima kali breakpoint untuk mendapatkan nilai 1-0. ”Saya berusaha untuk mengerti apa yang ia lakukan pada game awal dari pertandingan, sehingga kemudian saya dapat tenang setelah mengetahui taktiknya” ungkap Hantuchova ”Setelah saya menemukan rythme permainan saya, saya merasa lebih yakin dan sangat senang dengan cara saya bertanding tadi”.
”Saya cuman terpatahkan satu kali selama pertandingan, dan saya tidak terlalu menghiraukannya. Saya lebih memperhatikan perjuangan saya memenangkan break point. Saya banyak memberikan kesempatan kepada lawan untuk bangkit dan saya kurang berusaha lebih banyak dan mengakibatkan saya harus berjuang jauh lebih keras. Inilah yang perlu saya tingkatkan dalam permainan saya”.
Jadi siapakh yang lebih digemari pada pertandingan final esok? Peringkat 234 dunia Davenport atau peringkat 12 dunia Hantuchova? Mereka telah 6 kali bertanding sebelumnya, dan Davenport selalu menang, walaupun 3 pertandingan dari keenam permainan ini mencapai 3 set. [b]