Di Alas Mertajati, Tamblingan terdapat 2 jenis pohon dadap. Dadap Oong (Kutuh) memiliki ciri besar dan tinggi. Sekitar 25-30 m. Fungsi Dadap Oong di Tamblingan dulu sebelum terjadi alih fungsi vegetasi, Dadap menjadi penaung pohon kopi.
Dahulu, di Tamblingan masyarakat setempat berladang Kopi Arabika. Dadap Oong memiliki akar yang lebat ke bawah sehingga memiliki kemampuan menjaga air. Ciri lainnya, memiliki kulit yang tebal. Ia memilik bintil akar yang mengandung karbium. Ketika tanah-tanah yang ditumbuhi pohon dadap akan menjadi lebih subur.
Jenis yang lainnya adalah Dadap Sakti ciri khas pohonnya lebih kecil. Namun, memiliki tinggi yang hampir setara dengan Dadap Oong. Jenis Dadap ini lebih diperuntukkan ritual desa. Dadap Sakti digunakan dalam semua ritual di Catur Desa Adat Tamblingan. Terlebih bagi masyarakat keturunan asli Adat Tamblingan. Biasanya digunakan untuk sanggah di merajan keluarga besar.
“Biasanya dipake untuk membuat rong telu,” kata Basma, anak muda Brasti Adat Dalem Tamblingan yang melestarikan kawasan hutan Tamblingan, Buleleng.
Keberadaan dapdap juga penting untuk upacara Pitra Yadnya. Seperti Ngaben. Sebagai adat yang meyakini agama tirta, masyarakat adat tamblingan biasanya menggunakan saanan untuk mengambil tirta ketika upacara pengabenan. Saanan ini harus terbuat dari kayu Dadap.
Dari sisi obat tradisional, masyarakat Tamblingan juga menggunakan Dadap sebagai obat penurun demam. Dengan memadukan beberapa bahan alami lainnya, seperti ada mint, bawang merah dicampur dengan babakan/kerikan kulit Dadap. Bahan-bahan ini bisa menjadi obat mujarab menurunkan demam.
“Penggunaannya ada waktunya. Kalau malam hari biasanya dioleskan di jidat. Kalau siang hari lebih baik oleskan di perut,” tambahnya.
Basma juga menuturkan bahwa kayu Dadap juga digunakan sebagai dinding rumah ketika tahun 70-an. Kayu ini kuat jika tidak terkena air. Begitu juga digunakan menjadi pagar rumah.
Model rumah di Bali sebelum tahun 2000an memang terkenal tak berpagar. Sering kali masyarakat menggunakan pohon-pohon menjadi pagar. Salah satu jenis pohon yang digunakan adalah Dadap. Karakter akar Dadap yang tumbuh ke dalam tanah, tidak menjalar dan merusak pinggiran menjadi dugaan Basma kenapa jenis pohon ini dipilih.
Selain sebagai obat penurun demam, babakan kulit Dadap juga digunakan untuk mematangkan pisang. Tidak seperti sekarang, masyarakat sudah menggunakan karbit untuk mempercepat matangnya pisang.
“Dulu kami tidak mengenal karbit sebagai pemicu matangnya pisang. Dulu pakai babakan kulit dadap yang dipadukan dan diikat dengan daun di setiap pangkal sisir pisang,” jelas Basma.