Pada kuartal pertama 2022, Minikino, Denpasar, Bali berhasil mengantarkan sepuluh film pendek Indonesia ke Tampere Film Festival, Finlandia.
Tampere Film Festival yang tahun ini berusia 52 tahun, adalah salah satu festival film pendek internasional papan atas dunia, menyandang akreditasi dari Academy Award, BAFTA dan European Film Award. Tampere bersama-sama Oberhausen (Jerman) dan Clermont-Ferrand (Prancis), merupakan rangkaian 3 festival film pendek paling penting di Eropa.
Rangkaian acara festival ini diadakan di teater sinema dan juga secara online pada tanggal 9-13 Maret 2022 mendatang. Tahun ini, yang menjadi gedung pemutaran utamanya adalah Cine Atlas dan Arthouse Cinema Niagara di kota Tampere, Finlandia. Selain acara pemutaran film, masih banyak lagi program industri, panel diskusi dan kemeriahan lainnya, yang diselenggarakan di Katedral Tampere, dan berbagai tempat lainnya.
Seluruh program tahun ini terdiri dari lebih dari 60 pemutaran film pendek nasional dan internasional, serta film dokumenter panjang. Selain seleksi kompetisi, ada berbagai pemutaran program khusus berfokus pada produksi film pendek dunia terkini.
Pada sesi kompetisi, telah diputuskan lolos sebanyak 64 film pendek dari 43 negara. Seleksi sangat ketat ini mengkurasi jumlah total 6912 film pendek yang didaftarkan tahun ini. Satu film pendek Indonesia, Lika Liku Laki (Fiksi, 2021, sutradara Khozy Rizal) juga berhasil menembus dan menjadi bagian dari kompetisi tahun ini.
Film-film yang masuk dalam seleksi kompetisi, sejumlah 25 film (39%) disutradarai oleh wanita, 35 film (55%) dari sutradara pria, dan empat film disutradarai bersama (6%). Tahap pra-seleksi melibatkan 17 anggota tim kurasi dari Finlandia. Selanjutnya seleksi final diputuskan langsung oleh Liina Härkönen, Jukka-Pekka Laakso, dan Riina Mikkonen.
Dalam susunan program 2022, Tampere FIlm Festival mengarahkan lampu sorotnya pada program-program khusus dari Hungaria dan Indonesia. Seleksi film pendek Hungaria disusun bersama Budapest film festival, BuSho. Sedangkan program khusus Indonesia dipilih dan disusun secara kolaboratif antara Tampere Film Festival dan Minikino (https://minikino.org). Detail program film pendek Indonesia di Tampere Film Festival sudah bisa dilihat melalui situs resmi https://tamperefilmfestival.fi/en/festival-2022/screenings/indonesia/
Dalam rilis beritanya, Tampere Film Festival menjuluki pilihan film-film pendek Indonesia ini bagaikan mutiara-mutiara terpendam dari belahan dunia yang jauh. Walaupun beberapa kali telah mencatat prestasi internasional, film pendek Indonesia relatif masih belum banyak terdengar di arena film pendek Eropa. Film-film pendek Indonesia ini dipilih langsung oleh Jukka-Pekka Laakso, direktur festival Tampere Film Festival bersama-sama Fransiska Prihadi, direktur program dari Minikino Film Week, Bali International Short Film Festival.
Program film pendek Indonesia 1 & 2 menghadirkan karya fiksi, dokumenter dan eksperimental. Susunan programnya mengedepankan kualitas artistik dan keunikan pembuatan film Indonesia terkini. Di balik pemilihan film-film pendek ini, tersirat pertanyaan penting; akankah pilihan film pendek ini mampu memperluas gagasan tentang ke-Indonesia-an dengan seluruh nilai-nilai keberagamannya.
Kesepuluh film pendek Indonesia tersebut adalah Lika Liku Laki (Fiksi, 2021, sutradara Khozy Rizal), Laut Memanggilku (Fiksi, 2021, sutradara Tumpal Tampubolon), Salmiyah (Dokumenter, 2019, sutradara Harryaldi Kurniawan), Maria Ado’e (Fiksi, 2020, sutradara Gleinda Stefany), Shin Hua (Dokumenter, 2020, sutradara Erick Sutanto), Moksa (Fiksi, 2020, sutradara Andew Bachtiar), Jamal (Fiksi, sutradara Muhammad Heri Fadli), The Luckiest Man on Earth (Fiksi, sutradara Muhammad Exsell), Dua ikan dan sepiring nasi (Fiksi, 2020, sutradara Bani Nasution), Diary of Cattle (Dokumenter, 2019, sutradara Afrilita Lidia dan Darmadi David).
Musik, Seni, dan Film
Tampere Film Festival adalah festival film pendek tertua dan terdepan di region Eropa bagian utara. Festival ini dikenal sebagai garda depan dalam bidang kebudayaan dan seni, terutama untuk musik dan film.
Khusus tahun ini, bersama-sama dengan acara-acara seni lainnya di seluruh dunia. Tampere merayakan 100 tahun kelahiran Jonas Mekas (1922 Lithuania – 2019 Amerika Serikat). Jonas Mekas dikenal sebagai filmmaker, penyair, dan seniman, dan salah satu filmmaker garda depan yang sangat penting dalam kurun lebih dari 50 tahun.
Tokoh lain yang menjadi tema tahun ini adalah Sami Snpäkkilä. Tiga pemutaran retrospektifnya akan ditampilkan sebagai bagian dari rangkaian pemutaran di dalam festival film ini.
Selain itu, festival juga menghadirkan video musik indie Finlandia dan karya-karya seni film lainnya. Musik menjadi menu utama di Katedral Tampere pada hari Jumat 11 Maret, di mana film bisu klasik karya Carl Th. Dreyer La Passion de Jeanne d’Arc (Prancis 1928) akan ditayangkan dengan iringan organis Esa Toivola.
Tampere Film Festival 2022 juga mengundang direktur festival Minikino, Edo Wulia untuk duduk dalam susunan dewan juri internasionalnya. Selama festival, Edo Wulia akan bekerja bersama-sama Liisa Holmberg (Film Commissioner International Sámi Film Institute, Norwegia), Lauma Kaudz?te (koordinator European Short Pitch, Latvia), Nicolas Khabbaz (Direktur Artistik Beirut Shorts, Libanon), dan Luca Tóth (sutradara animasi, Hungaria). Susunan dewan juri ini bisa dilihat di situs resmi https://tamperefilmfestival.fi/en/info/competitions/internationaljury/
Keterlibatan Indonesia sebagai bagian dari rangkaian acara Tampere Film Festival tahun ini merupakan sebuah kehormatan yang luar biasa, baik untuk minikino maupun bagi Indonesia. Dan hal ini merupakan kehormatan kali kedua bagi Indonesia, setelah undangan yang pernah diterima 20 tahun yang lampau, di tahun 2002.
Program kompetisi Festival Film Tampere akan berlangsung di teater sinema dan juga secara online di Festhome TV. Malam penganugerahan film-film internasional terbaik diadakan pada Sabtu malam waktu setempat, 12 Maret 2022 di gedung Cine Atlas. Selanjutnya, seluruh film-film yang mendapat penghargaan akan ditayangkan dari Sabtu sampai Minggu, sebagai acara penutup festival film pendek terbesar di region Eropa utara ini.
Tim dari Indonesia saat ini sedang bersiap-siap untuk berangkat menuju Tampere, Finland. Selain Edo Wulia dan Fransiska Prihadi, beberapa filmmaker Indonesia, John Badalu, Khozy Rizal, Muhammad Heri Padli, dan Erwin Fajar Satrio juga sedang mempersiapkan kehadirannya, memenuhi undangan resmi festival.
Menurut Edo Wulia, “Ini proses persiapan dan perjalanan yang cukup berat, mengingat bagaimana situasi global saat ini, kemudian ditambah dengan eskalasi ketegangan situasi di Eropa Utara. Ini adalah perkembangan mendadak yang sama sekali tidak ada dalam perkiraan kami sebelumnya. Bahkan pihak Tampere pun tidak menyangka perkembangan ini.”
Fransiska Prihadi, yang terlibat langsung dalam seluruh proses programming, saat ini telah menghubungi badan-badan terkait. Ia menyatakan telah melakukan koresponden dengan Nugo Priono Trinugraha dari Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI di Helsinki. Mereka (KBRI) juga telah terhubung dengan Tampere Film Festival. Saat ini para pihak akan mengatur pertemuan resmi dengan Duta Besar RI di Finlandia, Ibu Ratu Silvy Gayatri.
Fransiska menambahkan Ibu Duta Besar RI juga merencanakan bertemu langsung dengan para sineas Indonesia yang hadir di Tampere nanti. Besar harapan bahwa melalui film pendek, untuk berkontribusi dalam meningkatkan hubungan baik antar kedua negara. “Tentu saja, ini dikembalikan lagi pada kemampuan Indonesia sebagai institusi kenegaraannya, sampai di mana negara akan mampu mengakomodasi atau bahkan mendorong pengembangan hubungan kerja internasional yang sudah terjalin antara Minikino dan Tampere Film Festival ini,” katanya.