Acara BERDISKO (Berbincang, Berdikusi, dan Kongkow-Kongkow) ke-6 kembali digelar Minggu, 11 April 2021, oleh Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (Frontier) Bali dan Aliansi Pelajar Bali mendiskusikan film berjudul Kinipan, di Haluan Coffe Jl. Nangka Selatan No. 56 Denpasar.
Film Kinipan merupakan sebuah film dokumenter garapan sutradara Dandhy Laksono. Film ini menceritakan tentang pandemi, omnibus law, dan lumbung pangan. Menariknya, selain mengadakan diskusi Film, mereka juga melakukan penggalangan donasi bagi warga korban terdampak bencana di Nusa Tenggara Timur.
Gilang Propag dari WALHI BALI dan sekaligus sebagai pemantik diskusi film kinipan, menjelaskan bahwa dalam film tersebut sangat jelas memperlihatkan bagaimana pemerintah mengkebut kebijakan-kebijakan yang secara konstektual tidak memiliki urgensi. Dia juga memberikan contoh kebijakan yang dikebut saat pandemi seperti undang-undang sapu jagat atau omnibus law.“Salah satu aturan yang dikebut pemerintah saat pandemi adalah omnibus law,” ujar Gilang.
Koordinator acara I Putu Mony Artha, menjelaskan bahwa acara diskusi film tersebut diikuti oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum secara antusias. Lebih lanjut, ia juga menjelaskan selain diskusi film, acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan seperti live akustik dari DEKPOW dan MONINZHELL, pembacaan puisi dari Arika dan Mony. Ada juga lapak gerai baca Frontier yang menyediakan buku-buku menarik dan dapat dibaca secara gratis. “Antusias masyarakat sangat tinggi.
Akbar salah satu perwakilan Aliansi Pelajar Bali mengungkapkan bahwa ini merupakan kedua kalinya mereka berkolaborasi dengan Frontier Bali. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa acara seperti ini sangat bermanfaat bagi pelajar karena menggugah kesadaran pelajar untuk berpikir kritis. “Ini kedua kalinya kami berkolaborasi dengan Frontier, sangat menyenangkan dan bermanfaat,” ujarnya.
Natri Krisnawan, Sekjen Frontier menegaskan bahwa BERDISKO merupakan kegiatan rutin Frontier Bali. Acara ini memang seringkali dilakukan untuk menambah wawasan, jiwa kritis dan keterlibatan pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum mengenai isu-isu yang sedang terjadi di sekitar mereka.
Terlebih lagi warga NTT yang terkena musibah bencana alam tentunya membutuhkan uluran solidaritas dari banyak pihak untuk membantu mereka di tempat pengungsian selama proses pemulihan masih berlangsung. “Semoga donasi yang terkumpul bermanfaat,” tutupnya. (siaran pers)