The Last Dragonfly

“Capung? Kok bisa? Kenapa capung?”

Hampir semua orang yang kami ajak berdiskusi tentang rencana liputan kami memberikan komentar kurang lebih sama. Mereka mengernyitkan dahi atau tertawa setelah mendengar topik liputan kami.

Perubahan iklim dan capung? Jauh amat. Apa coba hubungannya?

Nyatanya, capung termasuk salah satu bagian dari ekosistem yang saat ini terkena dampak perubahan iklim. Mereka makin hilang entah karena apa. Di sisi lain, memang tak banyak yang memberikan perhatian terhadap serangga capung ini.

Karena itulah kami kemudian berusaha menemukan jawabannya, bagaimana dampak perubahan iklim terhadap populasi capung. Laporan mendalam ini merupakan bagian dari CFI Media 21, program yang didanai CFI, lembaga dari Prancis yang mendukung peningkatan kualitas media di negara-negara berkembang terutama Asia dan Afrika.

Dalam kurun waktu Juni hingga November 2015, kami mencari capung di tiga lokasi di Bali yaitu Denpasar, Ubud, dan Jatiluwih; Boyolali, Jakarta, dan Sulawesi Selatan.

Hasilnya seperti asumsi kami semula, serangga yang sebenarnya sudah berumur ratusan tahun silam ini terancam punah karena perubahan iklim. Berikut laporan Anton Muhajir, Agung Parameswara, dan Fadlik Al-Iman tentang topik tersebut.

Laporan 1 tentang Mencari Capung Terakhir.
Laporan 2 tentang Capung yang Tersisa di Belantara Jakarta.
Laporan 3 tentang Dampak Perubahan Iklim di Bali.
Laporan 4 tentang Adaptasi dan Mitigasi ala Petani.

Selamat membaca. [b]

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.