Nusa Penida adalah tujuan wisata religi terkenal di Bali.
Kabupaten Klungkung terdiri dari empat kecamatan, salah satunya Kecamatan Nusa Penida, kecamatan yang berbentuk kepulauan. Ada tiga pulau di kecamatan ini yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.
Nusa Penida memilki banyak objek wisata. Salah satunya wisata spiritual. Wisata spiritual ini diminati oleh banyak pengunjung dari Bali daratan. Bahkan umat Hindu dari Lombok dan Pulau Jawa pun ada berkunjung ke Nusa Penida.
Di Pulau Nusa Penida, tepatnya di Desa Ped, berdiri sebuah komplek Pura Kahyangan Jagat, bahkan sampai diakui oleh kalangan Hindu di Bali maupun luar Bali. Pura Dalem Ped begitu masyarakat menyebutnya.
Berdiri megah 50 meter dari kawasan pantai menjadikan pura ini selalu dipadati pemedek untuk memohon keselamatan, selain dari kenyamananya karena faktor alam yang mendukung, serta getaran spiritual juga menyelimuti kawasan pura.
Banyak masyarakat dari penjuru arah nangkil untuk mendapatkan kesejahteraan, kerahayuan, dan ketenangan. Hingga saat ini, pura ini sangat terkenal sebagai salah satu objek wisata spiritual yang paling digandrungi.
Nama sebenarnya dari pura tersebut adalah Pura Penataran Agung Ped. Walaupun ada yang menyebutkan pura itu dengan sebutan Pura Dalem, yang dimaksud bukanlah Pura Dalem yang merupakan bagian dari Tri Kahyangan (Puseh, Dalem dan Bale Agung) melainkan Dalem untuk sebutan Raja yang berkuasa di Nusa Penida pada zaman itu. ”Dalem atau Raja dimaksud adalah penguasa sakti Ratu Gede Nusa atau Ratu Gede Mecaling. Odalan di Pura ini adalah Budha Cemeng Klawu.
Pura Penataran Agung Ped, bersatu dalam satu areal yang terdiri dari beberapa pura.
Pembersih
Pura Segara, sebagai tempat berstananya Batara Baruna, terletak pada bagian paling utara dekat dengan bibir pantai, di mana terdapat pohon yang besar berdiri di sebelah timur pura. Pura Segara ini akan dikunjungi lebih awal oleh pemedek dalam proses persembahyangan. Menurut salah satu pemangku, Made Reka, Pura Segara ini adalah pemelukat pertama atau pembersih pertama sebelum bersembahyang ke Penataran Agung Ped.
Beberapa meter mengarah ke selatan dari Pura Segara, ada Pura Taman dengan kolam mengitari pelinggih dan patung naga yang melilit dari tangga masuk sampai dalam pura utama yang ada di dalam. Pura ini berfungsi sebagai tempat penyucian atau pembersihan kedua.
Mengarah ke baratnya lagi, ada Pura utama yakni Penataran Ratu Gede Mecaling sebagai simbol kesaktian penguasa Nusa pada zamannya. Ratu Gede Mecaling merupakan penjaga keselamatan umat, kesehatan serta kemakmuran.
Setelah itu persembahyangan dilanjutkan ke sebelah timurnya Ratu Gede, yaitu Penataran Agung Ped yang merupakan tempat berstananya Ratu Mas Mecaling. Di jaba tengahnya ada Bale Agung yang merupakan linggih Batara-batara pada waktu ngusaba.
Selain itu, di posisi jaba ada sebuah wantilan yang sudah berbentuk bangunan balai banjar yang biasa dipergunakan untuk pertunjukan kesenian dan tempat menginap (mekemit) bagi para pamedek yang dari luar pulau Nusa Penida.
Seluruh bangunan yang ada di Pura Penataran Agung Ped sudah mengalami perbaikan atau pemugaran sejak 2002. Semenjak pembangunan yang dilakukan besar-besaran, yang berdiri sekarang hanyalah besi, beton, dan paras putih, sebenarnya mengurangi dari kerelegiusan pura tersebut.
Kesan keramat mulai menipis dari efek pembangunan tersebut, tetapi diyakini kekeramatannya sudah tercipta sejak awal keberadaan pura tersebut. [b]