Bentara Budaya Bali akan mendialogkan buku baru karya Maria Matildis Banda.
Novel bertajuk “Wijaya Kusuma Dari Kamar Nomor Tiga” terbitan Kanisius ini menghadirkan pergulatan serta problematik berlatar kehidupan paramedis dan dokter.
Terlebih para tokohnya dihadapkan pada keterbatasan fasilitas, melawan mitos, dan stigma budaya tentang pengambilan keputusan.
Dialog dan peluncuran novel akan berlangsung Minggu ini di Bentara Budaya Bali (BBB) Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No. 88A, Ketewel, Gianyar.
Kisah dalam novel ini penuh problematik dan cukup dramatik. Misalnya bagaimana ketika sebuah tabung oksigen diperebutkan, perjalanan ibu hamil terjebak di antara tebing, jurang, dan jalan putus.
“Tak ketinggalan pula kisah percintaan para dokter yang berujung pada pertanyaan mengenai salah atau benar saat dihadapkan pada sebuah kematian,“ tutur Maria Matildis Banda yang juga dosen sastra di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.
Pembahas dalam Sandyakala #47 ini dari kalangan paramedis yang juga pengamat sastra, yakni Maria Silalahi dan Dewa Putu Sahadewa.
“Wijaya Kusuma Dari Kamar Nomor Tiga” bukanlah novel pertama yang memiliki benang merah pergulatan kehidupan tokoh paramedis. Sebelumnya ada pula “Karmila” oleh Marga T atau novel “Belenggu” oleh Armijn Pane, hingga novel “Farewell to Arms” karya Ernest Hemingway.
Maria Matildis Banda terbilang penulis yang cukup produktif di sela kesibukan mengajarnya. Belum lama ini juga meraih Doktor Bidang Kajian Budaya di universitas yang sama (2015). Dia meraih penghargaan sebagai pemenang dalam penulisan karya sastra, antara lain: “Pulang” (cerpen); “Potret Gadisku” (drama); “Dalam Bening Mata Mama”, “Perempuan Kecintaanku”, dan “Rebung Gading” (cerpen); Pada Taman Bahagia (Grasindo Jakarta), Liontin Sakura Patah (Grasindo Jakarta), dan “Doben” (cerber, novel).
Maria menerbitkan novel Bugenvil di Tengah Karang (Grasindo Jakarta, (2001); Rabies (Care Internasional, 2002/2003); dan Surat-Surat Dari Dili (Nusa Indah Ende 2005). Ia juga menulis cerpen, drama radio, drama panggung, puisi, cerita anak, dan dongeng.
Hingga saat ini, Maria masih menjadi kolumnis Parodi Situasi HU Pos Kupang sejak 2001 sampai sekarang (15 tahun). Sudah menulis sekitar 750 judul parodi situasi (2.000 halaman) yang siap dibukukan, tentang isu pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan isu sosial budaya lainnya. Menulis buku Lota Aksara Ende.
Selain itu, dia juga aktif sebagai pemakalah dan peserta seminar dan lokakarya. Peserta Sandwich like Program di KTLV dan Universitas Leiden di Leiden Belanda Oktober – Desember 2011. Pemateri “Lota Script in Ende Flores” dalam Internasional Workshop on Endangered Scripts of Island Southeast Asia pada Februari – Maret 2014 Tokyo University di Tokyo Jepang.
Profil Pembahas.
Adapun Dewa Putu Sahadewa lahir di Denpasar, 23 Februari 1969. Ia merupakan dokter spesialis Obgyn. Kini menetap di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan tengah mengikuti pendidikan doktoral di Universitas Nusa Cendana, Kupang. Pernah bekerja sebagai dokter spesialis di RSU Prof. WZ Johaness Kupang (2005-sekarang) dan mendirikan RS khusus Ibu dan Anak bernama RSIA Dedari (2008).
Dokter Putu pernah menjadi wartawan dan aktif menulis puisi serta cerpen. Sajak-sajaknya dimuat di Bali Post, Pos Kupang dan Jurnal Sastra Santarang, serta terangkum pula dalam antologi puisi bersama Penyair Nusantara, antologi Sastrawan NTT dan antologi bersama sastrawan MPU. Buku antologi puisi tunggalnya berjudul “69 Puisi di Rumah Dedari” (2015). Ia juga bergabung dalam komunitas sastra Dusun Flobamora Kupang.
Adapun Maria Silalahi adalah lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara pada tahun 1993. Mengikuti program Wajib Kerja Sarjana (WKS) dan ditempatkan oleh Departemen Kesehatan RI di Puskesmas Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur sejak April 1994. Menempuh pasca sarjana di Universitas Mahidol Thailand melalui ASEAN Institute for Health Development (1998).
Saat ini dia menjabat Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ia juga merintis strategi Revolusi KIA NTT bersama Pemerintah Provinsi NTT dalam upaya menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi. [b]