Oleh Luh De Suriyani
Seorang wartawan harian Radar Bali, Jawa Pos Grup, Anak Agung Prabangsa, 41 tahun ditemukan tewas, Senin (16/2). Redaktur Daerah Radar Bali itu telah dilaporkan hilang sejak Kamis pekan lalu ke Poltabes Denpasar oleh keluarganya.
Kepala Humas Polres Karangasem AKP Syamsul Hayat mengkonfirmasi jenasah AA Prabangsa ditemukan mengambang di Pantai Bias Tugel, Desa Padangbai, Kabupaten Karangasem pada Senin pagi jam 09.40 Wita. “Jenazah ditemukan kapten kapal Perdana Nusantara lalu dilaporkan ke administrasi pelabuhan Padangbai,” ujarnya.
Dari TKP jenazah dibawa ke RSUD Karangasem dan diperiksa oleh dokter setempat. Syamsul menjelaskan berdasarkan hasil observasi kondisi mayat membengkak, telinga kiri robek, kepala pecah, dan dua bola mata hilang.
Sejumlah bagian tubuhnya juga menurut Syamsul lebam. Di celana korban ditemukan identitas seperti SIM dan KTP.
Sekitar jam 16.45 Wita jenazah tiba di instalasi jenazah RS Sanglah Denpasar untuk diotopsi lebih lanjut. Keluarga menyetujui untuk otopsi luar dan organ dalam karena kematian yang tidak wajar.
Puluhan wartawan dan semua rekan kerjanya di Radar Bali memenuhi ruang pemulasaraan jenazah. Istri korban dan anaknya terlihat sangat tertekan dan harus dipapah.
“Belum bisa memastikan tanda-tanda kekerasan.Tidak bisa dipastikan dengan kasat mata. Kami akan mengungkap penyebab kematiannya dari hasil otopsi nanti,” kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar Dwi Putra yang menunggu kedatangan jenazah.
Agung Samudera, adik tiri Prabangsa, menceritakan, Rabu (11/2) siang almarhum tiba-tiba pulang ke rumah orang tuanya di Kabupaten Bangli. Namun dia hanya meitipkan motor saja dan kemudian pergi jalan kaki tanpa pesan.
Kamis pagi, istrinya gelisah karena belum pulang. Istrinya kemudian menanyakan ke kantor Radar Bali. Harinya, karena tak kunjung jelas keberadaanyya, kehilangan Prabangsa dilaporkan ke Poltabes oleh keluarga dan pimpinan Radar Bali.
“Rabu siang (11/2) saya sempat kontak telepon terakhir soal surat dengan Prabangsa. Malamnya sudah tidak masuk kerja karena dia tugas malam,” kata Justin.
Menurut Pimpinan Radar Bali Justin Herman, kepergian almarhum tanpa diketahui teman-temannya di kantor. “Tidak ada hal yang mencurigakan dengan aktivitas jurnalistiknya. Interaksinya sebagai redaktur jauh dari aktivitas menulis berita,” kata Justin tentang Prabangsa yang telah menjadi wartawan Radar Bali selama hampir delapan tahun.
Menurut Justin kematiannya misterius dan harus dipecahkan polisi. Keluarga pun sepakat mengungkap tuntas kasusnya.
“Prabangsa sangat disiplin tinggi, apapun yang terjadi selalu dilaporkan pada keluarga dan teman-temannya. Kecuali kepergiannya saat ini,” tambah Justin.
Prabangsa meninggalkan dua anak dan istrinya Sagung Mas Prihantini.
Turut berduka cita.
ck ck ck… Saya turut Berduka cita untuk ini. Entah apa yang terjadi…
Turut berduka cita.
Pasti masalah berita di radar bali nih
TurUt BerDuka CiTa…
Bersedih
Saya kenal Anak Agung Prabangsa saat saya kerja di koran NUSA sepuluh tahun lalu, semoga kasusunya bisa segera diungkap
Sebagai bekas rekan kerja, turut berduka cita atas berpulangnya A. A. Prabangsa… semoga keluarga yg ditinggalkan tabah menerimanya…
Turut berduka cita, semoga arwahnya diterima disisi Tuhan. dan keluarga yang ditinggalkan selalu tabah. Saya pernah satu kantor dengan almarhum, saat di Radar Bali. beliau orangnya ramah dan baik.
Melihat fotonya dikoran, saya pernah lihat beliau waktu dbl basket ball. Ikut belasungkawa semoga arwahnya diterima disisi Tuhan
saya menyampaikan duka cita yang mendalam kepada sahabat Agung Prabangsa, semoga arwahnya mendapat tempat yang layak dan keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan ini.
jika ada sesuatu dibalik peristiwa ini, Polisi harus segera menuntaskannya.
Turut berduka cita
turut berduka cita, semoga polda bali dan jajaran bisa cepet mengungkap kasus..
dari temene bowo nusa
ikut berbela sungkawa