Dari Bali BEDO memperluas wilayah kerjanya ke tingkat nasional.
BEDO bertransformasi dari Bali Export Development Organisation menjadi Business & Export Development Organisation.
Kependekannya masih BEDO, namun logo dan jangkauan lembaga nirlaba ini berubah. Kini menjangkau unit usaha kecil dan importir nasional. Pengenalan ulang merek (rebranding) BEDO dilakukan pekan lalu di Denpasar.
Arief Budiman, konseptor rebranding BEDO, menjelaskan untuk mengubah logo juga harus disertai perubahan mendasar. Ada empat sinergi yang akan mengarahkan BEDO yakni kerja sama pemerintah, publik dan komunitas, kalangan usaha serta peneliti.
Rebranding tersebut diperkenalkan pada pengesahan pengurus baru dan seminar Trend Desain dan Fashion Decor 2015 di Denpasar akhir pekan lalu. Sejak 2006, BEDO telah memfasilitasi 80 usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia untuk berbagi ilmu, berjejaring dalam bentuk pelatihan, pendampingan di bidang desain, pemasaran, managemen dan pengembangan produk.
Jeff Kristianto, Manager Program BEDO mengatakan hal ini untuk menyelaraskan kegiatan BEDO dalam area nasional dan sudah dilakukan sejak program Export Coaching Program.
Sejak 2012, BEDO bekerja sama dengan CBI dari Belanda dan DGNED Kementrian Perdagangan menjembatani dan menfasilitasi para pengusaha kecil agar memiliki daya saing dan memenuhi harapan para konsumen, terutama konsumen dari Eropa. BEDO secara berkala memberikan kesempatan kepada pengusaha home décor/texile dari Bali, Surabaya, Yogjakarta, Jakarta dan Palembang mengikuti program Export Coaching Program.
Misalnya membawa hasilnya ke pameran dagang international di Ho Cho Min City, Vietnam, di mana para pembeli dari dunia international, terutama Eropa hadir di sana.
Sejumlah pihak menjelaskan mengenai bagaimana pentingnya dukungan BEDO pada unit-unit yang mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah serta eksportir. Misalnya ada tim Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perkotaan yang membina sejumlah usaha pengerajin kecil memerlukan peningkatan kualitas serta desain produk yang atraktif.
BEDO juga melaksanakan program PBB yakni Fashion For Development bersama perusahaan garment ternama asal Itali, Yamamay. Perusahaan ini adalah supplier untuk brand utama seperti Armani dan Prada. BEDO menfasilitasi program corporate social responsibility (CSR) Yamamay dengan memberi pelatihan keterampilan garmen ke puluhan perempuan di desa-desa yang masih tergolong miskin di Bali.
Saat ini, BEDO telah menjalankan program ini di Denpasar Utara, Karangasem, Klungkung, Gianyar, Pulau Serangan dan dalam waktu dekat di kabupaten Bangli.
Keunikan program ini adalah pembentukan kelompok usaha kecil di tiap desa yang dilatih, dan dihubungkan ke dunia industry garmen di Bali. “Pengerajin perempuan rumahan ini yang membuat produk untuk Prada,” ujar Jeff.
BEDO di pertengahan Agustus 2014 mengadakan Trend Workshop 2015/2016 dengan tema Re-Habitat. Dina Midiani, dari Indonesia Trend Forecasting menyampaikan Re-Habitat dari kata Rehabilitasi dan Habitat. Rehabiltasi menandakan perubahan ke era baru yang lebih menenangkan dan memberi rasa aman.
“Trend forecasting merupakan pendekatan ilmiah untuk memahami perubahan pola pikir masyarakat di kota-kota besar di seluruh belahan bumi,” ujar Dina Midiani.
Dari mempelajari tren dunia, Indonesia Trend Forecasting memberi gagasan ke desain lokal Indonesia. “Kami akan mengangkat empat lokasi di Indonesia yaitu Solo, Jakarta, Banjarmasin, dan Raja Ampat,” kata Dina Midiani, salah satu inisiator trend forecasting.
Empat kota tersebut punya cerita masing-masing. Solo mewakili kota kontemplasi dan harmonisasi antara mempertahankan tradisi dan terpengaruh dengan budaya modern. Sedang Banjarmasin mewakili Kalimantan yang terkenal dengan kekayaan hutannya namun kini mulai terkikis.
Sedang sub tema Jakarta mewakili pusat modernisasi di Indonesia dan pola kehidupan megapolitan. Hal ini diangkat dalam tema Adroit, menggambarkan kehidupan Jakarta dengan dunia maya yang semakin terintegrasi.
Dan terakhir Raja Ampat, Papua mewakili kedekatan manusia dengan alam. Spiritualisme yang dekat dengan alam yang diterjemahkan dalam tema Veracious. Sebuah gambaran gaya hidup yang mengingatkan kita pada esensi utama kehidupan secara jujur, terbuka, dan mendasar untuk merasakan kebahagiaan dan kesehatan jasmani rohani
Bagi BEDO, memahami tren sangat penting bagi pelaku UKM. “Sebagai pengusaha, pengetahuan tentang trend bisa meyakinkan buyer bahwa kita serius dan mengerti apa yang buyer inginkan, dan itu membawa dampak baik bagi bisnis,” kata Irene Setywati, ketua BEDO yang baru.
BEDO secara rutin melakukan pertemuan dan workshop yang berguna bagi pengusaha UMKM di Indonesia dalam mengembangkan usahanya. Selain pengetahuan tentang Trend, BEDO juga sering melakukan pelatihan di bidang keuangan, tenaga kerja, manajemen produksi, dan usaha. [b]