Dampak virus Zika pun sampai di Bali.
Beredarnya travel warning tentang adanya virus Zika di Bali telah menimbulkan kesimpang siuran informasi bagi wisatawan yang akan ke Bali. Padahal, hingga saat ini belum ada bukti kuat bahwa virus Zika pun sudah ada di pulau ini.
Walaupun sebenarnya virus zika belum ada di Bali namun travel warning yang diberikan tentu saja dapat mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Bali.
Isu adanya virus Zika beredar luas di kalangan pelaku pariwisata akibat adanya travel warning yang dikeluarkan Australia terkait adanya virus Zika di Bali. Kita harus mengakui jumlah wisatawan Australia Ke Bali memang cukup besar. Upaya melindungi warga negaranya dari ancaman bahaya seperti terorisme, penyakit dan lainnya kita pandang wajar.
Namun travel warning yang diberikan belum berdasar kajian berbasis bukti yang kuat terutamanya penyebaran virus Zika.
Wabah Virus Zika saat ini baru muncul di Brazil ditandai dengan adanya mikrosefali pada bayi yang lahir memiliki ukuran kepala lebih kecil dari normal. Namun di Indonesia terutamanya Bali belum ada kejadian penyebaran virus Zika yang menunjukkan kejadian hingga terjadi mikrosefali tersebut.
Lantas bagaimana isu itu bisa muncul?
Isu ini muncul berawal dari wawancara ahli entomologi dari Australia yang menyebutkan adanya risiko kejadian demam berdarah, chikungunya dan Zika di Bali yang banyak nyamuk penular Aedes aegypti. Namun pendapat itu dikutip oleh media menjadi adanya bahaya virus Zika bagi wisatawan di Bali. Bahkan dijelaskan kalau wisawatan yang berbulan madu berisiko karena wanita hamil dapat membahayakan janinnya.
Di Bali memang ada nyamuk Aedes aegypti namun belum ada penyebaran virus Zika. Yang disebarkan hanyalah sebatas penyakit demam berdarah dengue dan chikungunya. Penyebaran virus Zika masih belum ada di Bali. Adanya berita semacam ini tentunya akan berdampak pada pariwisata kita.
Virus Zika disebarkan oleh nyamuk Aedes aegipty. Nyamuk ini juga menyebarkan penyakit demam berdarah dengue dan chikungunya. Gejalanya hampir mirip dengan ditandai dengan demam, nyeri sendi, ruam. Sampai saat ini masih belum ada vaksin dan pengobatannya sesuai dengan gejala yang timbul. Minum cairan yang banyak dapat membantu proses penyembuhan.
Dampak Pariwisata
Bali sebagai obyek wisata terkenal di dunia sangat banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Bali juga sering dijadikan sebagai obyek wisata untuk berbulan madu pernikahan. Isu adanya virus Zika justru menyebabkan ketakutan terutama bagi mereka yang hamil karena dapat membahayakan janinnya.
Beberapa wisatawan yang merencanakan bulan madu ke Bali juga mulai mempertimbangkan rencana liburannya karena ada isu semacam ini. Hal ini jelas merugikan pelaku pariwisata kita. Isu dan pariwisata sangat terkait. Isu virus Zika yang disebarkan telah membuat kebingungan para wisatawan. Harusnya ada bukti kuat dari hasil penelitian barulah bisa kita menyatakan adanya penyebaran virus Zika.
Pemerintah harus segera melakukan konfirmasi terhadap peredaran berita tentang adanya virus Zika tersebut. Sebelum terlanjur menyebar dan mempengaruhi wisatawan kita. Konfirmasi dapat melalui perwakilan duta besar di masing-masing Negara yang ada di Bali.
Di era globalisasi seperti ini dengan akses penerbangan yang baik serta mobilitas penduduk yang tinggi setiap Negara memiliki resiko untuk terjadi penularan penyakit lintas Negara. Bukan saja Indonesia namun semua Negara tropis berisiko untuk terjadinya penyebaran Zika. Jadi tidak bijak kalau mengklaim Bali berisiko Zika tanpa bukti kajian yang jelas. [b]