Penyanyi asal Bali bernama Eba Ayu Febra bukanlah sosok baru di industri musik, karyanya sudah dikenal oleh ribuan orang. Ia dikenal sebagai penyanyi pop, jazz, pemain teater, dan musikalisasi puisi. Sejak dua tahun lalu, namanya kembali merebak industri musik melalui single anyar bertajuk cerita 24 Jam yang bernuansa vintage. Memulai dengan perubahan dan proses yang sudah matang, hingga membawanya pada nama Nyonya Ayu.
Nyonya Ayu artinya rumah berteduh bagi Eba yang ditata dari ruang kenang nada-nada riang dan syahdu. Nama ini menjadi penting bagi Eba, seperti menempuh dan menikmati hidup baru. Masa muda, Eba telah bernyanyi di berbagai tempat, hingga menjadi sorotan karena lagunya yang berjudul Bali United bahkan ditonton oleh ribuan orang.
Sekarang Eba hanya ingin lebih matang menjejakkan kaki di dunia musik khususnya Bali. Sebelum menjadi penyanyi, Eba memulai dengan musikalisasi puisi yang dikemas menjadi lebih diterima dan tidak kaku seperti puisi pada umumnya. Eba juga pemain teater dan keberadaannya sekarang sangat dipengaruhi oleh latar belakang tersebut, hingga vintage menjadi pilihan.
“Vintage adalah sesuatu yang everlasting, ada sesuatu yang pada tahun apapun nanti akan tetap dikenang dan tidak lekang oleh waktu,” Kata Eba ketika perjamuan di BaleBengong.
Tahun 2021, Eba merilis 5 lagu dalam satu album. Lagu-lagu ini dikemas dengan lirik yang puitis, melankolis, dan makna yang mudah dipahami. Ia mengaku bahwa semua berasal dari psikologis orang-orang Indonesia yang lebih mengarah pada musik sendu namun dikemas vintage.
Pemusik White Shoes dan Tan P Ramlee berperan besar dalam perjalanan Eba menyelami dunia vintage. Meskipun albumnya belum tersebar luas, ia akan terus berkarya dari hati. Ketika ditanya perihal eksistensi lagunya di kalangan anak muda. Eba mengatakan, “kalau anak muda sekarang sangat segmented. Tidak semua orang tahu lagu saya, tidak semua orang akan suka dengan apa yang saya suka. Aku hanya mencoba memperkenalkan, ini semua menarik. Ada kok lagu-lagu yang asik pada zamannya.” Eba tidak lagi memikirkan perihal penggemar, ia yakin bahwa hal yang berasal dari hati akan sampai ke hati juga.
Pertemuan pertama itu, membuat saya mengenal sebuah hidup yang tidak bergantung dengan kepuasan, tapi keikhlasan dan rasa percaya diri yang begitu besar. Saya mulai bertumbuh dari pemikiran perempuan cantik dan berkepribadian lucu. Selama mengobrol, ia tidak menunjukkan keberadaannya sebagai artis, penyanyi, dan lain sebagainya. Ia berbicara layaknya teman, tertawa, bahkan ia tidak segan untuk melemparkan beberapa lelucon. Saya menatap langsung sosok yang kerap kali menjadi bahan perbincangan di sosial media dan berguman bahwa sudah sepantasnya, Kak Eba disebut sebagai penyanyi yang sederhana, seperti dalam lagunya yang berjudul 24 Jam.
Sesuai dengan tema Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2023, yaitu Duang Dasa Pulau Dewata, artinya membayangkan 20 tahun ke depan dengan merefleksi pada masa lalu. Maka, Eba menjadi salah satu penampil di Malam Puncak Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2023 yang memberi respon terhadap karya-karya alm AA. Made Cakra. Seorang pemusik legendaris pada tahun 50-an, sejalan dengan jalur vintage yang digeluti oleh Eba. Penampilan Eba akan membawa kita menyusuri kenangan masa lalu. Tidak hanya menghibur pendengar, tetapi penyanyi juga merasa senang bisa membawakan lagu-lagu AA Made Cakra.
“Seneng banget sih. Belakangan ini kurang perform, karena kesibukan dan lain hal. Ini perform lagi setelah sekian bulan dan tawaran yang menarik. Sesuai juga dengan jalur yang diambil vintage. Made Cakra juga legendaris, bisa mengemas lagu beliau meskipun cover tapi jadi asik aja gitu dan menarik. Selain nanti bakalan mengenalkan karya-karya aku sendiri,” urainya.
Eba terlihat semangat dan energik akan membawakan lagu AA Made Cakra yang berjudul “Kusir Dokar” dan “Ngalih Capung”. Bahkan disela-sela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk latihan dan bercengkrama di BaleBengong. Tidak sabar menyaksikan penampilan Nyonya Ayu pada Sabtu, 24 Juni 2023 di Taman Baca Ubud. Lagu bernuansa vintage akan bersiap membawa gerakan kecil di seluruh badan, mengayun, dan melambaikan tangan. Seakan-akan semua beban hidup telah terlepas beriringan dengan lantunan Nyonya Ayu, penyanyi Solo yang mengajak kawan-kawannya sebagai pengiring musik. Eba akan tampil bersama dua penyanyi lainnya YanSanjaya dan Petra Sihombing.
“Dua puluh tahun ke depan secara musisi seperti era yang aku bawakan ini pasti tetap ada, tapi era digitalisasi akan ada perubahan. Lagu-lagu seperti ini akan selalu bertahan,” yakin Eba di akhir wawancara. Sebuah euforia dari Eba Ayu Febra dalam lantunan syahdu bernuansa vintage.