Tabanan daerah lumbung berasnya pulau dewata Bali.
Nah mungkin di antara kita sudah pernah ke daerah kabupaten ini sebelumnya. Oleh karena itu, perlu kenal yang namanya umawali. Apakah umawali itu? Sejenis makanankah?
Mungkin beberapa pertanyaan ini patut Anda renungkan terlebih dahulu.. Sudahkah Anda makan hari ini? Makan apa? Apakah makan nasi? Tahukah Anda perjalanan nasi?
Jangan khawatir, Komunitas Tabanan Lovers (Talov) telah melaksanakan event Umawali, perayaan sawah untuk mengenal hakekat subak dan perjalanan padi-gabah-beras-nasi langsung di lokasi uma (sawah).
Umawali, berarti kembali ke Uma (sawah), adalah even perayaan sawah guna mengenal hakekat subak pertanian. Umawali sering juga disebut “Tabanan Ricefield Festival” atau Perayaan Sawah di Tabanan.
Komunitas Pecinta Tabanan (Tabanan Lovers) melaksanakan Umawali karena sesuai rapat internal pada 29 Des 2012 di Museum Subak, TALOV menetapkan tahun 2013 kegiatannya seputar pertanian. Karena itu 2013 disebut juga Tahun Pertanian versi Talov. Kegiatan ini sekaligus ikut menyambut hari ulang tahun Kota Tabanan ke-520 yang bermakna Kembali ke Uma (kembalilah ke diri/mengalami yang alami).
Perayaan Sawah Tabanan dilaksanakan seminggu pada 23-30 November 2013. Puncak Acara Umawali (panen padi) ini dilakukan pada 24 November 2013. Sebelum acara Umawali dibuka, ada sambutan dari Ketua Panitia Umawali yaitu Dek Enjoy selaku penggerak warga masyarakat Desa Adat Pagi dan Subak Ganggangan. Kemudian dilanjutkan oleh seksi acara yakni Made Nurbawa yang menyatakan setiap peserta event Umawali dibekali buku panduan berisi peta subak pertanian, dan penjelasan tentang even umawali.
Peserta Umawali ini diperkenankan melihat, memfoto, berbincang, dan berbaur kepada krama (masyarakat) subak, untuk mengenali proses padi secara real (nyata) di lahan persawahan. Dimulai dari mengarit, pemisahan bulir padi hingga menjadi beras. Selain itu juga didemonstrasikan cara membuat pupuk organik (tanpa pestisida) yang sebenarnya sudah disediakan oleh alam sekitar, tinggal dimanfaatkan.
Even Umawali ini dikemas dengan acara sangat menarik yaitu menyusuri areal subak, lahan pertanian, melihat kincir angin berbunyi (sunari), melihat bunyi air mengalir pada bambu sebagai harmoni alam, lomba membuat Lelakut (orang-orangan sawah), bakti sosial, pembacaan puisi, dan panen raya Padi Organik Pertama Kali (Perdana) di wilayah subak Ganggangan.
Subak Ganggangan ini terletak di Desa Pekraman Adat Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.
Menurut Nurbawa (seksi Acara Umawali) saat even berlangsung juga didemonstrasikan MOL (Mikroba Olah Lokal) kepada peserta yang dipandu oleh Bapak Parta Liong sebagai pendamping petani.
MOL dibuat dari campuran gula aren, air beras, dan air kelapa. Untuk bisa mendapatkan pupuk pengganti N (nitrogen/orea), MOL dicampur dengan daun gamal atau buah maja. Teknis pembuatan bisa di pelajari. Kebutuhan MOL per hektar mencapai 60 liter dengan lebih kurang 8 kali aplikasi (semprot).
Untuk membuat MOL N dibutuhkan 7 hari untuk fermentasinya. MOL NPK atau Nitrogen dibuat dari campuran buah maja dan daun gamal. Untuk kandungan Posfat (P) dari bungkil pisang/gedebong. Sedangkan Kalium (K) dari kulit/sambuk muda kelapa. Seluruh bahan dalam perbandingan khusus.
“MOL N dan MOL NPK bisa disimpan bertahun-tahun asal disimpan dalam jerigen tanpa kena sinar matahari,” jelas Parta Liong yang juga dijuluki sebagai menteri pertanian Talov.
Untuk tahapan aplikasi di sawah untuk jenis padi PB MOL dapat digunakan dengan tahapan tertentu yaitu:
1). 10 hari setelah tanam = padi di semprot dengan menggunakan MOL yang mengandung N. Selama 4 kali berturut-turut sampai umur padi 50 hari.
2). Dari umur padi 60 hari disemprot dengan MOL P sebanyak 2 kali setiap 10 hari sekali hingga umur padi 70 hari.
3). Kemudian dilanjutkan dengan penyemprotan MOL K dari umur padi 80 hari, sampai 90 hari. Setelah itu penyemprotan selesai dan tinggal panen lebih kurang pada umur padi 100-105 hari.
Lebih jauh kata Parta Liong, untuk pengendalian hama, pada umur padi 10 -50 hari MOL N bisa diganti dengan penyemprotan Bio Urine karena bio urine juga mengandung Nitrogen selain bisa menghalau hama. Kalau menggunakan Bio Urine maka tidak perlu menggunakan MOL N. Bio urine baunya tidak sedap. Bisa menghalau hama. Bio urine bisa berfungsi sebagai pupuk dan pestisida nabati. Penyemprotan bisa dilakukan sebanyak 4 kali sesuai dengan kebutuhan. Jika padi sudah subur, maka tidak perlu sampai 4 kali penyemprotan. Cukup 2-3 kali penyemprotan.
“Padi yang terlalu subur bisa tidak berbuah dan mudah terserang penyakit. Untuk mengantisipasi Sebaiknya pada masa pengolahan lahan (mebakal), kita sudah bisa menyebar pupuk kompos di sawah sebagai pupuk dasar,” jelasnya.
Waktu pun sudah menjelang siang. Ada hal yang teristimewa yakni menu kuliner makan siang saat disajikan untuk peserta Even Umawali ini sangatlah khas pertanian, yaitu kakul (kerang-kerangan sawah) dan ikan air tawar. Untuk menu penutupnya yakni es daluman dan rujak.
Selain itu setiap peserta event Umawali dibekali pemahaman alat pertanian subak langsung di persawahan serta proses perjalanan nasi. Perjalanan tersebut yaitu persemaian benih -> nandur benih -> pupuk organik -> panen padi -> gabah -> beras -> nasi.
Pesan dan tujuan yang ingin dicapai adalah kembalilah ke uma (kembali mengalami yang alami) dalam hal ini pertanian organik, yang minim akan pestisida kimia, serta mengajak generasi muda untuk menjaga sawah dan eling akan dirinya. Tanpa sawah maka manusia tidak bisa makan (No farm, No Food, No Life). Pesan lain adalah mengajak anak muda untuk jangan sungkan dan malu turun ke sawah, karena pekerjaan petani merupakan profesi mulia.
Menurut ajaran Hindu Petani itu bekerja bersama Para Dewata, yaitu Dewa Surya (matahari), Dewi Sri (kesuburan padi), Ibu Pertiwi, Dewa Wisnu (air). Inilah konsep umawali sesungguhnya, kembali ke uma (AUM) dengan menjaga tanah, sawah, sesuai konsep Tri Hita Karana (Parahyangan, Palemahan, Pawongan).
Event ini sangat memukau banyak tokoh, khalayak dan komunitas yang berdatangan. Ada Komunitas Anak Alam, Bali Kids, I’m An Angel Charity Kuta, perwakilan BaleBengong.net, Bali Blogger community, Prof Dr. IGP Suryadarma M (dosen Univ.Negeri Yogyakarta), Dr. Wayan Mustika (Penulis Buku), Bpk. Ir. I Made Dana M. Tangkas (Toyota Astra), Jaringan Sosial Swadiri Bali (JSSB), Garuda Center Tabanan, KNPI Tabanan, Puskor Hindunesia, Tabanan Photographers Forum (TPF), Komunitas Kertas Budaya Jembrana, Rindik Bambu Bali, HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), para wartawan, dan masih banyak lagi.
Event umawali ini sukses diselenggarakan Komunitas Tabanan Lovers. Bila Anda ingin mengetahui lebih banyak mengenai umawali ini bisa menjadi “Sahabat Umawali” dengan mengunjungi website www.umawali.org. [b]
Pertanian harus dipertahankan di pulau Bali.
jangan sampai bali menjadi kelaparan tidak punya stok beras/makanan akibat lahan dijual menjadi perumahan.
Para pejabat bali harus waspada terhadap Gumi Bali berdasar Tri Hita Karana
Pertanian organik memang sangat bagus, karena tanpa bahan pestisida pabrik melainkan dari pupuk Alamiah sekitar, petani harus disadarkan dan konsumen beras juga wajib menjaga kesehatan keluarganya dari radikal bebas, dan bahan pestisida pada sumber makanan.
Penyuluh pertanian pun jangan malas, teruslah menyadarkan petani akan potensi hasil padi organik, jadikan ini stimulus pergerakan dan perkembangan padi organik di propinsi lainnya di wilayah Indonesia.