Oleh Dhukha Fatkhul Mubarok
Usianya relatif muda, baru 36 tahun. Sebagai seorang suami sekaligus ayah dari dua orang anak, Tri Cahyono jelas menjadi tulang punggung keluarganya. Keberadaanya sangat dibutuhkan untuk mengepulkan dapur keluarga.
Namun kini, Tri Cahyono hanya bisa terbaring tak berdaya di atas tempat tidur. Dokter di Rumah Sakit Sanglah memvonisnya terkena tumor yang bersarang di bagian batang hidungnya sekitar empat bulan lalu. Semenjak itulah kesehatan dan staminanya turun drastis, bahkan menurut sang istri, Darwati Mulyani, berat badannya sudah turun lebih dari 10 kilogram.
Derita yang dialami Tri Cahyono membat kehidupan keluarganya seakan kehilangan pegangan penghasilan. Tri Cahyono yang sehari-hari hanya berjualan koran sekarang tak mampu berbuat apa-apa. Praktis beban keluarga kini tertumpu ke pundak Darwati.
Kepada penulis, Darwati mengungkapkan, selama ini dirinya sudah habis jutaan rupiah untuk biaya pengobatan suaminya. Belum lagi, biaya kemoterapi yang harus dijalaninya seperti saran dokter. “Tak kurang Rp 8 juta saya butuhkan untuk biaya pengobatan suami saya. Selama ini, saya dipinjami tetangga-tetangga kos. Belum tahu bagaimana saya nanti melunasinya,” ujarnya sambil berlinang.
Saat ditemui di rumah kosnya, di Jalan Merapi No. 31 Denpasar, sang suami tengah tergolek lemah. Tatapan matanya sayu, mulutnya terkatup tak mampu bicara apa-apa. Menurut Darwati, beberapa hari sebelumnya, hidung suaminya tiba-tiba mengucurkan darah cukup banyak hingga membuatnya tak sadarkan diri.
Setelah itulah kondisi Tri Cahyono semakin memburuk. Maksud hati ingin membawa lagi ke rumah sakit seperti disarankan teman-temannya. Namun lagi-lagi ia terbentur biaya. “Saya tak berani membawa ke rumah sakit. Yang kemarin saja biaanya belum tertutupi,” tegasnya.
Pelayanan rumah sakit yang diterimanya seakan menambah penderitaan Darwati. Ia mengungkapkan, saat membawa suaminya pertama kali ke rumah sakit, diirinya memakai kartu miskin. Namun apa daya, kartu itu ternyata tak ada gunanya. Ia masih harus diwajibkan membayar.
“Saya nggak mengerti Mas, kenapa saya kok masih harus membayar. Kata pihak rumah sakit ada perubahan untuk layanan kartu miskin. Sekarang KTP saya ditahan dan saya diharuskan mengangsur biayanya,” ungkapnya terbata-bata.
Darwati kini ingin menggantikan suaminya mencari nafkah untuk keluarganya. Ia berharap ada dermawan yang mau membantu pengobatan suaminya. Tindakan medis selanjutnya sudah menanti, penyinaran x ray di rumah sakit sanglah harus dijalani suaminya hingga 10 seri.Dan itu artinya angka-angka rupiah yang fantastis akan mengganggu tidurnya tiap malam. [b]
Bagi yang ingin membantu meringankan beban keluarga ini dapat langsung membantu dana atau yang lainnya.
Tri Cahyono
Jl. Merapi No. 31 (Gg. Samping LPMIK) Denpasar Bali
atau
YKSU di 0361-232692/ Blog : http://www.zakatukhuwwah.blogspot.com
sayang gak ada fotonya mas..Kalo ada fotonya saya bisa bantu masukin ke kanal Sesama di VIVAnews nih, siapa tau ada yang bisa bantu..
kalo mau lihat fotonya bisa lihat di blog lembaga yang menangani untuk penggalian dana bagi pasien dhuafa ini. mohon bantuannya untuk memforward agar pasien ini cepat terbantu. blog laz yksu bali http://www.zakatukhuwwah.blogspot.com
jika ingin lihat fotonya bisa log di zakatukhuwwah.blogspot.com. terimakasih untuk bang muhajir yang sudah memposting berita ini, semoga menjadi amal baik ya.. mas!!
saya cuma bisa bantu doa,
“semoga lekas sembuh”