Belum banyak yang mengikuti, namun semangatnya setara tujuh kali tenaga kuda.
Hal ini saya rasakan ketika kemarin sore di pantai Merta Sari, Sanur. Kami hanya berempat, melihat hamparan sampah bertebaran di mana mana. Sampah ini adalah sampah kiriman, dalam satu blok seluas lapangan bola itu hanya dilakukan pembersihan oleh empat orang.
Mengapa saya bilang kekuatannya tujuh kali tenaga kuda. Meski gerakannya lamban namun terus menerus dilakukan, tanpa lelah terus mencicil sampah sedikit demi sedikit.
Belum lagi seorang pemudi yang berinisiatif mengampanyekan tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Sampah harus diolah dengan baik karena kalau tidak diolah akan menjadi sumber penyakit.
Yang menarik ketika salah satu pengunjung berpendapat, “Jangan dulu memikirkan Reklamasi jikalau pantai Bali belum bersih.”
Hal serupa juga disampaikan Direktur Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali Catur Yudha Hariani. Menurutnya semua orang bertanggung jawab pada sampahnya yang dihasilkan masing masing. Contohnya sampah yang dibawa arus di pantai Mertasari, Sanur bagian selatan adalah kiriman dari buangan sampah di sungai yang akhirnya bermuara ke laut.
Bunda Yuni, peserta bersih-bersih, juga menyampaikan bahwa sampah bisa kita jadikan sahabat dengan memaksimalakan pemanfaatannya serta mengurangi konsumsi terhadap kebutuhan plastik. “Jikalau berbelanja upayakan membawa kantong dari rumah sendiri,” ujarnya.
Mengapa berkekuatan tujuh kali tenaga kuda, karena bukan hanya itu yang mereka perbuat. Wisatawan yang memanfaatkan waktu rehatnya di sore hari baik wisatawan lokal maupun mancanegara diberikan informasi oleh Herni Pili, seorang relawan Denpasar Clean and Green.
Mengapa berkekuatan tujuh kali tenaga kuda. Direktur PPLH Bali juga tak henti hentinya lewat media sosial menginformasikan ajakan. Begini bunyi pesannya: “siapa saja boleh turut serta jadi relawan ini, kami melakukan kampanye di pantai tiap 3 hari sekali. Tanggal 10 kami ada di pantai lagi, hari ini kami kembali ke Lapangan Puputan Badung, besuk di lapangan Lumintang… waktunya jam 4 sore dimulai…ayo yang mau bergabung kami tunggu mama Yusi Laman.”
Pesan itu terus disampaikan dari malam sampai pagi, meski terbilang tak muda lagi namun ajakan itu terus menerus disampaikan. Mestinya kita malu dengan mereka yang punya semangat membersihkan Bali, membuat Bali lebih indah, padahal banyak dari kita mengaku kuda-kuda yang punya semangat muda.
Tak cukup hanya itu, mereka juga membuat film pendek tentang isu sampah. Yang belum lepas dari ingatan saya ketika matahari tenggelam Kadek Kiu mengambil gambarnya yang berlawanan dengan matahari, jadi kita seperti siluet berjoget di pantai Hawai.
Dalam pesan di wall media sosialnya Direktur PPLH Bali menyampaikan ajakan kembali, begini ajakannya: “Kami mengundang siapa saja mulai dari anak-anak sampai masyarakat dewasa yang peduli lingkungan untuk bergabung melakukan KAMPANYE PEDULI SAMPAH hari ini Selasa/8 Oktober 2013 di Lapangan Puputan Badung pukul 16.00 wita. Partisipasinya kami tunggu…. terima kasih.” ajakan itu diberitakan ke 20 kerabatnya yang tinggal di Bali.
Belum banyak yang berbuat, mari meluangkan waktu untuk kampanye penyadaran. Minimal buat diri sendiri setelah itu buat Bali yang kita cintai. Siapa sih yang nggak mau Bali bersih? Ngiring sareng sareng, jaga lan lestariang, ngiring sareng sareng, laksanayang Tri Hita Karana. [b]
Reklamasi dan sampah dua topik yang berbeda, tetapi keduanya sama-sama memiliki dampak yang luar biasa terhadap lingkungan, kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kedua isu ini PENTING. Reklamasi Teluk Benua tetap harus ditolak karena secara hukum terlarang dilakukan di kawasan konservasi sebagaimana amanat Pasal 3 ayat (3) Perpres no 122 tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah pesisir dan pulau-pulau Kecil. Sampah harus ditangani mulai dari sumbernya. Tindakan ini juga ada payung hukumnya UU Pengelolaan Sampah nomor 18 tahun 2008. Membangun kesadaran peduli lingkungan kepada orang lain tidaklah mudah, maka kuatkan iman dan tindakan bahwa ketika diri sendiri peduli lingkungan niscaya akan ada orang yang mengikuti. Tidak harus hari ini tetapi mungkin dikemudian hari..sabar dan teruslah bekerja jangan hanya berpikir…karena sampah tidak akan selesai menjadi masalah jika hanya dipikirkan saja!