Ruang alternatif untuk literasi semakin berkembang di Bali. Meski minat membaca masih menyedihkan, ruang-ruang untuk mengakses buku dan mendiskusikanya harus terus dikembangkan. Inisiatif penyediaan ruang secara pribadi atau kolektif jadi gerakan nyata kepedulian atas literasi. Berikut lokasi-lokasi tongkrongan buku di Bali yang legendaris maupun baru, dan bisa dikunjungi. Bisa beli buku baru, bekas, mencetak, barter, baca, atau sekadar meminjam.
Daftar ini akan terus diperbaharui, dari masukan publik. Silakan tambah di kolom komentar. Termasuk taman baca kecil yang dikelola di desa-desa atau komunitas ya.
1. Etalase Pengetahuan Bali
Etalase Pengetahuan Bali tidak hanya menyediakan buku bacaan, tetapi juga tempat untuk bertukar pandang soal buku yang dibaca, atau kelindan masalah sosial sehari-hari. Sekaligus ingin mendekatkan literatur ke pembaca. Lokasinya di Penatih, dikelola oleh Teddy C. Putra.
2. Ganesha Bookshop
https://ganeshabooksbali.com/ adalah toko buku lama di Ubud yang menyediakan buku bekas dan buku baru. Terutama buku-buku kesejarahan dan antropologi, termasuk buku yang makin sulit dicari. Berlokasi di Jalan Monkey Forest Ubud.
3. Seminyak Bookshop by Made (Seminyak)
Made Bookshop berdiri pada 1986. Kios pertamanya beralamat di Jalan Poppies Lane, Kuta. Namun setelah pandemi kiosnya pindah ke lokasi di daerah Seminyak, Made juga sekaligus mengubah nama toko bukunya menjadi Seminyak Bookshop. Toko buku ini menjual buku bekas dengan harga dan juga genre yang beragama, serta menyediakan buku dari berbagai bahasa. Dari toko buku Made bisa membayar pendidikan anak-anaknya hingga menyelesaikan gelar diploma pariwisata mereka dan juga membangun rumah dari keuntungan berjualan buku. Seperti sebelumnya ditulis di Made Bookshop ini kita juga dapat menjual buku kita dengan cara membeli 1 buku dan setelah selesai membacanya kembalikan, lalu tukar dengan buku baru dan bayar setengah saja. Harga jual buku di toko ini juga murah berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 75.000.
4. Kios Wira Kesuma
Berlokasi di Jl Kedondong, Denpasar. Ini adalah kios kecil menjual majalah baru, bekas, komik, dan sedikit buku. Hal menarik, bisa membeli majalah baru dengan harga miring di sini, namun tanpa cover.
5. Toko Buku Berata
TB Berata ini termasuk legend juga, sebuah toko buku kecil yang masih bertahan dengan terbitan buku-buku lokal seperti pelajaran, sastra, doa-doa, dan ritual di Bali. Berlokasi di Jl Kartini, Denpasar.
6. Penerbit Partikular
Partikular adalah sebuah penerbit independen yang berbasis di Bali, Indonesia, yang berkomitmen untuk mengusung cerita-cerita dari Global South ke Indonesia. Didirikan oleh Juli Sastrawan dan Sri Damayanti, penulis dan peneliti muda Bali, dengan semangat yang sama untuk memunculkan suara para penulis, Partikular berkomitmen untuk menerbitkan cerita-cerita yang menyoroti tentang budaya dan perjuangan masyarakat daerah-daerah tersebut dan menyuarakan sudut pandang unik mereka.??Misi Penerbit Partikular adalah menciptakan ruang untuk berdiskusi, bertukar pemahaman, dan mengapresiasi keragaman terhadap budaya-budaya di Global South. Partikular berusaha untuk menerbitkan cerita-cerita yang jujur, inspiratif, dan mencerminkan pengalaman unik orang-orang dari daerah tersebut. Komitmen Partikular terhadap keragaman dan inklusifitas tercermin dari pilihan karya penulis yang diterjemahkan yang terdiri dari orang-orang dengan latar belakang dan identitas beragam yang berusaha untuk menantang narasi dominan dan mendorong dunia yang lebih inklusif dan adil.
7. Umah Buku
Toko buku kebanyakan berpusat di Pulau Jawa, sehingga para pembaca harus menunggu lama saat memesan buku. Umah Buku hadir ingin mendekatkan buku-buku indie kepada para penikmat di Bali.
8. Toko Buku Setia Kawan
Berlokasi di Jl Letda Made Putra, Denpasar, toko kecil ini mirip Berata yang menjual kebanyakan judul-judul buku sastra dan etika, serta ritual Bali. Juga jika mencari buku filsafat Hindu atau kalender Bali.
9. Littletalks Ubud
Littletalks dibuat karena kekosongan ruang temu yang kami anggap itu perlu, banyaknya cafe-restaurant terutama di Ubud yang mengutamakan kebutuhan turisme daripada ruang bersama yang asyik. Terletak di pinggiran Ubud, tersedia beberapa bacaan yang bisa dibaca ditempat. Dalam beberapa momen juga menjadi ruang pertunjukan kreativitas seni musik.
10. Taman Baca Kesiman
Sebuah langkah kecil membangun peradaban harus dikerjakan untuk mendorong arus perubahan zaman yang terus bergerak cepat. Untuk mengisi kekosongan idealisme dan realitas sempitnya ruang baca tadi, Taman Baca Kesiman hadir dengan konsep menjadi “kawan perubahan” yang nyata.
Desain lanskap di Taman Baca Kesiman memadukan beberapa unsur yang saling mendukung. Ruang perpustakaan dekat dengan dapur yang menyajikan kopi panas, minuman ringan dan makanan khas dan sedap. Ada kebun organik yang bebas bahan kimia dengan paduan pagar hidup dan lansekap lapangan rumput luas menghijau. Halaman rumput di belakang bisa dijadikan tempat panggung orasi, pemutaran film, pagelaran musik ataupun main bola.
Inisiatif dibukanya tempat ini oleh Agung Alit/Hani Duarsa juga memang berangkat dari keinginan mereka untuk dapat berbagi koleksi buku-buku mereka yang berjumlah ribuan untuk bisa juga diakses dan dibaca oleh siapapun terutama generasi muda.
Ciri khas dari koleksi buku di TBK adalah buku-buku kritis dan pemikiran alternatif. Tema-tema buku yang ada sebagian besar adalah buku-buku sejarah, sosial, politik, otobiografi, sastra dan novel, karya-karya terjemahan, jurnal-jurnal ilmiah populer dan buku-buku langka yang sudah sulit ditemukan di pasaran.
11. Dis-print Kultur
Dis-Print Kultur dibentuk sebagai ruang belajar dan berkarya bagi teman-teman yg tertarik dg penggunaan seni cetak untuk perubahan sosial. Di sini kami sering membuat desain cukil, sablon, zine, kertas daur ulang, pin dan yg lainnya dg tema-tema sosial politik, lingkungan hidup, dan pemberdayaan komunitas. Di dalam studio kami di Jln Nusa Indah No.14B Denpasar, terdapat pojok baca yg berisi ratusan zine dari arsip milik Propablishing—Penerbit Zine dari Bali. Bagi kami, zine menjadi salah satu alternatif untuk menumbuhkan minat baca di komunitas mengingat bentuknya yg lebih simpel dg visual grafis yg menarik. Zine jg menawarkan wacana-wacana yg belum tentu ada di dalam bentuk bacaan pada umumnya.
Nah, Perpustakaan Zine di dalam studio Dis-Print Kultur dibuat untuk menyediakan ruang baca bagi teman-teman yg tertarik dg bacaan alternatif baik dari cara pengemasan maupun wacana yg diangkat lewat zine tersebut.
12. Komunitas Mahima
Rumah Belajar adalah rumah bagi siapapun yang ingin belajar tentang seni dan kehidupan budaya manusia dan kemanusiaannya. Organisasi non-profit asal kota Singaraja – Bali yang bergerak di bidang seni dan sastra; pementasan teater dan musikalisasi puisi, penerbitan buku, penelitian yang fokus pada sastra dan budaya, dan lomba baca puisi. Komunitas Mahima juga membuka pelatihan-pelatihan penulisan sastra, dan diskusi rutin setiap bulannya membahas tentang proses kreatif dalam dunia seni.
13. Prasasti Buku
Penerbit Prasasti dibuat oleh penulis terkenal Aryantha Soethama dari uang hadiah penghargaan sebagai sastrawan. Tak hanya bisa mencetak buku sastra, sosial budaya, dan lainnya, juga bisa membeli langsung buku-buku yang diterbitkan di sini.
14. Pondok Pekak Library & Learning Centre
https://pondokpekak.com/ Didirikan oleh Laurie Billington & Made Sumendra pada 1992 di Ubud, menyediakan perpustakaan dan kelas-kelas seni oleh seniman setempat.
15. Pustaka Ekspresi
Melalui website-nya, https://www.pustakaekspresi.com/ menyatakan sebagai penerbit buku murah, tapi tidak murahan. Kualitas tetap terjaga demi mewujudkan masyarakat gemar membaca buku. Tak hanya menerbitkan buku, juga menampilkan artikel sosial budaya.
16. Yayasan Kanaditya
Yayasan Kanaditya Anjani Dharma yang berfokus untuk membantu anak-anak yang tengah berjuang melawan penyakit, perempuan dengan kekerasan, dan kelompok masyarakat lainnya. Lokasinya di Ubung Kaja, Denpasar diprakarsai oleh Debby Loekito Goeyardi merangkul para ibu dan berlanjut kepada anak-anak sampai usia 18 tahun. mayoritas mengajar anak-anak buruh ‘suwun’ atau buruh sunggi belanjaan di pasar-pasar Kota Denpasar.
Selain mengajar membaca dan menulis, Debby juga rajin memasok buku-buku bacaan. Selain itu, Debby kerap menggelar aneka perlombaan sebagai keluaran dari gerakan literasi yang dia gemakan. Belakangan yayasannya bahkan memberikan advokasi bagi para ibu dan anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
17. Perpustakaan Kota Denpasar
Perpustakaan Kota Denpasar selalu dibuka untuk dikunjungi setiap Senin-Sabtu. Khusus untuk masyarakat Kota Denpasar, dibuka layanan peminjaman buku. Buku bisa dipinjam gratis dengan syarat berdomisili Kota Denpasar dan membuat kartu anggota. Buku bisa dipinjam maksimal 3 hari.
Perpuskot juga memiliki misi penyelamatan pada pustaka-pustaka langka. Keberadaannya yang tak terdata tapi memiliki bagian penting dari remahan informasi dan cerita sejarah yang berkembang di masyarakat. Mendata pustaka langka hingga memproduksi kembali informasi yang terselamatkan. I Gusti Agung Dewi Widyastuti, staf bagian deposit dan pengembangan Perpustakaan Kota Denpasar menjelaskan sejauh ini koleksi pustaka langka di perpuskot ada 571 buku dan 12 lontar. Koleksi ini tidak bisa dipinjam tetapi bisa dibaca di tempat.
18. Perpustakaan Dharma Negara Alaya Denpasar
Mencari suasana terkini, perpustakaan Kota Denpasar juga bisa ditemui di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar. Dengan desain ruang baca yang diupdate, koleksi bacaan Perpustakaan Kota Denpasar bisa diakses sepanjang Gedung DNA.
19. Rumansa
Rumah Mandala Sari (Rumansa): Sesuai namanya, adalah rumah yang terletak di Jalan Mandala Sari, Denpasar, Bali. Perpustakaan, kebun serta ruang alternatif dengan halaman rindang menjadi oase lain di tengah penatnya kota Denpasar.
20. Perpustakaan Jalanan
Perpustakaan Jalanan Denpasar (PJD): Berawal dari inisiatif kecil di tahun 2017. Tidak ada tempat pasti, PJD melapak buku di kampus-kampus, taman-taman bahkan trotoar. Selain mengarsipkan dan melapak buku untuk dibaca khalayak Denpasar, PJD juga mengajak siapapun untuk sekadar diskusi, bertukar puisi, pikiran serta pemahaman di setiap lapak nya.
21. Dusun Senja
Warga Dusun Moding, Desa Candikusuma mendeklarasikan sebuah oase bernama Dusun Senja di sudut kampungnya. Nanoq da Kansas, sastrawan dusun ini yang mengelola bersama warga sekitar mengatakan karena suasananya selalu seperti senja, teduh, kurang matahari. Selain buku dan kedai kopi, Dusun Senja dihidupkan oleh sejumlah pertunjukan sastra, baca puisi, sampai Festival Dusun Senja tiap 2 tahun. Berlokasi di Dusun Moding, Desa Candikusuma. Sekitar 3 jam berkendara dari Denpasar. Jika baru tiba di Gilimanuk, lebih mudah karena hanya sekitar 15 menit.
Rangkumannya di peta ini