Teks Anton Muhajir, Foto Superman is Dead
“Kalau sejak awal berdiri mungkin penggemarnya akan sebesar U2,” kata Jerinx.
Di jejaring sosial Facebook, Superman is Dead (SID) punya lebih dari 1,5 juta penggemar. Apa artinya? “Tanggung jawab yang lebih besar. Kami harus bisa menyampaikan atau melakukan sesuatu dengan lebih cerdas,” kata Ari Astina yang lebih akrab dipanggil Jerinx, penabuh drum dan frontman band punk tersohor di Bali ini.
Untuk perbandingan, Slank, band rock and roll yang oleh banyak media disebut band dengan jumlah penggemar terbanyak di Indonesia ternyata “cuma” punya sekitar 750 ribu penggemar di Facebook hingga tulisan ini dibuat. Perbandingan lain, Dewa 19 punya fans kurang dari 100 ribu di Facebook. Atau, mari kita bandingkan SID dengan (ehm!) ST 12 dengan sekitar 650 ribu fans di FB.
Dibanding tiga band di atas, SID punya fans paling banyak.
Namun, banyaknya penggemar juga bisa banyaknya musuh, atau, setidaknya “pengawas”. Sebab, lebih dari 1,5 juta fans di Facebook tidaklah berarti semua memang penggemar musik dan lirik band punk kelahiran Kuta ini. “Tidak semua fans di Facebook suka SID. Banyak yang ikut hanya untuk melihat hal negatif tentang kami,” kata Jerinx.
Menurut Jerinx banyaknya fans di Facebook berdampak pada perasaan tanggung jawab lebih besar. Misal, bagaimana melakukan gerakan lebih cerdas sehingga kalau ada yang mengkritik, mereka juga bisa memberi jawaban lebih cerdas. “Itu memotivasi saya dan anak-anak SID untuk belajar agar tidak asal bicara,” tambahnya.
Pertengan Desember lalu Jerinx berbagi pengalaman mengelola band dan fans ini di Bali Creative Festival (BCF). Selain Jerinx, pembicara lain di diskusi bertema Gono Gini Indie itu ada Pemimpin Redaksi Rolling Stone Indonesia Adib Hidayat dan anggota band Seringai, Sammy Bramantyo.
Sebenarnya, ngobrol santai selama sekitar dua jam itu tentang musik indie. Tulisan ini hanya mencomot sebagian omongan Jerinx tentang band dengan dua personil lain, Eka Arsana (Eka) dan Budi Sartika (Bobby) ini.
Anak punk nyinyir
Menurut Jerinx, pada awalnya SID tidak ingin membentuk fans club. Pandangan ini muncul karena SID mengawali perjalanan di belantara musik dari indie. Di kalangan musisi indie dan underground, kata Jerinx, ada kesepakatan untuk mengharamkan kultus individu atau band.
Sejarah Superman is Dead memang tak bisa dilepaskan dari dunia indie. Mereka menerbitkan tiga album pertamanya secara independen. Pada tahun 1997, band yang lahir dari Kuta ini mengeluarkan album Case 15. Dua tahun kemudian mereka mengeluarkan album sesuai nama band mereka sendiri, Superman is Dead. Album terakhir mereka di jalur independen, Bad, Bad, Bad, terbit pada 2002.
Setahun kemudian, mereka dikontrak mayor label, Sony BMG. Bersama label ini, SID mengeluarkan tiga album, yaitu Kuta Rock City (2003), The Hangover Decade (2005), Black Market Love (2006), dan Angels & the Outsiders (2009) .
Karena sejarahnya dekat dengan musik indie, maka ketika akhirnya SID dikontrak major label, banyak anak punk nyinyir pada tiga musisi ini.
Sekarang, Jerinx justru bersikap berbeda pada mereka yang menolak dikultuskan itu. Dia punya alasan sendiri. “(Ketidakberanian untuk dikultuskan) itu karena mereka tidak berani bertanggungjawab. Itu hanya pembenaran,” katanya.
Mengawali band dari dunia bawah tanah dan album yang diproduksi secara independen, SID pada awalnya memang tak terlalu peduli pada fans. Setelah merilis album pertama dan kedua, barulah mereka mulai peduli untuk membentuk kumpulan penggemar (fans club).
Menurut Jerinx, lahirnya fans club ini justru setelah penggemar mereka di berbagai daerah membuatnya terlebih dulu. Kalau dilihat secara kronologis, munculnya fans dari berbagai daerah ini memang tak bisa dilepaskan dari kontrak mereka bersama Sony BMG. Setelah SID mengeluarkan album bersama Sony BMG, fans mereka di banyak daerah kian bermunculan.
Penggemar di berbagai daerah itu punya nama masing-masing. Seiring waktu, mulai ada email dan berita bahwa sekelompok anak muda bikin kelompok penggemar untuk SID. “Maka kami berpikir kenapa namanya harus berbeda,” ujar Jerinx.
Setelah keluarnya album Black Market Love pada tahun 2006, Jerinx menyeritakan, mulai terbentuk sikap militan dari fans. Permintaan agar SID meresmikan nama fans club tersebut mulai muncul dari penggemar.
Pada tahun itu juga ada pertemuan untuk penggemar. Dan, nama resmi untuk penggemar SID tersebut adalah Outsider. Tak hanya di Bali, Outsider ini juga ada di daerah-daerah lain. “Kami bebaskan mereka bikin logo sendiri. Ternyata banyak yang bagus,” katanya.
Tak melulu bersilat kata
Outsider yang terserak itu kemudian berkumpul di jejaring sosial Facebook pada tahun itu juga. Grup Facebook itu dibuat salah satu fans dan teman mereka juga. Tapi, Jerix mengaku saat itu mereka belum terlalu hirau pada peluang kekuatan jejaring sosial tersebut. Seiring waktu, ketika jejaring sosial jadi trend, SID baru menyadari kuatnya media jejaring sosial ini.
Tentu saja SID juga punya website. Tapi, menurut Jerinx, kalah dinamis dibanding Facebook. Mungkin karena di Facebook memang lebih interaktif. Di dinding grupnya, musisi SID tak hanya memromosikan semua hal tentang musik mereka tapi juga pikiran dan sikap.
Melalui dinding itulah, SID menyebarluaskan idenya, termasuk untuk hal-hal sensitif bagi banyak orang. Misalnya tentang seks bebas, fundamentalisme, stigmatisasi pada lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), dan semacamnya. Lalu, para penggemar di jejaring itu bisa ikut berkomentar. Ada pro. Ada kontra. Pembicaraan beragam. “Jadi ada diskusi. Kami tak hanya kasih ilmu tapi juga belajar. Itu yang membuat Facebook jadi penting,” katanya.
Keberhasilan SID mencapai lebih dari 1,5 juta penggemar di Facebook menandai era baru penggunaan teknologi informasi oleh band. Bagi mereka, jejaring sosial tak hanya tempat untuk memajang foto narsis tapi juga berdiskusi.
Toh, tak melulu untuk bersilat kata. Di jejaring itu, SID juge memasang foto dan gambar. “Itu lebih kuat dibanding kata-kata. Jadi, energy movement SID lebih berkembang,” ujar Jerinx.
Di sana, mereka juga menambah foto-foto saat konser di berbagai daerah. Tujuannya untuk membangun keterikatan antara band dan penggemar. Mereka yang tak sempat nonton konser bisa menikmati foto-foto tersebut di Facebook.
Jadi, lengkaplah. Selain untuk tempat diskusi, Facebook juga jadi tempat untuk promosi. Tak hanya lagu-lagu tapi juga merchandise. “Secara bisnis berpengaruh sekali. Hari ini pasang foto kaos, besok sudah ada ribuan penggemar pesan,” aku Jerinx.
Pada akhirnya, banyaknya penggemar juga berpengaruh pada banyaknya pendapatan. [b]
maju terus SID
Teruz berkarya yah k” SID…
Semangat!!!
Persetan dengan kritik pedas buat SID. Yang penting kalian tetap berkarya. Laksanakan hal yang mulia seiring dengan bertambahnya fans kalian di facebook. Dari pada mendengar proklamir basi dari orang yang tak tahu seni(beyonf of Outsiders).
Cheers!!
dan kau sahabatku..
mari bersuLang…
Jika kami bersama “Nyalakan Tanda Bahaya”
SID maju terus
teruslah berkarya
berkaryalah yang positif…
SID adalah implementasi dari keberagaman dalam barbagai hal.
maju terus SID kami outsiders selalu ada untukmu
Penggemar J-Rocks di FB juga tidak kalah banyak walau pun masih di bawah SID (http://www.facebook.com/jrocks.official)
outsider bali. . .
jangan patah semangat chrees,..
sllu teriakan
we,… are…. outSIDers…
mantab.
3 pemberontak 1,5 Juta Penggemar !
teruslah berkarya yang positif,, gunakan lirik2 yang membangkitkan semangat.. kalau bisa perbanyak lah perduet-an layaknya seperti SID dengan Shaggy Dogg.. karna dengan itu fans2 dari SDg otomatis akan menyukai lagu SID..
gunakan bahasa (lirik) yang berbeda dari orang2 lain biasanya.yg mengandung semangat, yang membuat orang berfikir keras, yg membuat orang2 bertanya apasih artinya??
karna hal tsb akan terus mengingatkan kita akan lagu tsb..
kita semua tetap mendukung semua band terutama band yang sudah populer ini.. jangan sampai salah melangkah.. SID harus benar2 lebih bertanggung jawab lagi.. (benar yg dikatakan jerinx).. jgn pandang semua perbedaan kita satu nusa satu bangsa.. satu bangsa tuk selamanya..
Go SID Go.. OSD akan selalu mendukungmu..
DILAHIRKAN BUKAN UNTUK DI BODOHI
we are outsidersss,,,
junjung tinggi kesatuan bumi pertiwi
buat mereka selalu tersenyum bangga dengan karyamu “Superman Is Dead”
MARI BESINAR……
outsiders bekasi,.,.,,,
Cheers buat S.I.D
i love you..!!
kapan – kapan maen ke tegal dong…?
lanjuktkanlah lagu & karya2 mu
kami di sini ANGEL & OUTSIDER Sllalu mendukung-mu, “KITA VS MEREKA INC.”
intelektualitas yang tinggi dari anak SID perlu di acungi jempol.
saya setuju dengan kata-kata jerinx,“(Ketidakberanian untuk dikultuskan) itu karena mereka tidak berani bertanggungjawab. Itu hanya pembenaran.”
mereka yang mengkultuskan punk hanyalah manusia-manusia berpikiran sempit.punk bukan berarti sempit. bukan berarti pula bodoh.punk tak harus mohawk, tak harus juga anarkis.punk haruslah D.I.Y, berdiri di kaki sendiri. memberontak pada sistem yang dirasa bobrok. bukan dengan kekerasan, tapi dengan akal pikiran yang sehat.
saya salut dengan SID, juga band punk lainnya yang punya sikap dinamis. seperti halnya marjinal dan komunitas taring babi-nya (jakarta). toh, pada nyatanya band-band tersebut yang mampu menarik mata dunia kepada komunitas punk yang ada di Indonesia. lihat bagaimana S.I.D beraksi di Warped Tour, bagaimana film maker dari Jerman membuat dokumentasi taring babi.
maju terus S.I.D…success and cheerz
keep on rolling guys…..let’s go punk rock….yeahhhh
saya yakin untuk SID
kpan manggung d jkt lagi????
Para personil SID adalah personil band yang cerdas dan “punya hati” itulah yg membedakan nya dgn grup2 band sekarang yg hanya menjual gosip murahan di infotainment demi mendongkrak album baru mereka.
SID patut jadi panutan generasi muda saat ini, karena mereka bertiga berani “mendobrak” aliran musik dan cara berpikir yg “itu itu saja, membosankan”
maju terus SID, saya dan berjuta outsiders dan Ladyrose selalu mendukung langkah2 kalian. kelak, anak saya pun akan jadi outSIDer militan yg ada di garis depan bersama kalian, cheers. 🙂
maju terus SID aq khan teruzzzzz mendukungmu sampai titik darah penghabisan HIDUP SID
chersss….
SID KAU LAH BUKAN PAHLAWAN BERPARAS TAMPAN
superman is dead band cerdas dengan sejuta inspirasi sosial dengan kulturasi jalur tuk saling menghormatio dan menjga,………? sid jadilah legenda di bumi pertiwi
aaaaaaaaaaaaaaaaasssssssssssssssssssssssssssiiiiiiiiiiiiiiiiiiccccccccccccccckkk……………maen SID regh
terslah sid berjaung kibarkan lagumau ke seluruh dunia seperti bendera indonesa…
tetplah trs berkarya dan keluarkan lagu” bru,,,
saya seneng bgt am lagu sid ,,,
bgus and mantap…..
Barkaryalah terus SID, Kamu para otSIDer mendukungmu………
jadilah legenda para outSIDers..
jangan menyerah SID tetap semngat
kami outSIDers denpasar mendukung mu
semangat lah :
-jerinx
-eka
-boby
terus lah berkaya supermen IS dead
terus mju sid ciptakan musik yg menghentak dunia
kami outSider and ladyRose Djepara akan selalu mendukung SID di manapun dan kapanpun engkau berada. . buat dunia kembali tertawa. . .
Kulo nggeh sampe tu’o aken selalu dukung “SUPERMAN IS DEAD”yang tak akan menyerah dan selalu berdiri tegak menentang
we are outsider