Hujan membuat para petani di Nusa Penida memiliki harapan.
Namun, hama ulat bulu yang memakan tanaman cukup mengkhawatirkan sehingga petani was-was. Serangan uled bijal (red; ulat bulu) merusak tanaman labu, kacang merah, jagung termasuk daun umbi-umbian.
Semua tanaman itu rusak tanpa daun meski tidak seganas di awal masa tanam. Tingginya curah hujan membuat tanaman ini bisa tetap hidup meski diserang hama.
“Makejang amahe, don kacang, kemale, jagung kayang keladi krutung don anake. Jani agak dongan sube, yen pidante mare sajan,” kata I Made Senter warga Senangka Desa Sakti, Nusa Penida, Klungkung.
Artinya, semua dimakan, daun kacang, labu, jagung termasuk umbi-umbian pun tanpa daun. Sekarang sudah berkurang, kalau dulu memang ganas.
Selain hama ulat yang meresahkan, warga juga mengeluhkan anjloknya harga buah mangga di musim panen raya. Akhir Desember lalu menjadi awal musim panen mangga. Puluhan ton buah mangga dari berbagai jenis siap panen mulai manalagi, poh lantang, poh lembongan, poh gedang, poh ijo, poh dodol, gender rase, poh pelom dan varian lainnya.
Lagi-lagi petani hanya bisa gigit jari. Rendahnya harga jual membuat petani enggan memanen mangganya. Buah mangga dibiarkan begitu saja dan jatuh berserakan di dekat pohonnya. Warga bahkan mengaku buah mangga dijadikan makanan tambahan ternak.
“Apah di Abian tiang di Mundung Asah bek sajan laku ajine trade. Anak meli trade, yen adep mudah sajan percume ibe, adenle sisir-sisir hang sampi, celeng jak siap, mani to adep,” ujar I Wayan Sadia sambil berkelakar.
Artinya, di kebun saya, Mundung Asah, banyak sekali mangganya tetapi tidak laku. Orang mau beli saja tidak ada, kalaupun dijual harganya murah dan percuma. Lebih baik kami kupas untuk makanan ternak seperti sapi, babi dan ayam. Ternak itu yang akan kami jual.
Rendahnya harga jual mangga diduga akibat pasokan yang melimpah sementara distrubusi pengiriman hasil panen ke Bali daratan sangat minim. Bisnis ini pun tidak begitu dilirik oleh para pengepul karena dianggap berisiko.
Lambatnya transportasi pengiriman membuat mangga cepat busuk. Pengepul takut merugi. Harga buah mangga justru berbanding terbalik dengan nilai jual di Pasar Badung, Denpasar. Per kilogram diharga kisaran Rp 10.000 sementara di Nusa Penida nyaris tak laku. [b]
Catatan: Artikel ini ditulis I Gede Sumadi untuk Nusa Penida Media. Disebarluaskan sebagai bagian dari kerja sama BaleBengong dan Nusa Penida Media.