Oleh Luh De Suriyani
Perolehan suara pasangan Made Mangku Pastika – AA Ngurah Puspayoga dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Bali yang digelar Rabu (9/7) di Bali belum terbendung. Pasangan yang diusung PDI Perjuangan ini jauh meninggalkan calon gubernur (Cagub) dan calon wakil gubernur (Cawagub) lain, Cok Budi Suryawan (CBS) – Gde Suweta dan Gde Winasa – Alit Putra. Hasil Pilgub Bali ini memang belum final, tapi setidaknya bisa jadi patokan.
Berdasarkan hasil perhitungan cepat (quick count) Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang berakhir sekitar pukul 17.00 Wita, Pastika – Puspayoga masih memimpin dengan perolehan suara 54,94 persen. Urutan kedua CBS – Suweta yang diusung Partai Golkar bersama Koalisi Rakyat Bali dengan perolehan suara 26,05 persen. Adapun Winasa – Alit Putra, diusung Koalisi Kebangkitan Bali yang dimotori Partai Demokrat, ada di nomor buncit dengan perolehan suara 19,01 persen.
Adapun tingkat partisipasi warga Bali dalam Pilgub kali ini termasuk tinggi, hingga 76,63 persen.
Quick Count LSI di Bali tersebut diperoleh dari 400 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Bali. Perolehan suara Pastika – Puspayoga tersebut hampir terjadi di seluruh kabupaten di Bali, kecuali Jembrana dan Gianyar.
Di Jembrana, yang dikenal sebagai basis Winasa, Winasa – Alit Putra memperoleh suara mutlak hingga 75 persen. Adapun di Gianyar, kabupaten di mana CBS pernah menjadi bupati, CBS memperoleh suara 53 persen.i
Bodrek Arsana, Koordinator LSI Area Bali, mengatakan hasil quick count ini tidak jauh berbeda dari hasil survei yang dilakukan LSI sebelumnya. Dalam beberapa kali survei, Pastika memang memperoleh suara paling banyak dibanding dua calon lain.
Hal yang menarik, menurut Bodrek, adalah faktor kekalahan Gde Winasa. Dalam survei awal ketika PDI Perjuangan belum punya calon resmi, Winasa lebih banyak dipilih oleh responden. Alasan yang digunakan oleh responden pada saat itu adalah karena Winasa memberikan janji layanan kesehatan dan pendidikan gratis. Dua contoh ini memang sudah dilaksanakan oleh Winasa di kabupaten Jembrana yang dia pimpin selama dua kali.
Namun ketika PDI Perjuangan sudah menentukan pasangan resmi Pastika – Puspayoga, suara responde yang memilih Winasa sebagai calon gubernur langsung turun. Responden memilih Pastika karena popularitasnya ketika menjadi Ketua Tim Investigasi Kasus Bom Bali 2002.
”Saat itu tidak banyak responden yang terlalu peduli dengan program,” kata alumni Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Atmajaya Yogyakarta ini. [b]
Nggih, rahajeng katur ring sapa sira ja sane jaya ring PilGub puniki. Wantah asiki pinunas titiang, kardi baline sane jagadhita ! Ngiring ….
Kenten manten sebot … (baca: Gitu aja ok repot)
http://pastika.wordpress.com/
TERIMA KASIH ATAS DUKUNGAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT BALI UNTUK MEMILIH DAN MEMENANGKAN MANGKU PASTIKA DAN PUSPAYOGA SEBAGAI GUBERNUR dan WAKIL GUBERNUR BALI 2008 – 2013