ForBALI, Walhi Bali, dan Greenpeace Indonesia membentangkan spanduk besar di perairan Teluk Benoa sehari setelah kapal Rainbow Warrior merapat di Pelabuhan Benoa.
Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI) kembali melakukan aksi di kawasan perairan Teluk Benoa pada Sabtu pagi, 14 April 2018. Aksi mereka kali ini dilakukan dengan membentangkan spanduk berukuran 15 x 9 meter bertuliskan “Reject Reclamation of Benoa Bay” dan 2 spanduk berukuran masing-masing 10 x 1 meter dengan pesan Batalkan Perpres Nomor 51 Tahun 2014.
Selain bersama WALHI Bali, ForBALI juga mendapat solidaritas dari Greenpeace yang sejak hari jumat sore, kapal mereka “Rainbow Warrior” bersandar di pelabuhan Benoa, Bali.
Koordinator Divisi Politik ForBALI menyebut aksi kali ini juga terbilang spesial mengingat aksi dilakukan pada saat kedatangan kapal Rainbow Warrior. “Lima tahun lalu silam, kapal Greenpeace pernah ke Bali, sebulan setelahnya isu reklamasi ini mencuat ke publik. Lima tahun setelah itu kapal rainbow warrior datang lagi, ini menjadi penanda bahwa selama lima tahun ini kita berhasil menyelamatkan Teluk Benoa dari ancaman reklamasi” ujarnya.
Momentum kedatangan kapal rainbow warior ini juga disebutnya sebagai pemantik semangat untuk terus berjuang melawan investasi rakus yang selalu mendapatkan backup kekuasaan. Untuk itu pihaknya mengajak serta Greenpeace dalam upaya penyelamatan Teluk Benoa dari ancaman reklamasi. Dengan bergandengan tangan dengan semua komponen masyarakat sipil, Ia berharap tahun 2018 Teluk Benoa bisa menang. “untuk mencegah penghancuran lingkungan dan bencana di masa depan, tidak ada pilihan lain selain menghentikan upaya untuk mereklamasi teluk benoa, dan di tahun 2018 ini Teluk Benoa harus menang” tegas Moko.
Direktur Eksekutif WALHI Bali, I Made Juli Untung Pratama menjelaskan momentum kedatangan rainbow warior ini juga disebut sebagai momentum untuk menggaungkan bahwa teluk benoa sedang terancam. “Teluk benoa merupakan salah satu situs penting pendukung ekosistem global terutama burung-burung lintas benua. Sehingga pesan ini kita sampaikan kepada dunia internasional untuk bergandengan tangan bersama-sama menjaga teluk benoa dari ancaman eksploitasi” ujar Untung.
Juru kampanye Laut Greenpeace, Arifsyah Nasution mengatakan, pihaknya akan terus bersolidaritas untuk mendukung gerakan masyarakat adat dan seluruh komponen masyarakat sipil yang dengan tegas menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. “Greenpeace hari ini hadir di Teluk Benoa bersama WALHI Bali dan ForBALI untuk menjalankan aksi pembentangan spanduk dengan pesan “Reject Reclamation of Benoa Bay,” ujar Arifsyah.
(siaran pers)