Mari menikmati film dari Eropa Timur di Bentara Budaya Bali bulan ini.
Adakah keterkaitan antara pengalaman sutradara berikut latar sejarah bangsanya dengan karya-karyanya? Bagaimana pula peranan film dalam merefleksikan perjalanan historis sebuah masyarakat? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan hadir dalam benak pemirsa ketika menyaksikan Sinema Bentara di Bentara Budaya Bali (BBB) bulan ini. Bentara Budaya secara khusus akan mengetengahkan film-film karya Krzyszkof Kieslowsky, sutradara mumpuni dari belahan Eropa Timur.
Camera Buff (1979), Blind Chance(1981), A Short Film About Killing (1988), Blue (1993), White (1994) dan Red (1994) merupakan film karya sineas yang dikenal sangat produktif mencipta karya ini. Krzyszkof Kieslowsky berulang kali meraih beragan penghargaan bergengsi, di antaranya Jury Prize di Festival Film Canes. Dia juga pernah memperoleh nominasi Cesar (yang sekelas Piala Oscar di Perancis), Golden Globe Awards dan Academy Awards untuk kategori Penyutradaraan Terbaik.
Akan tetapi, yang menarik dari setiap film yang dihasilkannya ialah pertautan karyanya dengan sejarah bangsa kelam Polandia, terutama sewaktu pendudukan Nazi Jerman di negeri kelahirannya itu.
Krzyszkof Kieslowsky, lahir pada 24 Juni 1941, mampu menggambarkan suasana dan kondisi sosial di Eropa Timur pada tahun 70-an hingga 80-an dengan amat menyentuh. “Sebagai seorang yang mengalami pahit getirnya masa invasi Nazi, melalui karya-karya filmnya, Kieslowsky tidak hanya mengungkapkan kepedihan warga Polandia, namun juga seolah berupaya untuk menyembuhkan luka sejarah bangsanya,” ujar Putu Aryastawa, pekerja budaya BBB.
Pandangan serta gambaran peristiwa masa-masa genting di negara-negara Eropa Timur tersebut dapat disimak melalui karya-karya masterpiece Krzyszkof Kieslowsky seperti Blind Chance (1981), A Short Film About Killing(1988) serta trilogy Blue (1993), White (1994) dan Red (1994).
Di samping itu, ditayangkan pula Camera Buff, film produksi 1979 ini berkisah tentang seorang buruh pabrik sederhana yang menemukan minatnya menjadi sineas. Film ini menyorot bagaimana eksploitasi yang tidak terekspose di Komunis Polandia dan bagaimana represi terhadap ekspresi individu terjadi di negeri tersebut.
Selanjutnya Blind Chance sendiri secara terang-terangan mengkritik pemerintahan komunis sehingga sempat ditahan peredarannya oleh pemerintah Polandia, dan rilisnya baru dikeluarkan kemudian pada tahun 1987.
A Short Film About Killing, merupakan film besutan Kieslowsky yang meriah penghargaan Jury Prize di Festival Film Cannes tahun 1988 serta memperoleh hadiah The Best Film di ajang European Film Awards. Film ini coba membandingkan hukuman mati dengan pembunuhan individu. Kilas-kilas pembunuhan disorot oleh Kieslowsky dengan mengambil tiga karakter utama yaitu seorang supir taksi, pemuda gelandangan dan pengacara muda yang idealis.
Karya monumental Kieslowsky yang lain adalah film trilogy Blue, White dan Red. Blue yang diproduksi tahun 1993 adalah film pertama dari trilogy warna yang melambangkan bendera Perancis ini. Blue berkisah tentang seorang wanita bernama Julie yang kehilangan anak dan suaminya yang seorang composer dalam sebuah kecelakaan. Sejak saat itu Julie mencoba memisahkan diri dari kehidupan sosialnya.
Sementara itu, White trilogy kedua Kieslowsky ini serupa dengan serial yang pernah diproduksi Kieslowsky sebelumnya, yang cenderung mengedepankan sisi-sisi para tokoh yang ambigu dan ironis. Menurut Kieslowsky sendiri film trilogy ini dilatari oleh kebebasan emosional, bukan semata perihal sosial atau politik. Dan dalam Red, Kieslowsky bercerita dengan lebih dramatis melalui narasi-narasi visual yang mengesankan.
Selain menyajikan film-film berkualitas dari Eropa Timur, Sinema Bentara kali ini juga akan turut dimaknai dengan penampilan musikalisasi puisi serta diskusi kreatif yang menghadirkan pemerhati film mumpuni Bali.
Setelah Andrei Tarkovsky (Rusia) dan Roman Polanski (Polandia), Kieslowsky merupakan salah satu sineas yang tersohor di Eropa Timur. Latar kehidupan sutradara Kieslowsky sebagai lulusan Sekolah Film Lods (sebuah institusi yang juga melahirkan sutradara-sutradara mumpuni, sebut saja Roman Polanski dan Andrzej Wajda), sangat kentara dalam film-film besutannya. Dan melalui diskusi film kali ini diharapkan mampu memperkaya pengalaman penonton ketika memaknai nilai-nilai yang disajikan dalam sebuah film termasuk pula proses kreatif dalam film itu sendiri.
“Dengan demikian, film yang dihadirkan tidak semata menjadi tayangan kisah sejarah, namun dapat mendorong lahirnya sineas-sineas muda yang cerdas,” kata Juwita Katrina, pekerja budaya di BBB.
Pemutaran film Krzsyskof Kieslowsky akan digelar pada Jumat-Sabtu, 13-14 Mei 2011 pukul 17.00 WITA di Bentara Budaya Bali, Jl. Prof. Ida Bagus Mantra 88A, By Pass Ketewel-Gianyar. Sementara diskusi film akan berlangsung pada Sabtu, 14 Mei 2011.
Jumat, 13 Mei 2011
Pukul 17.00 Camera Buff
Pukul 19.00 Blind Chance
Pukul 21.00 A Short Film About Killing
Sabtu, 14 Mei 2011
Pukul 16.00 Blue
Pukul 18.00 Diskusi Film
Pukul 19.00 White
Pukul 21.00 Red