Radio dan televisi bicara padaku
Juga tulisan yang kutemui di jalan
Halusinasi. Menjadi presiden dan
Orang suci. Kutelan obat untuk
Mengusir semua. Pergi! Pergi!
Kau tak nyata!
Lima tahun mendekam
Di rumah. Waktu lama
Berteman sepi dan derita
Dipandang sebelah mata
Stigma. Aku bangkit,
Tinggalkan rumah
Pergi ke kota, bekerja
Kubuktikkan aku mampu
Kalian salah mengira
Kumaafkan kalian
Seperti maafkan diri
Kusongsong
Matahari pagi
Bara semangat
Tak kubiarkan
Mati. Tembok
Rumah sakit
Sisakan perih
Kubaca berita
Seorang lelaki
Terbunuh
Di ruang RSJ
Oh pilu!
RSBI, 15 September 2015.
—
layang-layang
tak bisa bisa pulang
mungkin juga aku
sendiri di tempat ini
percakapan kian hambar
terlempar dadu waktu
ujian tak berperi
tertancap di pori-pori
adakah kejujuran
pada kita
pada semua
tanya di mata
O, Keabadian
ajak aku
menujumu
semesta raya
semesta jiwa
Bukit Jimbaran, Juli 2011
—
Kukenal kau
Orang terbuang
Mereka bilang
Kau sakit jiwa
Bicara sendiri
Pada angin
Pada dedaun
Gugur di halaman
Kita bercakap
Bagai kawan lama
Merokok di beranda
Kau tertawa
Melihat kegugupanku
Mungkin kita pernah
Bertemu
Entah di ruang mana
Di rumah sakit itu
Katamu kau tidur
Di pantai siang tadi
Apa yang kau rasa
Hidup kau jalani
Dengan tawa
Bagai komedi
Tak pernah usai
Ajari aku
Tertawai hidup
Kopi senja ini
Pahitnya terasa
Sampai di jiwa
(RSBI, 5 Desember 2014)
—
Suara-suara itu
Makin mengganggu
Aku tak paham lagi
Mana nyata
Mana tak nyata
Obat penenang
Tak mampu hilangkan
Kecemasanku
Siapa yang sakit
Sebenarnya?
Kau tak mengerti
Kesedihanku
Kesendirianku
Seorang anak
Rindukan ibunya
Di rumah sakit
Mengigau
Memanggilmu
Kita begitu jauh
Kelahiran hanya urusan
Karma semata
Tiba-tiba aku merasa
Seperti Karna
Membenci Kunti
Sudahlah Ibu!
Kita sudahi permainan ini
Kutelan kepahitan
Bagai obat yang kuminum
Bertahun-tahun lamanya
Denpasar, 4 Desember 2014
—
Rendezvous
:Reda
perjalanan ini
semoga tak sekadar
persinggahan
seorang turis
menyenangi
negeri eksotis
mampir
di setiap tempat
pada waktunya
akan pergi
melupakan nama
juga tempat
yang disinggahi
pernah aku
berkelana
ke negeri jauh
lupa jalan
pulang
tersesat di hati
perempuan
yang kemudian
meninggalkanku
aku tak ingin
jatuh lagi
percakapan kita
membuatku paham
arti kehadiran
pejalan asing
di negeri asing
singgah
hanya singgah
di hati kita
yang sepi
tanpa tepi.
Negara, 11 Maret 2014