Bentuk komunikasi kita sangatlah beragama.
Walaupun berkomunikasi adalah yang natural bagi kita, keahlian berbicara juga harus tetap diasah. Apalagi di era milenial saat ini kemampuan berbicara di depan umum (public speaking) mutlak dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Semua hal menyangkut public speaking dibahas secara tuntas dan informatif di kelas Akademi Berbagi (Akber) Bali kelas 69 pada Minggu, 17 Desember 2017. Kelas Akademi Berbagi kali ini diadakan di Night Market and Co working di Jalan Pura Demak Gang Marboro V Denpasar.
Peserta dari profesi berbeda-beda menghadiri kelas yang mengundang Ni Nyoman Dewi Pascarani, Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Udayana, Bali. Pengalaman menjadi penyiar radio, pembawa acara, moderator dan pembicara di seminar-seminar ilmiah membuat dosen yang pernah menajabat sebagai Pembantu Dekan II FISIP Unud ini memiliki segudang ilmu yang dijelaskan di kelas akber di akhir tahun 2017.
Dewi Pascarani mengungkapkan tujuan public speaking sebenarnya adalah menyampaikan sebuah informasi kepada audiens agar dapat terpegaruh dan bisa paham apa yang pembicara sampaikan. Banyak pembicara gagal dalam public speaking rata-rata kurangnya teknik dalam menyampaikan sebuah pesan dan kurangnya penguasaan materi.
“Menjadi pembicara yang baik caranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan, menambah pengalaman menjadi pembicara, menghadapi gejala general adaption syndrome, memancing respo dan bisa menguasai audiens,” tuturnya.
Seorang public speaker harus mengetahui dengan siapa audiens yang dihadapi. Struktur dan intonasi kata yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat usia, jenjang pendidikan. Hindari penggunaan bahasa daerah bagi audiens yang kurang terlalu paham dengan bahasa daerah yang pembicara sampaikan.
“Menjadi seorang pembicara jangan menghafal seperti orang berpidato. Pilih kata-kata yang pendek tetapi bisa menjelaskan banyak hal” ungkapnya.
Dewi Pascarani juga menambahkan untuk menjadi pembicara jangalah minder dan malu saat berbicara di depan umum. Ia juga mengajak para peserta kelas Akber 69 untuk satu persatu menjadi public speaker dengan mengenalkan diri masing-masing serta alasan mengapa harus berteman dengan masing-masing peserta.
Akademi Berbagi meupakan Komunitas Pendidikan yang minimal setiap sebulan sekali mengadakan kelas belajar gratis untuk masyarakat. Para pemateri berasal dari kalangan professional dengan latar belakang keilmuan yang beragam, Di akhir kelas para peserta diajak berfoto bersama seraya mengucapkan jargon khas Akademi Berbagi, “Akademi Berbagi, Berbagi Bikin Happy”.
Sampai jumpa di Kelas Akademi Berbagi (Akber) selanjutnya. [b]
Ini program bagus sekali buat mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
Di zaman yang serba cepat kilat segalanya serba ‘e’.
Mulai dari e-mail sampai e-ktp.
Kita perlu komunikasi yang cepat/tegas/jelas dalam segalanya.
Ini seperti menulis cerita pendek hanya boleh gunakan 55 kata.
Tidak mudah kan?
Tapi kalau kita terbiasa pasti bisa.
All the best.
Terima kasih ulasannya, Dhani. Sampai jumpa di kelas Akber Bali selanjutnya! 🙂
Terimakasih kaka..