Kesatuan pengamanan khusus Amerika Serikat, Diplomatic Security (DS). Pasukan elite TNI, Brigade Mobil (Brimob). Pembawa detektor bahan peledak. Anjing pelacak. Kombinasinya menegangkan bagi saya.
Suasana itu hal baru bagi saya. Ketika masih jadi wartawan tetap, saya beberapa kali meliput pertemuan internasional, termasuk seperti Konferensi Tingkat Tinggi. Tapi, waktu itu saya meliput dari jauh. Beda dengan kali ini. Saya masuk di dalamnya.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengundang saya sebagai blogger untuk ikut dalam tim media internal untuk Hillary Clinton, Menteri Luar Negeri yang juga mantan Ibu Negara, negara adi daya ini. Dengan status ini, saya mendapat kesempatan ikut tim media internal Clinton selama di Bali untuk pertemuan ASEAN di Nusa Dua.
Pertemuan ASEAN sendiri diadakan sejak Senin lalu hingga Minggu nanti.
Saya senang. Bale Bengong, satu-satunya media dari Indonesia yang diundang masuk dalam tim media internal ini. Satu wartawan lagi dari kantor berita Amerika Associate Press (AP). Dua lainnya dari tim internal Kedutaan AS di Jakarta, videografer dan fotografer.
Media jurnalisme warga seperti Bale Bengong ternyata diajak masuk dalam tim internal media salah satu pejabat penting Amerika, sesuatu yang justru tidak pernah dilakukan pemerintah Indonesia setidaknya sampai saat ini.
Menurut saya ini kesempatan sangat bagus. Saya jadi bisa melihat dari dekat bagaimana tim kerja mantan Ibu Negara pada 1999-2001 yang pernah dinobatkan TIME sebagai satu dari 25 wanita paling berpengaruh di dunia ini.
Kami berempat ikut rombongan besar untuk menjemput Clinton sejak Kamis sore kemarin sekitar pukul 15.30 Wita. Sebanyak 17 mobil berangkat dari Grand Hyatt, Nusa Dua, tempat di mana Hillary akan menginap selama di Bali. Kami di mobil pers bersama rombongan menu Bandara Ngurah Rai, sekitar 10 KM dari Nusa Dua.
Sampai di bandara, rombongan kami masuk lewat jalur TNI Angkatan Udara, bukan jalur komersial. Di sini suasana terlihat lebih menegangkan bagi saya. Puluhan anggota DS, satuan elite pengamanan diplomat dan menteri Amerika menunggu. Lalu, mereka memeriksa satu per satu mobil yang sampai, termasuk BMW CD 12 01 yang akan dinaiki Hillary Clinton.
Semua mobil dibuka pintunya, baik depan maupun samping. Dibukanya sampai mentok. Lalu, tiga petugas akan memeriksanya. Ada yang bagian bawah mobil. Ada yang periksa di dalamnya. Lalu, satu lagi dengan anjing.
Pemeriksaan ini dilakukan secara berlapis selama tiga kali. Salah satunya dengan anjing pelacak bahan peledak yang dibawa dari Amerika. Anjing bernama Emi ini mengendus tiap barang bawaan.
Saya dan tiga wartawan lain juga kena. Kami harus membiarkan semua barang bawaan kami di lantai. Tas, kamera, telepon seluler, laptop. Semua ditaruh di lantai dan diperiksa mereka bertiga juga. Ini namanya proses screening. Dan, clear!
Kembang-kembang
Selesai diperiksa, proses selanjutnya adalah menunggu. Tidak ada yang tahu persis jam berapa Hillary Clinton, bahkan tim media dari Washington DC sekali pun. Alasannya untuk keamanan. Kami semua hanya tahu ancer-ancernya tapi tidak tahu persisnya.
Sambil menunggu, saya bisa melihat DS bersiap menyambut Hillary. Sekitar 10 orang dengan badan tegap, tinggi sekitar 180 cm, dan berkaca mata gelap itu mendiskusikan peta dengan gambar posisi pesawat akan mendarat.
Saya pikir setelah itu kami akan langsung menjemput Hillary. Ternyata tidak. Kami masih menunggu lagi sampai sekitar pukul 18.30 Wita. Setelah itu, rombongan besar kami bergerak lagi dan masuk ke kawasan landasan pacu. Kami bersiap menyambutnya lagi di sini.
Setelah sekitar 45 menit menunggu, pesawat militer Boeing yang membawa Hillary pun tiba. Dia baru terbang dari Chennai, India. Sebelumnya istri mantan Presiden Amerika ke-42, Bill Clinton juga mengunjungi Turki, Yunani, India, lalu ke Indonesia. Tepatnya di Bali.
Karena ini kunjungan kenegaraan, saya pikir dia akan menggunakan pakaian resmi dengan jas ketika turun dari pesawat kenegaraan. Ternyata tidak. Dia memakai baju lengan panjang berwarna ungu dan motif kembang-kembang oranye dan daun hijau. Rambutnya dirapikan dengan bandana kecil. Mirip orang baru habis mandi dibanding Menlu dari negara adi daya yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan.
Sayangnya suasana sudah gelap. Momennya juga cepat, kurang dari 5 menit. Saya jadi tak bisa cukup mendapat gambar Hillary. Apalagi posisi kami terhalang empat penyambut dari Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Setelah itu, kami segera menuju Nusa Dua. Dia menginap di salah satu villa Grand Hyatt yang berada di dekat pantai. Dari villanya pada sore hari ketika kami akan berangkat, terlihat pantai dengan pasir putih dan air laut membiru. Di sekitarnya, pasukan Brimob dan DS akan menjaga Hillary.
Maka, selamat datang di Bali, Bu Hillary. Semoga masih sempat menikmati Bali meski selalu dalam pengamanan ketat. [b]