Oleh I Wayan Sadyana, Ketua Sekolah Adat Manik Empul Pedawa
Masyarakat adat desa Pedawa mengukuhkan sekolah adat yang diberi nama Manik Empul pada Selasa 22 Oktober 2024. Sekolah ini diinisiasi berkerjasama dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bali dan Nusantara Fund. Keinginan masyakarat adat beriringan dengan program kerja AMAN untuk membantu penguatan dan kemandirian lembaga adat. Nama Manik Empul diberikan untuk merepresentasikan budaya pedawa yang berlandasakan pada kebudayaan Gama Tirta. Manik diartikan sebagai kristal (air), permata, mutiara, dan atau intisari, sedangkan empul adalah air suci yang diperoleh dari ruas bambu yang sangat penting bagi lelaku ritual adat di desa Pedawa. Jadi Manik Empul adalah citra air sebagai “roh” kebudayaan Pedawa. Sekolah adat akan menjadi tempat bagi pembelajaran, pelestarian dan pengkajian tentang adat Pedawa. Sekolah adat ini juga dirancang untuk melakukan revitalisasi pada beberapa kebudayaan Pedawa yang hampir punah.
Kurikulum sekolah adat dikembangkan secara bottom up yang digali dari keunikan dan potensi masyarakat adat Pedawa. Visi sekolah adat ini adalah Manunggaling Nirmala Kayun Eling Ngastiti paridabdab Utamaning Laku (Menyatukan kesucian pikiran untuk membentuk tingkah laku mulia). Sedangkan visinya adalah sebagai berikut:
- Menyelenggarakan pembelajaran berbasis penguataan budaya kepedawaan
- Merealisasi nilai-nilai agama Hindu dan integrasinya dalam budaya desa Pedawa
- Menyelangarakan pembelajaran dan pelatihan untuk pembentukan life skill masyarakat adat sebagai bagian dari Masyarakat global
- Penguatan etika lingkungan dan kesadaran konservasi berbasis kearifan lokal pedawa.
Dari visi misi tersebut dikembangkan tujuan-tujuan pembelajaran, bahan kajian dan materi ajar sejumlah 26 bidang kajian. Materi ajar ini memberikan pendalaman mulai dari lelaku adat, upacara, konservasi lingkungan yang berbasis kearifan lokal Pedawa dan beberapa keterampilan yang berbasis penguatan adat dan budaya.
Sekolah adat ini mengusung moto belajar setiap orang adalah guru dan setiap tempat adalah tempat belajar. Oleh karena itu pembelajaran untuk siswa sekolah adat akan sering dilakukan sumber-sumber air, pura, rumah adat, dan lokasi-lokasi lain yang menyimpan artefak keunikan budaya Pedawa.