Teks dan Foto I Komang Adiartha
Creative Confident for the Nation, ALASE BALI dan Anak Tangguh Foundation
Beberapa hari lagi kita akan memasuki tanggal 23 Juli 2010, yang berarti kita akan memperingati hari anak nasional. Banyak kalangan tidak menyadari bahwa tanggal 23 Juli adalah hari anak nasional. Hari anak nasional tidaklah sepopuler hari Kemerdekan, hari Sumpah Pemuda atau hari –hari perayaan nasional lainya. Padahal anak-anak adalah tunas-tunas bangsa yang akan meneruskan estafet kebudayaan dan peradaban sebuah bangsa.
Dalam rangka perayaan hari anak nasional ini, Aliansi LSM dan Masyarakat Sipil se-Bali (Alase) menyelenggarakan Festival Hari Anak Nasional bertema Creative, Confident for the Nation. Perayaan hari anak nasional dirayakan tidak tanggung-tanggung, Alase dan Anak Tangguh Foundation, menyelengarakan festival selama satu bulan. Perayaan diadakan setiap hari Minggu di sanggar Anak Tangguh di Desa Guwang, Sukawati, Gianyar.
Ketua panitia penyelengara adalah Christina Arum, yang didukung oleh Alase Bali. Alase bali sendiri didukung oleh beberapa organisasi, seperti Mitra Bali Fair Trade, Manikaya Kauci, Walhi Bali, PPLH Bali dan beberapa organisasi dan individu yang peduli terhadap perkembangan anak-anak Indonesia.
Minggu pagi yang cerah, 4 Juli 2010, acara disi dengan trash art atau merancang dan merangkai mainan dari barang-barang bekas atau sampah dan limbah yang diolah menjadi mainan, bunga artifisial, robot, mobil-mobilan dan lain-lain. Sampah dibuat menjadi sesuatu, yang dirancang sesuai kreativitas dan imajinasi anak-anak.
Hal terpenting dari acara trash art ini adalah menumbuhkan kesadaran, terutama di kalangan anak-anak tentang bahaya dari pada limbah, terutama limbah anorganik seperti plastik dan lain-lainya. Dengan harapan mereka memiliki kesadaran untuk meminimalisir sampah melalui tindakan-tindakan, seperti say no to plastic atau paling tidak, kalau belanja mengurangi penggunakan tas plastik sekali pakai.
Seminggu kemudian, 11 Juli 2010 diadakan workshop photography. Dalam workshop ini dijelaskan dasar-dasar fotografi. Hal menarik workshop ini tidak hanya menjelaskan panjang lebar tentang teori, tetapi lebih jauh lagi anak-anak diajak langsung berburu foto di sekitar sanggar dan susur sungai.
Dalam pelaksanaanya anak-anak menggunakan kamera digital dan mereka dikelompokan. Satu kelompok pesertanya sekitar lima sampai enam orang anak. Setelah diberi kesempatan berburu mereka sangat antusias. Mereka berebut untuk mengabadikan objek-objek yang ada di sekitar lokasi sanggar dan sepanjang perjalanan menuju susur sungai. Kalau ada yang penasaran silahkan datang karena hasil jepretan mereka akan dipamerkan pada hari Minggu, 25 Juli 2010.
Hari Minggu sore yang cerah, 18 July 2010, sekitar pukul 2 siang anak-anak sudah ramai berkumpul di sanggar, dan sekitar jam 3 siang mereka berangkat ke pantai Rangkan, Ketewel. Di pantai mereka bermain-mainan tradisional, seperti congklak raksasa yang dibuat di pasir, kapal-kapalan, dan lain-lain. Yang paling menarik perhatian mereka adalah program sand and creativity, dimana anak-anak dilibatkan dalam pembuatan patung pasir di tepi muara sungai.
Anak-anak asik membuat patung pasir kreasi dan imajinasi mereka. Ada yang membuat patung penyu, ada yang membuat patung ikan pari, dan lain-lain. Yang tidak kalah hebohya adalah kehadiran seniman patung asal desa setempat (desa Guwang) yang membuat patung lumba-lumba bersama anak lumba-lumba sepanjang 5 meter. Semua kegiatan ini difilmkan dan rencanaya akan ditayangkan pada puncak acara tanggal 25 Juli 2010, di Sanggar Anak Tangguh.
Kami mengundang adik-adik, kawan-kawan, dan Bapak Ibu sekalian, untuk ikut berpartisipasi dan memeriahkan puncak acara perayaan Festival Hari Anak Nasional 2010, Yang akan diselenggarakan di Sanggar Anak Tangguh di Jalan Salya, Banjar Wangbung, Guwang, Sukawati. Acara puncak akan diisi pameran hasil karya anak-anak yang mengikuti workshop photography.
Pameran hasil karya lukisan anak-anak yang ikut kelas melukis. Program Painting Class ini diberi nama “Lempad Reborn” sebagai generasi kedua setelah dua tahun berjalan program painting class “little Picaso”. Adapun tema lukisan yang diangkat adalah tentang pelestarian lingkungan, human right awareness trought drawing.
Event juga akan dimeriahkan oleh welcome dance oleh “Quin of Anak Tangguh”, dibawah asuhan guru tari salsa dan cha cha mereka, yang berasal dari Jepang yaitu Yoshiko (Yoyo). Acara juga dimeriahkan pentas kabaret dan teater dari Yayasan Senang Hati, sebuah organisasi yang peduli terhadap kaum disable di Bali. Mengantarkan matahari ke ufuk barat, acara akan dimeriahkan oleh pentas beberapa grup musik indie seperti Dialog Dini Hari, Bayak (Geekssmile), Raperclown, No Stress, Orgasmatron, dan masih banyak lagi yang lainya.
Sekilas tentang anak tangguh, yang menjadi venue dari sebagian besar perayaan Festival Hari Anak Nasional 2010. Anak Tangguh Foundation atau yang lebih akrab disebut Sanggar Anak Tangguh adalah salah satu Sanggar yang dibangun secara bergotong royong oleh warga sekitar desa Guwang. Setiap warga yang menyadari akan parahnya kondisi pendidikan formal saat ini, berinisiatif dan ikut berpartisipasi aktif dalam mencarai upaya alternatif untuk melakukan langkah-langkah kecil dalam upaya memperbaiki situasi pendidikan yang terseret ke arah privatisasi. [b]