Pernyataan Bersama Masyarakat Sipil Bali
Untuk Anda yang peduli pada krisis Gunung Agung dan setuju dengan pernyataan ini, silakan isi tanda tangan di bagian komentar. Hasilnya nanti akan kita kirimkan ke Presiden Joko Widodo, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, dan Kementerian Pariwisata.
Pada Minggu, 24 Desember 2017 Gunung Agung kembali mengalami erupsi sekitar pukul 10.05 WITA. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), ketinggian abu vulkanik akibat erupsi kali ini mencapai 2.500 meter. Informasi dari warga di sekitar Gunung Agung, erupsi kali ini juga disertai dengan intensitas kegempaan yang lebih tinggi dibandingkan gempa-gempa sejak terjadinya krisis Gunung Agung.
Sehari sebelumnya, Gunung Agung juga masih mengalami erupsi dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 2,5 kilometer. Hujan abu akibat erupsi dikabarkan terjadi juga di sebagian wilayah di sekitar Gunung Agung. Hingga Minggu pukul 12.00 WITA, status Gunung Agung juga masih dalam status Awas, sebagai status tertinggi bagi gunung berapi.
Ketika Gunung Agung masih berstatus Awas, yang menandakan masih tingginya peluang gunung untuk meletus lebih besar, Pemerintah justru mencabut status tanggap darurat penanganan erupsi Gunung Agung
Sebelumnya, Menteri Pariwisata RI juga telah membuat kebingungan dengan pernyataan bahwa status Bali adalah Waspada, padahal menurut PVMBG status Gunung Agung masih di level tertinggi yaitu AWAS.
Menyikapi kondisi tersebut, kami sebagai bagian dari masyarakat sipil Bali dengan ini menyatakan hal-hal sebagai berikut:
- Menyayangkan keputusan dicabutnya status tanggap darurat karena dasarnya tidak cukup kuat mengingat status Gunung Agung masih Awas. Pencabutan status itu justru membingungkan para pengungsi dan masyarakat di Bali.
- Meminta agar pencabutan tanggap darurat ini bukan atas tekanan atau kepentingan pihak-pihak tertentu tanpa memperhitungkan taruhan nyawa warga yang berada di sekitar Gunung Agung.
-
Meminta pihak berwenang, baik lokal maupun nasional lebih memperhatikan pengungsi bukan fokus pada tingkat kunjungan wisata.
-
Menyediakan informasi yang benar kepada pengungsi mengenai status Gunung Agung, dengan menyediakan crisis centre/ pusat informasi satu pintu.
-
Membuat langkah antisipatif dan/ atau inovatif terkait asuransi perjalanan (insurance travel) atau pihak penerbangan yang tidak menanggulangi asuransi akibat bencana gunung berapi (volcano eruptions).
-
Pemerintah mulai mensosialisasikan rencana kontigensi jika erupsi lebih besar terjadi maupun pascabencana demi persiapan kita semua.
Demikian pernyataan ini kami sampaikan dengan harapan agar bisa didengar dan ditindaklanjuti.
“Ingatlah, kita hidup hanya menumpang pada alam…! Bukan kita yang menentukan alam terlebih lagi menentang-Nya…”
Semoga kita selalu dalam lindungan dan pengampunanNya.
Bali, 24 Desember 2017
— Daftar nama akan terus diperbarui nanti.
- Ni Made Ras Amanda (Akademisi)
- Anton Muhajir (Jurnalis)
- Catur Yudha Hariani (PPLH Bali)
- Agung Alit (Mitra Bali)
- Hira Jhamtani (Aktivis)
- Agung Wardana (Akademisi)
- Agung Parameswara (Fotografer)
- Made Tom Kris (Geofisis)
- I Gede Sughiarta (Yayasan IDEP)
- Dudik Mahendra (Pegawai Swasta)
- I Wayan Suardana (Pengacara)
- Gede Kamajaya (Akademisi)
- Budi Utami (Pekerja Swasta)
- Syafiudin (Forografer)
- Made Adnyana Ole (Jurnalis)
- Gede Sedana Yoga (Akademisi)
- Matahari Timoer (Blogger)
- Ngurah Suryawan (Akademisi)
- Agus Sumberdana (Pekerja Sosial)
- Wayan Wilyana (Pekerja Pariwisata)
- Anggara Mahendra (Fotografer)
- Cok Sawitri (Budayawan)
- Agung Widiastuti (Yayasan Kalimajari)
- Rudi Waisnawa (Fotografer)
- Kadek Lisa Ismiandewi (Pekerja Sosial)
- Gusti Ayu Komang Sri Mahayuni (Yayasan IDEP)
- Ambarwati Kurnianingsih (Yayasan Wisnu)
- Gayatri (Yayasan LINI)
- AA Gde Ngurah Termana (Pekerja Pariwisata)
- Made Puriati (Yayasan Wisnu)
- Gede Gandhi (Blogger)
- Dwi Yani (Jurnalis)
- Wahyu Budi Nugroho (Sosiolog/Akademisi)
- Nyoman Sukma Arida (Akademisi)
- Ni Made Tisnawati (Akademisi)
- Dicky Hartono (Pekerja Kreatif)
- Fais Abdillah (Pekerja Sosial)
- Novian Hariawan (IKON Bali)
- Putu Candra (Jurnalis)
- Yayuk Fatmawati (Relawan YAKEBA)
- Gde Putra (Penulis, Buruh Migran)
- Adithya Faisal Winoto (Aktivis & Ojek Online)
- Wayan Broklyn (Meteor & Relawan)
- Didi Suprapta (Pekerja Pariwisata)
- Asep Hidayat (Pekerja Sosial)
- Degung Santikarma (Antropolog)
- Sugeng Harjono (Blogger)
- Surya Anaya (Pekerja Sosial)
- Niluh Putu Ary Pertami (Wiraswasta)
- Umbu Remu Samapaty
- Hadhi Kusuma (Videografer)
- Suriadi Darmoko (Walhi Bali)
- Rudolf Dethu (Penulis, Aktivis)
- Adi Mantara (Yakeba)
- Deblag
- Ucok Manggala (Pekerja Sosial)
- IB Gunada (KDS Setiakawan)
- Kenny Lay (Relawan IKON)
- Gede Kartika Budyasa (DKTM Transformer)
- Iman D Nugroho (Jurnalis)
- Ayu Kartika Sari Dewi
- Wayan Artana (Arsitek)
- Asana Viebeke Lengkong
- Rucina Ballinger
- Ayu Weda
- Yangdipertuan Angin Lilush
- Made Yoni
- Suliati Boentaran
- Karina Yang Shanti
- Tini Wahyuni
- Antida Darsana
- Wayan Udiana
- Luh Putu Anggreni
- Putu Parnata
- Vidyawaty
- Hani Duarsa
- Ni Gusti Ayu Sri Utami
- Alma
- Ni Putu Candra Dewi
- Ayu Winastri
Ini antara bisnis wisata yang kehilangan billion dollar dan rakyat kecil yang menderita di sekitar gunung Agung.
Jokowi sudah di Kuta.
Aman dan ramai katanya.
Rakyat kecil yang menderita, yang kehilangan kehidupannya dan kini jadi pengungsi perlu di bantu.
Mesti ada yang berani bersuara buat mereka.