Kurang dari satu jam menyusuri selat antara Bali daratan dan Pulau Serangan.
Sebelum direklamasi pada 1990-an awal, Pulau Serangan di Denpasar Selatan terpisah dari Bali daratan. Ada selat selebar kira-kira 1 km dari daerah hutan bakau di Suwung, Denpasar Selatan ke pulau yang terkenal dengan Pura Sakenan dan penyu ini.
Setelah ada jembatan penghubung, selat antara Bali daratan dan Pulau Serangan itu tak lagi menjadi jalur bagi para pengunjung pulau seluas 491 hektar setelah direklamasi ini.
Namun, kini Anda bisa menikmati romantisme naik jukung di Pulau Serangan seperti sebelum tahun 1990-an. Nelayan setempat menyediakan jukung untuk para pengunjung di pulau ini. Selain untuk mengantarkan para pemancing, jukung ini juga menawarkan jasa untuk berkeliling selat di bagian utara Pulau Serangan.
Tarif keliling naik jukung ini sekitar Rp 150.000 untuk turis lokal. Untuk turis asing, bisa sampai dua kali lipatnya, Rp 300.000. Biaya tersebut untuk satu jukung yang bisa dinaiki 5-6 orang. Jadi, penumpang bisa berbagi total harga tersebut di antara mereka. Harga bisa berkurang tergantung tawar menawar. Lama perjalanan sekitar 45 menit sampai 1 jam.
Belum ada rute perjalanan naik jukung yang tetap. Semua tergantung negoisasi antara pengunjung dengan pemilik jukung. “Kadang hanya ke satu tempat, tapi ada juga yang sampai sisi timur pulau,” kata Nyoman Sastra, salah satu nelayan di Serangan.
Seperti halnya tahun 1980-an, daya tarik utama naik jukung di selat Serangan ini adalah selat itu sendiri. Selat ini menjadi pelabuhan bagi kapal layar, yacht, dan kapal nelayan lokal untuk bersandar. Warna-warni ratusan perahu dan kapal yang bersandar di sini menjadi pemandangan menarik di antara birunya air laut.
Jukung kemudian melaju di antara ratusan perahu tersebut, melewati beberapa tempat pemancingan dengan para pemancing sedang menunggu ikan, keramba pertunjukan lumba-lumba maupun hiu, juga beberapa kapal yang karam di sana.
Hutan bakau di sisi utara yang menghijau juga menarik untuk dinikmati. Begitu pula dengan Pura Sakenan di ujung utara Pulau Serangan yang hingga saat ini dikunjungi ribuan umat Hindu Bali terutama saat Hari Raya Kuningan.
Bagian paling mendebarkan ketika jukung ini melewati kuatnya arus di bawah jembatan yang menghubungkan Bali daratan dan Pulau Serangan. Lewat di bawah jembatan ini di antara kuatnya arus benar-benar terasa berbeda setelah selama ini hanya melewati jalan beraspal di atasnya. [b]