Ubud Food Festival mengenyangkan 8000 pencinta kuliner dari 24-26 Juni saat kembalinya festival di tahun keenam meskipun kondisi cuaca menantang.
Tiga hari penuh chef, pencinta makanan, industri dan pakar kuliner berhasil dibuai oleh acara-acara menarik dan luar biasa dari Ubud Food Festival yang telah diselenggarakan 24-26 Juni di Ubud, Bali. Keragaman kuliner Indonesia yang mengagumkan dan masa depan dunia kuliner yang menjanjikan menjadi pusat perhatian tahun ini. Sebuah bukti meningkatnya status kuliner Indonesia yang telah diperjuangkan oleh UFF selama beberapa tahun terakhir.
Di Taman Kuliner, pusat dari acara festival, pengunjung benar-benar dibuai oleh kelezatan berbagai kuliner dengan 80 bisnis kuliner menjajakan makanan dan minuman. Di panggung Teater Kuliner, belasan chef dari berbagai pulau dan mancanegara hadir memamerkan hidangan spesial mereka dan menarik perhatian pengunjung di setiap sesi. Para ikon kuliner seperti Petty Elliott, Lisa Sibagariang dan William Salim tampil memukai pengunjung.
Sedangkan di Masterclass, sesi lokakarya para pencinta kuliner dimanjakan dengan berbagai hidangan klasik seperi Fernando Sindu dengan oncomnya, dan Ayu Gayatari dengan hidangan Bali Utara dengan kelornya. Lalu Andrew Walsh menantang pengunjung dengan teknik istimewanya merebus salmon dan melapisi dengan kemahirannya.
Sementara di Pojok Food for Thought, diskusi dibuka oleh tokoh kuliner seperti Wiliiam Wongso, Helianto Hilman dan Ragil Imam Wibowo berbagai tentang makanan memori masa kecil yang merefleksikan kecintaan mereka memasak sejak kecil. Diskusi mengenai perikanan dan pertanian berkelanjutan, pejuang lingkungan Bali, dan cerita-cerita tentang kuliner lainnya yang membahas tema festival. Pengunjung juga bertemu dengan pahlawan lingkungan seperti Made Janur Yasa dan AA Gede Agung Wedhatama bersama lainnya.
Program Pemutaran Film festival ini menghadirkan serangkaian film dokumenter yang menyoroti dan merayakan sejarah kuliner Indonesia yang unik. Pencinta kuliner mengalami perjalanan budaya yang beragam tanpa harus meninggalkan tempat duduk mereka, mulai dari ‘Arak Made in Bali’ dari Now Bali!, hingga seri Vision+ ‘Once Upon a Time in Chinatown’ dan perayaannya yang menghangatkan hati dari pecinan di Jakarta dan restoran ikonik yang dikelola keluarga, hingga dokumentasi yang kaya akan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam ‘Alam Takambang Jadi Guru’ dan sesi diskusi yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Menjalin hubungan baru antara chef lokal hingga luar Asia Tenggara, Special Event UFF menampilkan kolaborasi dinamis di beberapa restoran terkenal di Ubud. Di Donna Ubud berkumpul bersama Chefs Amy Baard, Melissa Palinkas, dan Filipino Liquid Maestro Kalel Demetri untuk menyajikan menu cocktail dan hidangan yang luar biasa. Chef Andrew Walsh bersama Chef Nic Vanderbeeken, Maxie Millian, dan Dayu Chintya menyajikan hidangan makan malam mewah yang tidak terlupakan dalam kolaborasi restoran Apéritif x Cure. Menghadirkan pula kolaborasi eksklusif dengan Plataran Ubud Hotel & Spa di mana Chef Petty Elliott memimpin sebuah perayaan akbar hidangan tradisional Indonesia yang dikumpulkan dari relief Borobudur, Labuan Bajo, Sulawesi dan Manado.
“Tanggapan dari pengunjung festival, sponsor, dan relawan sangat positif, dengan banyaknya pencinta kuliner yang berbagi kegembiraan karena dapat berkumpul kembali untuk berpesta,” kata pendiri dan direktur Janet DeNeefe. “Ini menunjukkan perlunya acara semacam ini, di mana orang-orang dari semua lapisan masyarakat berkumpul kembali dan merayakan apa yang membuat Ubud menjadi tempat yang istimewa dan tujuan bagi pencinta kuliner di Indonesia.”