Tanggal 22 September ditetapkan sebagai hari bebas mobil. Di beberapa kota dunia, hari itu diwarnai dengan penutupan jalan untuk kendaraan bermotor. Hari bebas mobil ini mulai diperingati tahun 2000. Apa yang melatarbelakangi gagasan hari bebas mobil/kendaraan bermotor?
Ada hal yang menarik dari bagian kota kota dunia yang dijadikan foto dalam kartu pos. Salah satunya adalah bangunan bersejarah dengan jalan yang tidak dilalui kendaraan bermotor melainkan pejalan kaki dan sepeda dayung. Hal yang diaggap umum pada masanya dijadikan simbol keindahan yang langka.
Sedangkan distrik kota dengan jalanan beraspal yang diidolakan sebagai simbol pembangunan nilai keindahannya rendah karena bangunan hanya mementingkan fungsi tanpa ornamen dan kendaraan bermotor yang pakir di badan jalan bahkan bangunan berada di bawah jalan layang.
Jalan layang yang melilit kota-kota di Jawa dan minimnya ruang hijau adalah bukti aspek estetika kota diabaikan. Bali berkat adat yang masih dipertahankan, mencegah timbulnya jalan layang.
Kendaraan bermotor diklaim memudahkan manusia untuk bergerak cepat dari satu lokasi ke lokasi lain. Seringkali barang itu jadi simbol status seseorang di masyarakat. Dalam konteks di Indonesia termasuk Bali, saya melihat dan merasakan lima efek samping dari maraknya penggunaan kendaraan pribadi. Kebisingan, polusi udara, kemacetan, kecelakaan, dan menyusutnya ruang hijau untuk parkir kendaraan dan pembangunan jalan beraspal.
Suara kendaraan bermotor yang setiap saat melintas di depan rumah siang malam setiap hari mempengaruhi kesehatan seseorang. Lima efek samping dari kendaraan bermotor menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan fisik dan psikologis manusia. Stress akibat polusi suara, gas beracun dari knalpot, dan waktu yang terbuang karena terhambat sampai tujuan.
Akibat kemacetan yang seharusnya dicapai dalam waktu 30 menit menjadi dua kali lipat atau bahkan lebih lama bila terjadi kecelakaan, dan udara yang gerah karena kurangnya tanaman penyerap gas rumah kaca juga berdampak ke mental.
Stress menurunkan daya pikir bahkan ketahanan fisik yang membuat seseorang lebih rentan terserang penyakit. Seseorang yang stres mudah berprasangka hingga tersulut kemarahan yang membuat hubungan sosialnya memburuk. Banyak orang terkena darah tinggi, stroke (pecahnya pembuluh darah) hingga penyakit jantung karena ini.
Gas beracun sisa pembuangan yang dihirup turut menjadi faktor timbulnya sakit pada sistem organ pernafasan. Gas karbon monoksida paling akrab pada kita karena terlihat jelas dari asap. Gas lain yang muncul adalah Nitrogen Oksida saat bensin dibakar menimbulkan reaksi antara oksigen dan nitrogen. Kanker pada paru-paru dan tenggorokan yang sering kita dengar dapat jadi pertimbangan untuk memperhatikan secara serius kualitas udara perkotaan dan sub perkotaan.
Orang yang beraktivitas di luar ruangan lebih rentan terkena penyakit sistem pernafasan karena langsung terpapar partikel beracun yang beterbangan di udara dari gas buangan mobil dan motor. Anak anak dan manula paling rentan dengan hal ini. Polusi udara dari kendaraan bermotor berperan dalam pemasanan global.
Tersendatnya lalu lintas akibat penumpukan kendaraan seperti aliran darah yang tidak mengalir lancar akibat banyaknya lemak jenuh dalam pembuluh darah. Akan terasa tidak enak jika darah mengalir seperti itu. Kemacetan mengurangi produktivitas kerja, potensi daya pikiran dan fisik manusia.
Makin sedikit waktu untuk interaksi dengan anggota keluarga di dalam rumah apalagi dengan tetangganya. Kemacetan membuat kota jadi kurang layak dihuni untuk kesehatan jiwa dan raga. Coba pikirkan, jika waktu tempuh ke tempat publik yang jaraknya sejauh 12 km dari rumah sering membutuhkan waktu 1 jam atau lebih karena menunggu giliran kendaraan lewat padahal orang itu mengendarai mobilnya sendiri. Dia harus mengeluarkan biaya bensin, oli dan aki lebih banyak karena mesin kendaraannya hidup selama 1 jam dibandingkan bila mesin mobilnya bekerja 30 menit. Ruang publik jadi kurang diminati.
Semakin banyak kendaraan bermotor semakin rentan kecelakaan. Kota yang dibangun untuk kendaraan pribadi tidak manusiawi karena meminggirkan anak-anak dan manula. Dua kelompok ini tidak mendapat kemudahan akses yang sama pada ruang publik dibandingkan dengan orang orang dewasa.
Manula yang sudah tidak mampu mengendarai kendaraan tapi masih dapat berjalan kaki atau memanfaatkan kursi roda elektrik sulit bepergian sendiri keluar rumah saat harus membeli kebutuhan sehari-hari. Jika ingin ke museum, galeri seni, dan taman baca umum harus menunggu orang dewasa mengantarkannya. Ini mengurangi kemandirian anak-anak dan manula dan menambah kerepotan orang dewasa.
Ruang hijau terus dikikis untuk kendaraan bermotor. Ruang hijau memiliki lima potensi yang berharga. Pertama sebagai penyedia udara segar dan penyerap polusi udara dan bunyi. Kedua, berpotensi sebagai sumber nutrisi dengan menanam tanaman yang dapat dimakan seperti buah, sayur dan umbi yang mudah tumbuh dengan perawatan minim. Kolam luas di taman kota dengan beragam ikan berpotensi menambah protein.
Ketiga, dapat menjadi apotik hidup kota dengan beragam tanaman herbal di situ. Keempat, tanaman yang memancarkan aroma harum seperti bunga melati, sandat dan lain lain dapat dijadikan minyak atsiri dan hydrosol yaitu air sisa penyulingan bunga berfungsi untuk aromaterapi, bahan kosmetik dan pengharum ruangan yang sehat tanpa zat kimia yang tidak kita ketahui asal usunya seperti pada produk pengharum ruangan yang dijual di swalayan. Kelima, keragaman tanaman tanaman yang dijadikan makanan, obat dan pewangi ditambah kolam ikan berukuran besar yang airnya selalu jernih memancarkan keindahan kota.
Di kolam besar di taman kota seseorang dapat melihat pantulan dengan jelas saat berdiri di depannya seperti melihat cermin. Ditambah aroma wangi dari tanaman sekitar kolam dapat membantu menjernihkan pikiran.
Melihat kota kota sudah menjadi seperti ini, upaya pembatasan kendaraan pribadi perlu dilakukan. Menertibkan kawasan parkir supaya tidak selalu mobil dan motor dapat parkir tepat di depat tempat tujuan saat seseorang ingin mengunjungi suatu tempat yang membuat kemacetan di jalan raya. Sediakan kawasan tempat parkir khusus dan trotoar yang layak pakai.
Misalnya untuk kawasan Seminyak yang rawan macet, mobil dan motor harus parkir di tempat yang telah ditetapkan lalu harus berjalan kaki jika ingin ke restoran atau tempat belanja yang tidak menyediakan halaman parkir. Tarif parkir diterapkan dalam satuan jam sebagai biaya untuk perawatan jalan raya, trotoar dan fasilitas parkir.
Siapkan jalur sepeda yang aman dan nyaman dengan larangan parkir kendaraan bermotor, dagang kaki lima atau tempat kendaraan berjalan sehingga orang mudah melakukan perjalanan yang jaraknya kurang dari 12 km dengan sepeda dayung. Dengan begini, masyarakat menjadi lebih sehat, menekan peningkatan polusi udara dan polusi suara.
Biaya konsumsi BBM, oli dan aki dikurang sehingga orang dapat menggunakan uangnya untuk sesuatu yang lebih bermanfaat daripada itu. Mobil dan motor harus diperiksa kelayakannya secara ketat. Semakin tua usia kendaraan semakin bising dan banyak gas buangan yang dikeluarkan.
Jika kebisingan dan gas buangan melampaui ambang batas, kendaraannya harus diperbaiki atau tidak boleh dipakai di jalan raya. Jalan yang terus dilalui oleh kendaraan lamban laun menurun kualitasnya sehingga perlu perbaikan. Pajak dari kendaraan bermotor harus dinaikkan karena setiap pengguna kendaraan pribadi wajib membayar biaya perbaikan jalan raya. Buatlah kebijakan dimana setiap rumah harus memiliki garasi.
Bagi yang tinggal di apartemen wajib memarkin mobilnya di gedung parkir. Dealer mobil harus memastikan si pembeli mobil memiliki garasi yang cukup sebelum membeli mobil. Ini mencegah mobil yang diparkir menghalangi tetangga yang ingin beraktivitas di luar rumah. Jadi pembatasan kendaraan pribadi amat diperlukan untuk memperkecil efek samping yang ditimbulkan sekaligus membangun kota yang sehat.