Banyak cara menyikapi pandemi Covid19.
Agung Yudha, musisi muda di Denpasar, Bali memilih cara berkarya, menciptakan lagu berjudul REHAT. Tunggalan (single) itu sejalan dengan situasi global yang sedang istirahat akibat pandemi COVID-19 tersebut.
Yudha menciptakan lagu itu ketika banyak orang sedang melakukan kegiatan di rumah masing-masing sebagai bagian dari upaya mencegah penularan COVID-10.
Terciptanya lagu itu, menurut Yudha, terinspirasi dari anjuran pemerintah untuk melakukan physical distancing (jarak fisik) yang membuat semuanya hanya mampu bersosialisasi melalui dunia maya. Beberapa perubahan terjadi secara signifikan.
Penghasilan bagi orang yang bekerja menjadi tak stabil karena roda perekonomian tersendat. Tata cara pendidikan bagi para pelajar yang hanya bisa dimaksimalkan melalui tatap muka jarak jauh.
Bahkan kerinduan keluarga terhadap kampung halaman untuk bertemu sanak saudara dan handai taulan harus terbentur kenyataan, mereka tidak diperbolehkan adanya perjalanan jauh dan berkumpul dalam jumlah orang banyak.
“Warga pun khawatir karena kemampuan wabah Covid19 akan mampu menyebar secara drastis dan bisa meningkatkan angka penderita hingga angka kematian di Indonesia,” kata Yudha. Sebagai warga, Yudha pun melakukan physical distancing.
Dia bahkan mencoba berkarya dari rumah. “Ketika diberikan kesunyian, akan ada hal-hal yang sebelumnya tidak terlintas pada akhirnya masuk menjadi renungan. Layaknya selalu ada hal positif yang terjadi pada setiap peristiwa,” ujarnya.
Yudha menyadari bahwa suasana kota Denpasar menjadi lebih sejuk di pagi hari dan terasa lebih tenang menuju malam hari. Gumpalan asap kendaraan menjadi lebih sedikit karena minim kendaraan melintas.
“Bumi sedang rehat,” katanya.
Suasana itulah yang membuatnya menulis rangkaian kata yang kelak akan menjadi lirik dari single perdananya, REHAT.
Menggunakan alat seadanya yang ada di rumah, selama 11 hari pengerjaan materi musik dan lirik, single Rehat pun disebarluaskan pada 1 April 2020. Rehat, menurutnya, adalah sebuah refleksi kita sebagai manusia kepada Bumi tempat kita hidup. Dari awal peradaban manusia berkembang hingga saat ini kita menghadapi wabah.
Itu benar adanya.
Namun, pada akhirnya, hal-hal yang kita lakukan sekarang untuk bisa bertahan hidup juga memberikan kesempatan bagi Bumi untuk bernapas. Selain itu, saat ini kita melihat semua manusia di seluruh dunia bahu membahu dalam menghadapi krisis. Kita juga lebih peduli dengan kesehatan.
“Dengan membatasi diri keluar rumah, polusi menurun dan kualitas udara juga membaik,” tuturnya.
Hal menarik dari pembuatan single Rehat ini adalah kolaborasi mode work from home (WFH). Agung Yudha yang juga vokalis band MR HIT, pada akhirnya menggunakan nama Bligungyudha, sesuai nama media sosialnya dan mengajak beberapa orang untuk ikut berperan dalam Single Rehat.
Mode paduan suara dalam reff Rehat dikirimkan masing-masing oleh Dewa Aditya, Wida Yuniati, Wayan Rya, Leo Ibel, Wiramartha dan Anik Widi melalui rekaman suara di ponsel masing-masing dan dikirimkan via WA dan email.
Untuk Artwork, Bligungyudha juga menggandeng secara physical distancing Adit Onox untuk goresan penanya dan Oka Rama sebagai background lukisannya. Semua dikirimkan melalui foto ponsel.
Single perdana Bligungyudha dengan judul Rehat dapat diintip dengar di beberapa platform musik online. Spotify, Itunes, Apple Music, Deezer maupun Youtube Music secara gratis. Untuk penggalan liriknya dapat dilihat di Instagram.com/bligungyudha.
“Rehat adalah kita dan bumi saat ini. Semoga Pandemi ini cepat berakhir dan kita semua akan kembali sehat,” tutupnya. [b]
Lirik REHAT
Cipt: Bligungyudha
Kisah 100 tahun terulang
Bagi yang terus berkembang
Tentang kehidupan yang masif
Dengan manusianya yang naif
Lahir besar di dunia
Bagian kecil dari semesta
Merasa raksasa antar sesama
Peradaban tercipta dengan gembira
Kuasa berpindah pada wacana
Raja dan ratu di singgasana
Rakyat ada dan berdaya
Meluaskan dinasti lewati belantara
Kelahiran melonjak
Bumi mengingatkan dengan layak
Namun manusia berevolusi
Darah raja ratu kuatkan transisi
Kisah 100 tahun terulang
Bagi yang terus berkembang
Tentang kehidupan yang masif
Dengan manusianya yang naif
Raja ratu hidup di mana mana
Ego turut serta dibawa jua
Kendali kuasa kendali populasi
Ingin hidup? Dapatkan serum terkini
Zaman perang telah beralih
Bukan dengan senjata yang terlihat sahih
Kita kini masih berperang
Dengan diri sendiri yang kian berang
Suatu hari terdengar suara
Keanehan ganas menggema
Antisipasi yang menggelora
Keputusan mengunci diri membahana
Keramaian dibatalkan
Para pemimpin mencari kesepakatan
Rapat di dunia maya
Penentuan nasib rakyat jelata
Puja bakti dalam hati
Rangkai harap dalam diri yang menyepi
Peradaban yang beristirahat
Manusia yang mencoba bersahabat
Kapankah kita akan kembali sehat
Atau bumi diberi kesempatan rehat