Reforestasi bentang alam Bali sangat mendesak dilakukan.
Kamis kemarin (23 November 2017), Conservation International (CI) Indonesia dan Nissan Global mengukuhkan kerja sama jangka panjang program reforestasi bentang alam Gunung Agung, Bali.
Program ini merupakan bagian integral dari program CI di Bali yang memfokuskan pelestarian alam secara “Nyegara Gunung” (ridge to reef conservation). Program sudah dimulai dengan pembangunan jejaring kawasan konservasi laut seluruh Bali sejak 10 tahun terakhir.
Reforestasi bertujuan memperbaiki dan menjaga kelestarian ekosistem darat yang penting bagi masyarakat serta kelestarian ekosistem pesisir di Kawasan Konservasi Perairan Karangasem, termasuk menjaga kelestarian salah satu situs tujuan pariwisata di Desa Tulamben: Kapal Karam USAT Liberty Wreck.
Program konservasi Nyegara Gunung adalah penerjemahan filosofi masyarakat Bali dalam melestarikan alam dan budaya, yang pada hakekatnya mencerminkan model tata kelola darat dan laut pulau Bali yang terintegrasi.
Pulau Bali dikelilingi laut dan memiliki hutan seluas 130.686,01 hektar (BPS, 2017). Sekitar 12,5 persen (16.323.68 hektar) luas lahan kritis di Bali pada tahun 2013 (BPDASHL Unda Anyar, 2017) yang berada dalam kawasan hutan sangat membutuhkan pendekatan hulu ke hilir dalam memelihara kelestarian alam, dan sekalian mendukung kehidupan masyarakat lokal.
Pelaksanaan program saat ini berfokus di Kabupaten Karangasem di mana bentang alam gunung dan laut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dan berharap diperluas ke seluruh Bali.
Vice President CI Indonesia, Ketut Sarjana Putra menyampaikan bahwa reforestasi bentang alam Bali sangat mendesak dilakukan untuk mengurangi dampak sedimentasi yang lebih parah terhadap ekosistem terumbu karang, aset pariwisata Bali, serta menjaga ketersediaan air pulau Bali.
Sebagai satu ekosistem pulau kecil, Bali memerlukan pendekatan pengelolaan pembangunan yang memperhatikan keterhubungan ekologi darat-laut. Bali membutuhkan hutan yang lestari untuk menjamin laut yang sehat dan produktif.
“Sebagai tujuan pariwisata internasional, alam dan budaya Bali merupakan dua aset penting yang perlu dilestarikan,” kata Ketut.
Ketut mengatakan melalui inisiatif reforestasi bentang alam ini CI mengajak sektor swasta untuk berinvestasi merestorasi alam sebagai aset pariwisata di Bali, yang pada akhirnya akan memberi nilai tambah bagi Bali itu sendiri.
“Kami harapkan program reforestasi ini menjadi pendekatan kelola ekosistem darat yang melengkapi dukungan inisiatif pembentukan jejaring KKP Bali sebagai dasar pengelolaan ekosistem laut,” Ketut menjelaskan.
Penyeimbangan Kelestarian
Selanjutnya beliau menjelaskan konsep one island management yang menekankan pada penyeimbangan kelestarian sumber daya laut dan darat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam upaya konservasi perairan, pembentukan kawasan konservasi perairan mendapat sambutan penuh dari Pemerintah dengan pencadangan 3 KKP di Kabupaten Jembrana, Buleleng dan Karangasem dengan total luas 23.429,66 hektar.
Khusus KKP Nusa Penida, telah mendapatkan penetapan Menteri (Surat Keputusan Kementerian Kelautan dan Perikanan No. 24 tahun 2014) dengan luas area 20.057,2 hektar.
Selama lima dekade turisme telah menjadi salah satu sumber ekonomi utama Provinsi Bali yang memiliki potensi pariwisata yang sangat tinggi. Namun, potensi ini tidak diimbangi dengan kondisi lingkungan yang kondusif. Sampai saat ini permasalahan sampah, kekurangan air, dan perubahan fungsi lahan menjadi masalah lingkungan yang perlu diatasi segera untuk kelestarian wilayah ini.
Dalam upaya mengatasi kompleksitas tersebut, CI Indonesia melaksanakan inisiatif program konservasi lingkungan dengan fokus program reforestasi melalui pendanaan Nissan Global di lokasi seluas 100 hektar meliputi kawasan hutan lindung dan lahan masyarakat di Tulamben serta Desa Dukuh yang merupakan wilayah cukup penting karena merupakan wilayah tangkapan air. Nissan juga memberikan satu unit mobil project untuk menunjang kegiatan reforestasi di Bali.
Eiichi Koito, President Director Nissan Motor Indonesia menyatakan kita selalu bertanya, bagaimana cara membantu membangun masa depan yang cerah untuk lingkungan yang kita tinggali. “Hari ini, kita sadar akan komitmen kita dengan mendukung Conservation International Indonesia sebagai mitra Nissan Global, melalui donasi mobil Navara, untuk memelihara dan melestarikan kawasan Gunung Agung yang merupakan kawasan penting penyediaan air bersih untuk banyak area di Bali,” ucap Koito.
Dalam memastikan tercapainya tujuan program, kerja sama dari awal dibangun dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dan kelompok Tani. “Dukungan dari semua pihak sangat penting dalam membantu kelompok masyarakat untuk mengelola lahan kritis di Desa Dukuh agar hutan lestari,” ungkap I Nengah Arka Ketua Kelompok Tani Hutan Legundi Lestari Indah.
Dampak Ekologi
Program reforestasi di kawasan hulu Desa Dukuh dan Tulamben, selain meningkatkan ekonomi masyarakat juga memberi dampak positif secara ekologi. “Kegiatan kami sekaligus menjaga DAS (Daerah Aliran Sungai) di Desa Dukuh dan Tulamben dalam menurunkan run-off yang membawa sedimentasi lumpur dari daerah hulu ke laut (red – KKP Tulamben),” ujar I Made Iwan Dewantama, Bali Program Manager, CI Indonesia.
Baik CI Indonesia maupun Nissan Global memegang prinsip bahwa konservasi yang berhasil adalah yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka pendekatan yang holistik, salah satunya melalui budaya lokal, adalah aset ekonomi yang memiliki peranan penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, Suyatno Sukandar, Direktur Kawasan Konservasi, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan apresiasi atas inisiatif reforestasi hutan di bentang alam Gunung Agung, sebagai sistem penopang kehidupan yang perlu dilestarikan dan dikelola secara berwawasan lingkungan dan seimbang antara konservasi dan ekonomi.
Beliau mengapresiasi aktivitas perhutanan sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, serta mengapresiasi atas model kelola darat-laut terintegrasi pada program CI Indonesia di Bali.
“Wawasan lingkungan atas keterkaitan ekologi darat-laut perlu menjadi perhatian semua pihak dalam tata kelola pembangunan,” kata Sukandar.
Sukandar juga mengajak CI, Nissan, dan mitra serta swasta lainnya terlibat dalam kegiatan Pemulihan Ekosistem Kawasan Konservasi di seluruh Indonesia untuk memenuhi target pemulihan ekosistem kawasan konservasi yang tercantum di dalam Renstra Ditjen KSDAE, seluas 100.000 ha sampai 2019. [b]