Dua komunitas merayakan Hari Anak Nasional 2017 (HAN) dengan cara berbeda.
Komunitas pertama Rotaract Club of Bali Taman yang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan mengunjungi rumah singgah SOS Children’s Village di Tabanan, Bali pada Sabtu (29/7). Adapun KSE Regional Bali dengan kampanye perlindungan anak dari kekerasan seksual.
SOS Childrens’s Village Bali atau lebih dikenal dengan Rumah Singgah SOS Bantas merupakan rumah singgah untuk menampung anak-anak dari keluarga yang kurang mampu bahkan ada yang sudah tidak memiliki orang tua. Rumah singgah SOS Bantas terletak di Banjar Bunur Puhun, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan.
Rumah Singgah SOS Bantas berdiri di atas lahan berukuran 18 hektar yang terdiri dari 12 rumah. Masing-masing rumah singgah memiliki satu ibu asuh yang bertugas merawat anak-anak di sana. Tidak hanya anak-anak, remaja pun ada yang tinggal dan diberikan kursus ketrampilan.
Saat berkunjung ke Rumah Singgah SOS Bantas, Komunitas Rotaract Club of Bali Taman membawa ratusan buku bacaan berupa buku pendidikan dan pengetahuan untuk dibaca di sana.
Respon anak-anak di SOS Bantas sangat luar biasa. Begitu anggota komunitas ini tiba di sana, mereka langsung menyambut dengan wajah-wajah ceria. Komunitas Rotaract Club of Bali Taman juga mengajak anak-anak yang tinggal di rumah singgah SOS Bantas bermain dan bernyanyi bersama.
Ketua kegiatan Della Windy mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu program kerja Komunitas Rotaract Bali Taman yakni Mobile Library. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap dua minggu sekali.
Tujuannya selain merayakan hari anak nasional 2017 juga untuk meningkatkan minat baca anak-anak usia sekolah.
“Mudah-mudahan kegiatan mobile library yang kami adakan bisa bermanfaat bagi adik-adik di rumah Singgah SOS Bantas dan menciptakan budaya membaca buku sejak dini,” ungkapnya.
Komunitas Rotaract Club of Bali Taman sendiri merupakan organisasi kepemudaan berskala internasional yang berfokus pada kegiatan leadership, community service, dan professional development. Saat ini komunitas ini telah memiliki ribuan anggota di seluruh dunia dengan program-program bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Komunitas Rotaract Club Bali Taman saat ini memiliki 20 anggota aktif yang rata-rata berprofesi sebagai pelajar, dokter, psikolog, bankers, dan wiraswasta. Selain mobile library ke rumah singgah SOS Bantas, Rotaract Club of Bali Taman di bulan selanjutnya akan melakukan kegiatan kolaborasi dengan Rotary Club Bali Taman yaitu program Pap smear gratis bagi kaum wanita.
Rencananya pap smear akan dilakukan di Balai Banjar Desa terpilih dengan mengundang pakar-pakar dokter yang ahli dibidang penanganan kanker serviks.
Untuk bergabung dengan Komunitas Rotaract Club Bali Taman bisa dengan mengikuti rapat dua mingguan yang diadakan di Café 90s.
Cegah Kekerasan Seksual
Komunitas lain yang merayakan Hari Anak Nasional 2017 adalah Alumni Beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) Regional Bali. Komunitas ini mengadakan kegiatan Lentera Aksi Menginspirasi bertema “Aku dan Diriku Berharga Proteksi Dini Anak Pada Kekerasan Seksual”.
Latar belakang kegiatan hari anak nasional 2017 ini karena banyaknya kekerasan seksual menyasar anak-anak usia sekolah. Kebanyakan anak-anak yang mengalami pelecehan seksual tidak berani bercerita kepada orang tua mereka karena takut bahkan malu.
Berangkat dari maraknya isu kekerasan seksual yang menimpa anak-anak, KSE mengadakan kegiatan pada Minggu (30/7) di Rumah Budaya Penggak Men Mersi Jalan Hayam Wuruk No 169 Denpasar.
Kegiatan ini mengundang siswa-siswi dan para orang tua dari Sekolah TK Srikandi Denpasar Timur.
Panitia mengusung konsep bermain, bercerita, dan bergembira. Di awal kegiatan siswa dan siswi TK Srikandi diajak bernyanyi dan bermain bersama. Para orang tua yang mengantar anak-anak mereka juga diajak bermain. Alhasil suasana kegiatan sosialisasi yang berlangsung sederhana menjadi semakin ramai.
Ada juga kegiatan menggambar dan mendongeng yang dipandu oleh Winda Yuliartini dalam kegiatan sosialisasi. Gambar-gambar yang diwarnai para siswa-siswi TK Srikandi diselipi pesan-pesan untuk berhati-hati terhadap orang asing yang tiba-tiba memberikan mereka makanan dan memegang bagian sensitive tubuh mereka.
Para siswa-siswiTK Srikandi juga harus berani mengatakan tidak dan berteriak kepada orang-orang asing yang ingin mencium, memeluk, bahkan menyentuh bagian tubu sensitif mereka.
Pemutaran video Kisah Si Geni dan Si Aksa juga memberikan edukasi kepada para orang tua untuk lebih menyadarkan para orang tua agar lebih sadar bahwa bahaya kekerasan seksual pada anak ada disekitar mereka.
Dalam video berdurasi 4 menit ini yang tersajikan dengan unik ini mengajak para anak-anak untuk tidak mudah percaya dengan orang-orang asing yang mengiming-imingi dengan makanan atau hadiah dan berupaya melecehkan anak-anak mereka.
Orang tua harus bisa menjadi teman sehingga bila anak mereka menjadi korban pelecehan seksual, anak mereka berani bercerita dan tidak takut ataupun malu.
Koordinator KSE Regional Bali yakni Aditya Pratama mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi pencegahan kekerasan seksual pada anak merupakan kegiatan perdana dari KSE Regional Bali. Adit berharap melalui kegiatan perdana ini bisa menjadi langkah preventif untuk pencegahan kekerasan seksual.
“Melalui kegiatan ini saya berharap kekerasan seksual terhadap anak dapat dicegah sehingga angka kekerasan seksual terhadap anak bisa turun,” ungkapnya.
Para anak-anak TK Srikandi Denpasar Timur sebelum acara berakhir juga mendapatkan bingkisan berupa buku tulis, paket crayon warna, dan hasil karya gambar yang mereka telah warnai.
Anak-anak dan para pantia dari KSE Regional Bali pun menyanyikan lagu sayonara ketika akan berpamitan pergi. [b]