Puskesmas berperan penting dalam JKN.
Dia salah satu pintu utama dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), menjadi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam strata layanan JKN yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
Puskesmas juga menjadi tempat mengadu masalah JKN oleh para peserta JKN. Padahal Puskesmas juga masih memiliki banyak hambatan dalam pelayanan JKN sendiri.
Awal Agustus lalu saat follow up program Awasi Jaminan Kesehatan Nasional (AJAKAN) di Puskesmas II Denpasar Timur, Kepala Puskesmas dr. Buda Wesnawa menyoroti beberapa hal yang menjadi hambatan dalam pelayanan JKN di FKTP.
Pertama mengenai integrasi Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) ke dalam JKN. Belum adanya keputusan pasti mengenai ini membuat Puskesmas menjadi sasaran keluhan warga. Sementara itu Puskesmas juga kekurangan sumber daya manusia untuk melayani pasien JKN.
Menurut Buda Wesnawa layanan FKTP tidak disediakan petugas khusus JKN seperti di layanan rujukan seperti rumah sakit. Selama ini Puskesmas hanya menjadi perantara keluhan tentang JKN dari peserta ke penyelenggara JKN ini.
“Yang bisa dilakukan Puskesmas sebagai FKTP hanya terus meningkatkan pelayanan, karena merupakan pintu pertama pelayanan dalam JKN,” kata Buda Wesnawa.
Puskesmas Dentim II terlihat menunjukkan keterbukaan informasi publik dengan menempel plafon anggaran dan detail penggunaannya di papan informasi, berlokasi di lantai II gedung. Alur dan penataan pengunjung juga ditata untuk memudahkan pelayanan.
Banyaknya keluhan dari masyarakat ini bersumber dari kurangnya sosialisasi yang diterima secara merata. Keluhan masyarakat ini menjadi tugas baru juga bagi layanan primer.
Oleh karena itu dalam upaya program AJAKAN dr. Buda Wesnawa memberikan masukan untuk membuat media komunikasi, informasi, dan edukasi karena promosi JKN untuk masyarakat masih kurang. “Selain itu juga perlu sistem yang mudah direspon,” ujarnya.
Inisiatif Puskesmas
Di Denpasar saat ini ada layanan khusus lansia di layanan kesehatan. Para lansia yang akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya didata untuk didaftarkan online. Pasien tinggal menunggu jadwal periksa dari rumah.
Menurut dr. Buda Wesnawa, ide yang dilontarkan oleh Walikota Denpasar ini dilakukan setelah melakukan studi banding di kota Surabaya.
Buda Wesnawa berujar ingin mengembangkan hal semacam ini di Puskesmas yang dipimpinnya. Menurutnya pelayanan yang semacam ini akan lebih efektif untuk pasien.
“Hanya saja biaya pembuatan sistem dan kendala pasien yang belum terbiasa menggunakan sistem online,” lanjutnya.
Banyak yang ingin dilakukan oleh Puskesmas sebagai FKTP untuk memaksimalkan layanan JKN ini. Sebagai contoh misalnya saat tindak lanjut terkait program di Puskesmas IV Denpasar Selatan, mereka memiliki ide ingin membuat sms blast.
Kepala Puskesmas Densel dr. AA Ayu Dewi Anjani ingin mengirim pesan elektronik berupa promosi kesehatan kepada pasien JKN yang terdaftar di layanan Puskesmas mereka.
Luh De Suriyani dari Sloka Institute yang bertemu dengan para jajaran pimpinan Puskesmas ini berharap apapun yang menjadi inisiatif layanan tingkat pertama ini perlu terus didorong. Dia juga menyarankan kepada para pimpinan fasilitas kesehatan (faskes) untuk menggunakan mekanisme AJAKAN semaksimal mungkin dalam mewujudkan inisiatif-inisiatif pelayan kesehatan ini. [b]